Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Orang-orang di Kebun Sawit (38)

9 September 2017   13:07 Diperbarui: 9 September 2017   13:43 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto/Adin Umar Lubis.

Sebelumnya baca disini  

Tuan asisten meninggalkan mandor besar bambang sendirian didalam kamar kerjanya, lama mandor besar Bambang untuk mencerna apa yang dikatakan oleh tuan Asisten. Mandor besar bambang menyadari segala tindakan yang dilakukannya kepada para kuli kuli perempuan dan anak anak perempuan mereka. Sudah berapa banyak isteri ieteri para kuli dan anak anak perawan para kuli yang ditidurinya. Satu kalipun tuan asisten tidak menegurnya. Karena semua itu tidak ada sangkut paut dengan pekerjaan para kuli.

Bahkan para kuli bangga jika isteri dan anak mereka ditiduri oleh para petinggi perkebunan. Jika ada para petinggi perkebunan yang meniduri isteri isteri dan anak anak perawan mereka, itu menandakan bahwa isteri dan anak anak perawan mereka cukup menarik sebagai wanita. Para suami dan ayah dari perempuan perempuan yang ditiduri oleh para petinggi perkebunan, akan membusungkan dada, bahwa keluarganya adalah keluarga yang terhormat dimata para kuli yang isteri dan anaknya tidak pernah ditiduri oleh para petinggi perkebunan.

Hal ini sudah terjadi berabad abad lamanya. Ketika tuan tuan perkebunan berkebangsaan Eropa menjadi pemilik perkebunan di Hindia Belanda, mereka banyak yang mengambil perempuan perempuan pribumi untuk dijadikan nyai dalam kehidupannya, dan juga para mandor mandornya yang berasal dari pribumi juga tidak mau kalah untuk mengambil perempuan perempuan sebangsanya untuk dijadikan gundiknya, bukan isterinya. Akan tetapi jarang terlihat, orang orang pribumi memiliki isteri atau gundik dari bangsa Erofa, kalaupun ada, bukan dari bangsa Eropa tapi dari bangsa Cina, yang mereka jadikan isteri atau gundik mereka. Inilah perkebunan, dan begitulah kehidupan didalamnya, turun temurun dari beberapa abad yang lalu.

***

Pergerakan untuk menuju perobahan yang dibawa oleh kader dan tokoh tokoh PKI yang terlatih , bagaikan air bah mengalir memasuki areal perkebunan, Tuan pemilik perkebunan terasa tidak mampu untuk melakukan pembendungannya, karena para petinggi petinggi perkebunan dan para kuli masuk kedalam putaran air bah itu,

Situasi politik didalam negeri semakin memanas, para partai politik yang mempunyai andil untuk menyusun program program pemerintah diparlemen saling tarik menarik, tujuannya jelas bukan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, tapi melainkan untuk kepentingan partai dan golongannya.

Paham-paham komunis yang dibawa oleh kader dan tokoh tokoh PKI, bagaikan mendapat angin ditengah tengah masyarakat. Gaung dari ajaran paham paham komunis itu sampai kepada pelosok pelosok negeri, sasaran mereka adalah para kaum tani dan kuli yang tidak mengerti tentang partai politik. Karena yang paling mudah tersusupi dengan paham paham komunis ini adalah para buruh , petani, nelayan dan para kuli diperkebunan serta rakyat yang kurang puas dengan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah.

Penyebaran paham paham komunis itu sampai juga kedalam perkebunan dimana Nafisah berada. Para kuli yang ada diperkebunan ini hampir setiap hari dikunjungi oleh para kader dan tokoh tokoh politik yang datang dari kota untuk melakukan pengkaderan. Tidak saja PKI yang melakukan pengkaderan terhadap kuli diperkebunan ini, tapi kader dan tokoh tokoh Partai Nasional dan agama juga tidak mau ketinggalan untu merekrut para kuli diperkebunan  menjadi anggota Partai mereka. Kuli kuli diperkebunan inipun menjadi terkotak kotak.

Harga harga pangan dipasaranpun semakin bergejolak, para pedagang yang memiliki modal besar memamfaatkan situasi Negara yang lagi tidak menentu, mereka saling berlomba untuk menaikkan harga harga pangan, kenaikan harga harga pangan itu sampai sampai tidak terkendalikan oleh pemerintah yang sibuk mengurusi partai partai dan organisasi.

" Saudara saudari para kuli, PKI akan memperjuangkan nasib para saudara saudari yang tertidas. Percayalah,  PKI akan membentuk suatu kekuatan dinegeri ini dengan mempersenjatai saudara saudari. PKI akan merobah kehidupan kalian, sebutnn kuli terhadap kalian adalah sebutan tidak mencerminkan kemanusiawian terhadap kalian, sebutan kuli hanya dipergunakan oleh bangsa bangsa colonial, ketika menjajah negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun