Mohon tunggu...
Wira Anoraga
Wira Anoraga Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Mahasiswa Paska Sarjana Kajian Stratejik Intelijen Univerrsitas Indonesia | Website: IndonesianDaily.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bisnis Senjata ISIS

16 April 2015   13:00 Diperbarui: 20 September 2015   19:26 1277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peredaran senjata di Iraq dan Suriah semakin tak terkendali. Bisnis senjata menjadi bisnis paling menguntungkan. Betapa tidak, di Iraq dan Suriah dalam 2 tahun terakhir senjata telah menjadi kebutuhan paling penting kedua setelah bahan makanan. Permintaan senjata melambung, keuntungan penjualan senjata legal maupun ilegal meningkat tajam.

Kebutuhan akan rasa aman, membuat permintaan senjata di Iraq dan Suriah meningkat drastis. Pada tahun 2013 permintaan senjata di pasar legal saja meningkat sampai 45%. Sehingga tak jarang para penjual ini sengaja menimbun senjata pada masa tenang dan menjualnya saat masa kritis. Akibatnya permintaan dan suplai senjata tidak seimbang dan membuat harga senjata dipasaran melambung sampai 90 persen, sementara keuntungan yang diperoleh bisa terkerek hingga 60 persen.

Di Suriah misalnya, senjata favorit Russian AK Assault Rifle Doubled bisa dihargai sampai US$2.200. Dengan melambungnya harga senjata maka tak heran jika banyak tentara militer Suriah korup yang menjual senjatanya di pasar gelap. Maklum saja, Rusia sebagai negara pemasok utama persenjataan militer Suriah, sejak tahun 2013 terus meningkatkan suplainya. Maka tak heran jika senjata buatan Rusia sangat mudah dijumpai disana. Rupanya ISIS telah banyak belajar dari kesalahan yang dibuat oleh teroris terdahulu setidaknya dalam 20 tahun terakhir.

Lihat saja, sekarang ISIS membuat peredaran senjata kian tak terkendali. Setiap kemenangan pejuang ISIS atas pasukan militer Iraq dan Suriah selalu diikuti dengan meningkatnya suplai senjata di pasar gelap. Ini masuk akal karena senjata-senjata yang dirampas ISIS dari tangan militer Iraq dan Suriah yang kalah tempur ditambah senjata yang dijarah dari pos-pos gudang senjata pasukan militer pemerintah, sebagian dijual ke pasar gelap. ISIS memang menggunakan sebagian besar senjata rampasan ini untuk mempersenjatai pasukannya, sementara sisanya dijual di pasar gelap.

Penjualan ini membuat suplai senjata di pasar gelap membludak, akibatnya harga senjata turun sampai separuh harga. Malah di wilayah yang dikuasai ISIS harga senjata bisa sangat murah. Dapat dibayangkan berapa besar jumlah senjata ISIS yang dijual kepasaran hingga mampu mempengaruhi harga. Komunitas Intelijen sepakat bahwa suplai utama senjata ISIS terbesar memang berasal dari hasil rampasan milik militer pemerintah Iraq dan Suriah, terutama persenjataan berat seperti tank dll. Itulah sebab mengapa senjata dari pabrikan China, Amerika dan Rusia mendominasi.

Wajar saja, China dan Rusia adalah pemasok utama militer Suriah Sedangkan Amerika adalah pemasok utama militer Iraq. Laporan Conflict Armament Research mengenai senjata dan amunisi di Iraq dan Suriah menjelaskan bahwa senjata dan peluru ISIS diproduksi oleh pabrikan di 21 negara yang berbeda. Selain di 3 negara China, Rusia dan Amerika, pabrikan negara lainnya hanya mewakili sebagian kecil dari peredaran.

Sederhana saja melacak senjata dan amunisi ini karena setiap butir peluru yang ditembakkan memiliki bukti nomer seri dan tahun pembuatan jadi tidak sulit melacak dimana negara pabrikan senjata dan peluru ISIS berasal. Senjata dan amunisi ISIS pun mengalir dari jaringan mafia senjata dari Albania, Libya, Turki yang tergolong sangat susah dilacak dan dikendalikan. Pantas saja jika militer ISIS masih tangguh hingga saat ini.

Selain kuantitas jumlah senjatanya, ternyata pasokan amunisi untuk senjata-senjata itu juga stabil. Sekedar informasi saja, semakin suatu wilayah dekat dengan wilayah perang terbuka ISIS maka peraturan kepemilikan senjata makin longgar. Jika situasi peredaran senjata disana tetap seperti ini, Iraq dan Suriah akan jadi sasaran bisnis yang empuk bagi jaringan mafia senjata internasional untuk memasarkan dagangannya. Bisa jadi ISIS sudah menjadi bagian dari komoditas bisnis. Jika senjata kian mudah didapat disana, maka jangan heran jika ISIS semakin berjaya.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun