Mohon tunggu...
Raden Muhammad Wisnu Permana
Raden Muhammad Wisnu Permana Mohon Tunggu... Lainnya - Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana

Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana. Akun ini dikelola oleh beberapa admin. Silakan follow akun Twitternya di @wisnu93 dan akun Instagramnya di @Rwisnu93

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Betul-betul Merindukan Momen Buka Bersama

15 Mei 2021   12:03 Diperbarui: 16 Mei 2021   03:57 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buka puasa bersama(SHUTTERSTOCK/Odua Images)

Ramadhan tahun ini telah usai, dan saat ini kita telah memasuki bulan Syawal. Selain momen mudik yang dirindukan seperti saat tidak adanya pandemi, saya betul-betul merindukan momen buka bersama. Buka bersama adalah satu kegiatan masyarakat Indonesia yang biasa dilakukan saat Ramadan. Buka bersama seolah menjadi kegiatan yang rutin dilakukan oleh masyarakat dalam berbagai macam lingkaran sosialnya. 

Mulai dari buka bersama kantor, buka bersama keluarga besar, buka bersama komunitas, hingga buka bersama teman sekolah dan teman kuliah. Buka bersama merupakan kegiatan yang saya tunggu-tunggu setiap bulan Ramadan. Setidaknya, satu tahun sekali, dalam momen buka bersama, saya bisa bertemu dengan teman-teman saya saat sekolah dan kuliah.

Sejak SMA, saya hampir selalu secara sukarela mengajukan diri sebagai panitia buka bersama. Saat itu saya rajin mengirimkan sms satu persatu (saat itu belum ada WhatsApp) pada teman-teman saya untuk mengkonfirmasi apakah bisa mengikuti kegiatan buka bersama yang diadakan pada waktu yang sudah disepakati. 

Tidak hanya itu, saya juga biasanya sekalian melakukan booking tempat kegiatan buka bersama via telepon atau datang langsung ke tempatnya jika sempat. Booking tempat kegiatan buka bersama ini penting untuk dilakukan karena banyak tempat makan yang penuh di bulan Ramadhan untuk kegiatan buka bersama.

Setiap kali memasuki minggu kedua atau ketiga bulan Ramadan, sejumlah grup teman-teman saya saat SMP dan SMA sudah ramai untuk mengadakan buka puasa, apalagi saat sebagian besar dari kami masih berada di bangku kuliah. 

Saat itu, WhatsApp memang sudah ada, tapi sebagian besar mahasiswa masih mengandalkan Line untuk berkomunikasi, jadi kami mengadakan rapat untuk menentukan waktu berbuka puasa sekaligus pemilihan tempatnya di grup Line.

Sepengelaman saya, dari tahun ke tahun jumlah pesertanya semakin berkurang seiring dengan prioritas pekerjaan, pasangan, atau keluarga yang lebih mereka prioritaskan. Ataupun barangkali mereka merasa bahwa kita tidak satu frekuensi lagi dengan teman-teman satu sekolah seiring berjalannya waktu. Dan saya paham akan hal tersebut.

Dari tahun ke tahun, durasi bukber pun berkurang. Saat masih sekolah dan kuliah, bukber bisa sampai pukul 10 malam, bahkan beberapa peserta bisa melanjutkan obrolan sampai subuh di salah satu rumah peserta lainnya atau di tempat bukber tersebut. Sekarang mungkin hanya sampai pukul 8 malam saja, ada yang pulang duluan karena ada yang pekerjaan, maupun sudah ditunggui oleh suami/istri ataupun anaknya.

Dari tahun ke tahun, topik pembicaraan saat bukber pun berubah. Saat masih sekolah dan kuliah, topik pembicaraan saat bukber adalah serba-serbi di sekolah atau kampus, perpolitikan dalam dan luar negeri, hingga diskusi keagamaan dan masalah sosial yang jadi polemik di masyarakat. 

Saat sudah banyak yang bekerja, menikah dan memiliki anak, topik pembicaraannya adalah keluh kesah para pekerja di dunia kerja, bagaimana cara menghadapi calon mertua, bagaimana tips dan trip untuk bayar biaya resepsi pernikahan, dan bagaimana mengurus anak.

Bisa dibilang, saya adalah orang yang sangat antusias dengan berbagai macam bukber yang saya ikuti. Saya hampir selalu datang setengah jam sebelum adzan maghrib, menjadi salah satu orang pertama yang tiba di lokasi buka bersama. Ya gimana lagi, ajang bertemu dengan teman sekolah dan teman kuliah barangkali hanya saat buka bersama saja karena sudah punya kesibukannya masing-masing.

Alasan lainnya adalah, ada begitu banyak kesempatan untuk melakukan kerja sama bisnis dalam ajang bukber ini berdasarkan pengalaman pribadi saya, terutama bukber akbar satu angkatan yang dilakukan oleh teman sekolah atau teman kampus. 

Dalam beberapa kali kesempatan bukber, saya mendapatkan tawaran proyek untuk menulis, proyek fotografi, hingga mendapatkan kesempatan kencan dengan salah satu gadis dari obrolan saat bukber, meskipun kencan tersebut tidak berhasil dengan baik.

Sedihnya, akibat pandemi Covid-19 ini, sudah dua tahun tidak ada bukber sama sekali. Padahal biasanya memasuki minggu kedua dan minggu ketiga Ramadhan, grup WhatsApp saya sudah ribut dalam menentukan tanggal dan tempat untuk melaksanakan buka bersama. 

Kericuhan di dalam grup mencuat karena pada tanggal 1, yang bisa ikut bukber ada 10 peserta, sedangkan apda tanggal 2, yang bisa ikut bukber hanya 6 peserta, dan seterusnya. Tapi sudah dua tahun ini tidak ada kericuhan tersebut. Ya berarti bagus, karena circle pertemanan saya sudah paham dan sadar betul akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan.

Semoga saja, pandemi ini sudah berakhir di Ramadhan berikutnya agar kami semua bisa mengikuti buka bersama meskipun saya yakin peserta yang datang akan semakin sedikit, durasi buka bersama yang semakin sempit, dan juga topik pembicaraan buka bersama yang semakin serius. 

Saya begitu penasaran dengan kabar teman-teman saya yang sudah dua kali Ramadhan tidak saya temui. Tentu saja saya juga melihat perkembangan mereka berdasarkan postingan sosial media mereka dan kerap kali saling berinteraksi di media sosial, tapi kan tidak pernah ada yang bisa mengalahkan interaksi secara nyata kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun