Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Orang-orang di Kebun Sawit (40)

12 September 2017   21:22 Diperbarui: 12 September 2017   21:23 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fhoto/Adin Umar Lubis

Sebelumnya baca disini : http://www.kompasiana.com/wisnuandangjaya

Sementara para mandor lapangan juga merasakan hal yang sama. Pada satu sisi pengawasan kerja para kuli ada dipundak mereka. Akan tetapi jika para kuli ditekan, maka mereka akan berhadapan dengan ketua ketua partai, karena para mandor ini ada juga yang menjadi anggota PKI dan Partai Partai  lainnya.

Isi pidato Mustopo yang disampaikannya dihadapan para kuli telah membuat mata para kuli terbuka, mereka kini tidak merasa takut lagi terhadap para mandor dan petinggi perkebunan.

Para kuli itu bagaikan baru bangkit dari dalam lupur yang berabad abad lamanya tertanam. Kini bagaikan air bah yang tidak terbendung para kuli sudah berani untuk menegakkan kepalanya diahadapan para mandor dan petinggi perkebunan, sehingga membuat para mandor lapangan yang memiliki tanggungjawab terhadap para kuli menjadi kehilangan akal untuk menekan para kuli dengan semena mena.

" Sampean juga harus turut bertanggungjawab dengan situasi yang terjadi sekarang ini. Sampean adalah mandor besar diperkebunan ini. Dimana letak tanggung jawab sampean selaku mandor besar diperkebunan ini ". Mandor Sarmin menunjuk kearah mandor besar Bambang yang duduk didepan para mandor lapangan

" Saya memang tidak melepas tanggungjawab yang terjadi diperkebunan ini., tapi tanggungjawab utama terhadap para kuli adalah dipundak para mandor lapangan. Jika sampean tidak mampu untuk menjalankan tugas sampean sebagai mandor lapangan, katakan saja, saya akan mengganti sampean dengan yang lain. Masih banyak orang orang yang mau diangkat menjadi mandor lapangan untuk menggantikan sampean ".

Benih benih perseteruan diantara keduanya, kini kembali muncul, sesama pengurus PKI diperkebunan mandor Sarmin berani untuk menantang mandor besar Bambang. Begitu juga dengan mandor besar Bambang dia juga tidak merasa gentar untuk melawan mandor Sarmin.

" Sampean jika memang tidak punya nyali untuk menekan para kuli, sebaiknya sampean mundur saja dari jabatan mandor besar. Saya sanggup untuk menggantikan sampean ", kata kata yang diucapkan oleh mandor Sarmin membuat wajah mandor beasar bambang memerah saga.

Mandor mandor lapangan yang lain yang berada diruangan itu, mereka hanya diam, mereka mendengarkan pertengkaran antara mandor besar Bambang dengan mandor lapangan Sarmin.

Benih benih perseteruan diantara kedua mandor ini adalah kehendak Nafisah. Dengan meriahnya gaung dari partai partai yang memasuki perkebunan, sedikitpun membuat Nafisah tidak tertarik. Karena dia sendiri tidak mengerti tentang partai partai itu. Berbeda dengan Hartini, Parni dan Sutinah, mereka kini aktif dalam kegiatan partai. Ketiganya masuk kedalam wadah Gerwani enderbaunya PKI.

" Baik kalau itu yang sampean harapkan, saya akan melakukan penekanan terhadap para kuli, tapi perlu sampean ingat, saya juga akan melakukan pengawasan yang ketat terhadap para mandor lapangan, tampa terkecuali termasuk terhadap sampean " , tanpa menunggu adanya jawaban dari mandor Sarmin, mandor besar Bambang menutup pertemuan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun