Mohon tunggu...
Ogi El
Ogi El Mohon Tunggu... petualang -

"jangan menyerah sebelum perluit terakhir berbunyi" \M/ ig : @ogi_el

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Mencari Tuhan dalam Ikatan Cinta

11 Agustus 2017   05:02 Diperbarui: 11 Agustus 2017   05:08 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sebuah kisah yang indah, kuingat aku saat bertemu dengannya. Wanita asal banyuwangi tak terlalu tinggi, kecil dan manis. Ia selalu membuat bibirku nggreget. Melihat sipu malunya saat aku goda tentang kisah cinta monyetnya. Wanita yang mudah ditebak memang begitu ekspresinya.

Aku menganggap pertemuanku melalui dunia seni membuatku semakin mencintai seni. Dia selalu kidmat kalo aku melantunkan syair-syair busukku. Dongengku menjadi candu buatnya dan selalu rindu akan 2 gelas kopi.

Dia seorang katolik taat, dan dia menyukai sosok jannah yang selalu kuceritakan. Saat aku mengatakan pada akhir cerita, "aku dan jannah adalah pelajaran bahwa sesuatu yang tak bisa menyatu bisa larut dalam cinta. Bagaimana konsep trinitas dalam agama kristen, seperti itulah kisahku. Bapa Tuhan, Yesus dan Roh kudus adalah 3 dalam kesatuan".

Apakah dalam islam tak membolehkan pernikahan 2 agama ?, tanyanya

"boleh, tapi dia harus seorang ahli kitab setahuku ?"

Apakah cinta bisa menghapuskan segala syarat itu ?

"wahh, aku gak ngerti tentang itu ? aku belum pernah merasakan rasa seperti itu ?"

Katakanlah sekarang kamu mencintaiku, dan aku seorang kristiani, aku tak memungkinkan untuk pindah agama karena memang keluargaku yang tak mungkin membolehkan, bagaimana kamu menyelesaikan cinta mu ?

"hmmm, apa tak ada pengecualian tentang simulasi itu ?", tanyaku

Tak ada ! intinya, kamu sudah dalam posisi rasa yang puncak dan ingin menuntaskannya dalam pernikahan ?

"apa aku boleh menipu dalam hal ini ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun