Mohon tunggu...
Raden Muhammad Wisnu Permana
Raden Muhammad Wisnu Permana Mohon Tunggu... Lainnya - Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana

Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana. Akun ini dikelola oleh beberapa admin. Silakan follow akun Twitternya di @wisnu93 dan akun Instagramnya di @Rwisnu93

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Membandingkan Lari di Jalan dan Lari di Trek Lari: Mana yang Lebih Baik?

31 Mei 2021   11:26 Diperbarui: 1 Juni 2021   16:16 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lari (Sumber: SHUTTERSTOCK via Kompas.com)

Hal tersebut diakibatkan permukaan aspal di jalanan jauh lebih keras dibandingkan permukaan trek lari yang biasanya berupa tanah liat atau karet. Lari di jalan pun lebih banyak tantangannya dibandingkan lari di trek lari, seperti angkot dan bus kota yang berhenti sembarangan, pedagang kaki lima, hingga kemacetan lalu lintas. 

Bahkan lari di jalan jauh lebih berisiko seperti terserempet kendaraan bermotor hingga kendaraan roda dua yang seringkali memaksakan diri naik ke trotoar saat kita berlari di trotoar. Ngeselin emang sih kalau udah gini, ajak baku hantam aja udah kalau ada yang gini mah!

#3 Motivasi dalam Berlari

Kalau kamu lari di trek lari, kamu akan lebih termotivasi untuk berlari lebih cepat dengan durasi yang lebih lama kamu sering bertemu dengan pelari lainnya. Tidak jarang, pelari yang kamu temui tersebut akan mendahului kamu ketika kamu lagi asyik-asyiknya lari seolah-olah mengatakan, "Lambat banget sih kamu? Aku duluan ya?"

Ketika kamu capek dan memutuskan untuk berhenti berlari, pelari tersebut masih lari seolah-olah mengatakan, "Kok udahan sih larinya? Aku lanjut ya?"

Ini sama persis seperti yang dialami Sam Wilson (Falcon) yang kerap kali didahului Steve Rogers (Captain America) ketika lari pagi dalam film Captain America : The Winder Soldier.

Beda banget dengan lari di jalan. Saya pernah lari sejauh 6 kilometer dari rumah saya di kawasan Dipatiukur Kota Bandung sampai kawasan Alun-Alun Kota Bandung, dan jarang sekali saya temui pelari yang sama-sama lari di jalanan. 

Kalaupun ketemu, biasanya jalur lari kita akan berbeda sehingga tidak ada yang memotivasi kamu buat lari kecuali musik yang terngiang di telinga kamu saja. 

Di lain hari, saya niat lari 10 kilometer, saat baru 5 kilometer, gak sengaja ketemu teman di jalan dan dia malah ngajakin kamu makan di tukang pecel lele kamu lagi lari di depan tukang pecel lele tersebut tersebut. Gagal deh lari jarak jauh. Udah gitu habis lari malah jadi makan junk food deh.

Itulah perbandingan antara lari di pinggir jalan dan lari di trek lari dari pengalaman saya lari selama bertahun-tahun. Dari argumen saya di atas, lari di trek lari memang jauh lebih baik. 

Tapi saat pandemi seperti saat ini, kan ada banyak trek lari yang ditutup oleh Pemerintah setempat biar tidak menimbulkan kerumunan. Jangan dijadikan alasan buat kamu untuk tidak lari ya! Kamu tetap bisa lari dengan aman dan nyaman kok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun