Mohon tunggu...
Wira Ramasiwi
Wira Ramasiwi Mohon Tunggu... Musisi - Tidak good, lu-King

Bucinologi sekaligus Musikus Amatir.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jangan Dingin-Dingin, Nanti Aku Hypo

31 Mei 2021   00:10 Diperbarui: 31 Mei 2021   00:52 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Apakah anda terbengkalai di renungan ruang kasih itu?"
Begitu beraturannya jiwa yang penuh hasrat itu pada entitas,
"Apakah anda terbelai oleh simpangan kata yang itu?"
Begitu pedulinya prosa ini pada esensi yang berpotensi keras. 

Menguji puji untuk uji yang diberi, adalah keji.
Mencoba puja untuk raja tapi tak mau.
Memberi diksi untuk kisi-kisi adalah hak asasi.
Menggoda godaan vodka tapi tak tahu. 

Fiksi itu tak begitu fiktif bung, untuk raung yang mengaung,
Ijab itu tak begitu daif bung, untuk kalung yang menggelantung,
Asap itu tak begitu pasif bung, untuk layang-layang yang melambung,
Pejuh itu tak begitu naif bung, untuk ovum dalam ovarium. 

Kupu-kupu malam malu tersipu-sipu,
Bagai alang-alang yang menghilang-hilang,
Buku-buku alam maju tersapu-sapu,
Bagai kunang-kunang yang terbang-terbang. 

Daku selalu menyimpan kaku dalam saku,
Untuk memuntahkan rindu yang kalut,
Dikau selalu menyimpan rindu dalam kaku,
Karna sengkarut mulut yang cabut. 

Mencubit ciut untuk menganalogikan kesucian,
Berkabut-kabut semantik yang tak bertepian,
Menjulang guling yang kini dirindukan,
Bertaut hati tak selalu pencitraan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun