Menjadikan PBB sebagai agen perdamaian merupakan hal yang normatif bagi penulis untuk merealisasikan bahwa perdamaian masih ada dan patut untuk diindahkan.Â
Akan tetapi, dunia yang kita tinggali sekarang bukanlah sebuah idealisme belaka bahwa dunia hanya hitam & putih, tetapi kompleksitas yang berakar dari banyak manusia yang berinovasi berdasar intuisi mereka masing. Instrumen perang dan instrumen perdamaian memiliki batas tipis 'fine line' dalam manifestasinya, tetapi kita perlu sadar bahwa batas tipis inilah yang membuat tidak pecahnya perang besar yang dapat meluluhlantakkan kerugian global.Â
Alhasil, apabila asumsi paling primitif manusia ialah realisme maka penguatan perbatasan, persenjataan, dan hegemonitas adalah jalan yang tepat untuk mencapai perdamaian, sebagaimana ramalan realisme selama ini bahwa interdependensi kecurigaan merupakan jalan terbaik untuk mencapai perdamaian--the hard way.Â
Eksistensi agen perdamaian yang lain seperti PBB tetap dapat berperan menjadi penjaga 'gatekeeper' agar ideal "perdamaian" tetap terbenak dalam relung hati tiap manusia bahwa perdamaian tetap layak untuk diindahkan.
Daftar Pustaka
Blair T 'Forward to the Defence White Paper by the Prime Minister' in CM:6994: The Defence White Paper 2006: The Future of the United Kingdom's Nuclear Deterrent (The Cabinet Office, London, 2006)
Chisem, J. (2011). Why are Nuclear Weapons So Appealing to Nation-States in the 21st Century?. Retrieved 30 November 2021, from www.e-ir.info
Freedman L The Evolution of Nuclear Strategy (Palgrave Macmillan, Basingstoke, 2003)
Harrari, Y. (2015). Homo Deus (1st ed., p. 32). Jerusalem: Harper Collins.