Mohon tunggu...
Wishnu Adhikresna
Wishnu Adhikresna Mohon Tunggu... Konsultan - #Healer #Lightworker

Kopi itu pahit, gula itu manis. Aku jadi creamernya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepulang Gereja

28 September 2018   20:28 Diperbarui: 29 September 2018   00:24 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini aku kedatangan tamu suami istri dari daerah pegunungan. Mereka  membawakan oleh - oleh, madu dan pete. Kebetulan dirumahnya ada peternakan lebah, dan pete juga ada di tegalan mereka. Rumahnya sekitar 40 km dari rumahku, dan dulu harus berjalan kaki bila menuju rumahnya dari jalan rasa desa. Sekarang motor sudah bisa. Seringkali ketika mereka turun ke kota mampir ke rumah, walau hanya sekedar untuk memberikan sayur mayur.

Setiap musim durian kami sekeluarga selalu datang ke rumahnya, kebetulan pamannya punya kebun duren yg terkenal enak. Yaaah niatnya selalu beli, tp kalau kami datang untuk yang makan disana gratis untuk dimakan. Bahkan belum habis durian yg disantap, langsung dibelahkan lagi. Tak lupa, kopi juga harus diminum ketika disana.

Tapi ada satu peristiwa unik, yang membuat kami memiliki hubungan dekat dengan mereka. Kejadiannya sekitar 9 tahun yang lalu. Saat itu bel berbunyi 8 kali, tanda ibadah mau dimulai. Kami masih ada si pelataran gereja bercakap dengan jemaat lainya. Lalu telepon berbunyi.

"Selamat pagi. Mas, Amel penyakitnya lagi datang, susah nafas. Tapi anaknya pengen maen ke rumah mas." seorang wanita berbicara di telepon. Anaknya memang mengalami kebocoran jantung sedari bayi. Saat itu Amel berumur 5 tahun. Dan akupun masih belum pernah ke rumahnya, tapi  langsung kujawab untuk pergi ke rumahnya sesudah pulang gereja.

"Dedek, pulang gereja kita ke Lumbang, ke rumahnya Amel." bisikku ke istri di dalam gereja.

"Ada acara apa ?"

"Si Amel sakit."

Akhirnya sepulang gereja kami ke rumah Amel, di daerah perbukitan di kaki gunung Bromo. Aku berpikir menengok Amel sekalian mau jalan-jalan. Setelah hampir satu jam di perjalanan kami sampai di daerah dekat rumahnya. Keluarganya sudah menunggu di pinggir jalan, suasana seperti habis hujan. Lalu kuparkir mobil di rumah pinggir jalan.

"Mas, lewat sini." kata ayahnya Amel.

"Oke mas."

Lalu kami mengikutinya. Beberapa langkah kami berjalan, kami sejenak berhenti berjalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun