Mohon tunggu...
wiro naibaho
wiro naibaho Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Belajar menulis,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Orangtua adalah "Guru"

8 Mei 2020   10:30 Diperbarui: 8 Mei 2020   10:26 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua mengajari anak di rumah (kompas.com)

Saat ini, solusi belajar yang bisa ditawarkan oleh penyeleggara pendidikan adalah  belajar secara daring (online).  Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, dan kemudahan sistem komunikasi online yang sudah semakin menjamur.

Sistem  belajar dengan mode daring tentu saja kurang efektif jika dibandingkan  dengan sistem belajar di sekolah.  Ada banyak faktor yang tidak mendukung, jika harus menggunakan mode ini.  Sistemnya baru bagi guru juga baru bagi siswa. Yang pada intinya, untuk saat ini, penerapan mode daring ini adalah untuk meminimalisir ketertinggalan belajar siswa. Disisi lain, anak bisa tetap mengisi waktu di rumah dengan hal yang berguna untuk masa depannya.

Untuk menghadapi Libur Corona yang belum bisa dipastikan kapan ujungnya ini, sudah saat kita sebagai orangtua “bangun” dari tidur. Para orangtua yang terhormat, kini sekolah dan anak membutuhkan bantuan bapak/ibu  untuk menjadi seorang “guru”.  Menggantikan peran guru bagi anak. Guru yang bisa mengajari anak di rumah. Guru yang bisa mempelajari, memahami materi pelajaran sekolah lalu mengajarkannya kepada anak.  Mungkin tidak untuk semua  tingkatan siswa atau semua mata pelajaran, tetapi setidaknya ada bagian mata pelajaran sekolah yang bisa dibantu penyampaiannya di rumah.

Sebetulnya, kegiatan mengajar anak di rumah, sudah tidak lagi asing bagi sebagian orangtua yang sudah pernah bahkan sering melakukannya. Peralihan sistem belajar dengan menambah jam belajar di sekolah masih akhir-akhir ini diberlakukan. Artinya, sudah banyak sekolah yang tidak memperbolehkan guru untuk memberikan Pekerjaan Rumah (PR) bagi siswa. Sebelum hal ini diberlakukan, tentu saja banyak orangtua yang membantu anaknya ketika mengerjakan PR.  Perlu ditekankan, orangtua membantu bukan mengerjakan PR anak.

Berdasarkan pengalaman mengajar beberapa tahun  di sekolah, lembaga pendidikan non-formal (bimbingan belajar) hingga  di rumah siswa (private less), berkaitan tentang belajar-mengajar, ada poin yang penting diketahui oleh orangtua atau pihak wali dari anak. Hal ini, disampaikan, kerena banyak orangtua/wali yang tidak mau membantu siswa belajar dirumah. Dengan alasan, sudah lupa atau juga pun malas (merepotkan).

Jika alasannya “malas” karena merepotkan. Sudah, lupakan saja. Karena malas tidak ada obatnya. Hehe.  Tetapi, Jika alasannya lupa. Perlu diketahui bahwa sesungguhnya belajar itu berkaitan dengan tingkat kedewasaan pola pikir.  

Secara umum, orang dewasa akan lebih mudah memahami suatu materi pelajaran sekolah  jika bandingkan dengan mereka yang masih belia (anak-anak). Misalnya saja mata pelajaran di SD dan SMP, konsepnya cenderung sederhana dan masih gampang dipahami oleh orang dewasa pada umumnya. Begitu juga untuk pendidikan anak usia dini.  

Sekali lagi, bantuan kita sebagai orangtua yang diharapkan dalam konteks ini adalah, kerelaan dan kesediaan untuk menyisihkan waktu  mempelajari (lagi) materi pelajaran sekolah sehingga bisa membantu anak belajar dirumah.

Orangtua adalah guru bagi anak.  Orang tua adalah guru bagi yang lebih mudah.  Lembaga pendidikan hanya memiliki peran sekunder dalam mensukseskan pendidikan anak.

Saat ini, peran lambaga pendidikan sedang dalam keterbatasan akibat Pandemi Covid-19. Salah satu pihak yang bisa membantu peran lembaga pendidikan dalam proses pembelajaran  anak di rumah adalah kita (orangtua).  Dengan begitu, di tengah keterbatasan ini mudah-mudahan peran setiap orangtua dapat membantu tercapainya hasil belajar anak seperti yang sudah ditargetkan.  

Semoga Pandemi Covid-19 cepat berlalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun