Mohon tunggu...
The Luggage Traveler
The Luggage Traveler Mohon Tunggu... Administrasi - Travel the world to see the world

Luggage Traveler

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengunjungi Dua Desa Tradisional di Jepang

28 September 2019   22:05 Diperbarui: 29 September 2019   12:12 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepanjang jalan pemandangannya sangat indah karena terlihat gunung dan lembah di kejauhan, serta beberapa sisa salju yang masih terlihat di pinggir jalan tol. Salah satu pemandangan menarik yang saya lihat di sepanjang perjalanan adalah Desa Suganuma yang sebagian tertutup salju.

Melihat sisa-sisa salju di sepanjang jalan tol semakin membuat saya tidak sabar untuk segera bermain dan melihat langsung salju di Desa Ainokura dan Shirakawago. Apalagi saya telah mempersiapkan diri dengan membeli winter boots di ABC Mart Harajuku supaya bisa melangkah dengan nyaman di tengah padang salju yang luas. 

Ketika jam menunjukkan pukul 9.40 waktu setempat, bis meluncur menuju daerah perbukitan dan 5 menit kemudian akhirnya tibalah rombongan kami di destinasi pertama pada tur hari ini, Desa Ainokura.

Sebelum turun pemandu berpesan bahwa kami hanya memiliki waktu 45 menit untuk menikmati desa ini, sehingga kami diharapkan sudah berada kembali di dalam bis pada pukul 10.30.

Setelah mendengarkan penjelasan, rombongan langsung turun dari bis dan mencari spot-spot foto yang bagus, begitu pula dengan saya, yang langsung takjub dan terkejut karena untuk pertama kalinya saya bisa melihat secara langsung fenomena alam berwarna putih bersih ciptaan Yang Maha Kuasa... salju. Wow....

Welcome to Ainokura (dokpri)
Welcome to Ainokura (dokpri)
Senang sekali rasanya hati ini bisa melihat salju di salah satu desa tradisional di Jepang, di awal Desember ketika mayoritas ramalan cuaca menjelaskan bahwa tidak akan turun salju di awal Desember untuk kota-kota yang berada di Pulau Honshu.

Salju tersebar di seluruh penjuru desa, mulai dari sekitar tempat parkir bis, rumah penduduk, toko souvenir, restoran, dan beberapa tempat lainnya semuanya tertutup salju yang cukup tebal sehingga menjadikan Desa Ainokura seperti desa di Negeri Dongeng. 

Saya pun mulai menjelajah beberapa sudut desa kecil tersebut dan tidak lupa untuk mencoba winter boots dengan berjalan di halaman rumah penduduk dan lapangan yang sepenuhnya tertutup salju serta tentunya tidak lupa untuk menggengam butiran salju dan melemparkannya ke lapangan.

Sama seperti desa tradisional lainnya yaitu Shirakawago, rumah penduduk di desa Ainokura juga menggunakan arsitektur Gassho-Zukkuri atau seperti tangan manusia yang sedang berdoa.

Desa ini juga memiliki beberapa spot menarik yang dapat dikunjungi antara lain Ainokura Folklore Museum, Ainokura Traditional Industry Museum, dan Viewpoint. Namun karena keterbatasan waktu, saya hanya berfoto di depannya saja dan tidak sempat masuk ke dua museum dan viewpoint.

Snowy Ainokura (dokpri)
Snowy Ainokura (dokpri)
Ainokura Gassho-zukkuri house (dokpri)
Ainokura Gassho-zukkuri house (dokpri)
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10.25, saya pun bergegas untuk segera kembali ke bis setelah puas berfoto di desa kecil yang semakin cantik dengan hamparan salju. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun