Mohon tunggu...
Windya Aprista
Windya Aprista Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yang mencoba mencari pengalaman menulis.

Menulis dan membaca seperti membuat dan membuka jendela dunia.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Budaya Menjelang Lebaran di Indonesia

17 April 2022   11:00 Diperbarui: 17 April 2022   11:02 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber gambar : suara.com)

Lebaran tinggal menghitung hari. Masyarakat Indonesia berbondong-bondong meramaikan pusat perbelanjaan untuk membeli kebutuhan sandang dan pangan untuk hari raya idul fitri. Tidak jarang banyak masyarakat rela berdesakan satu sama lain untuk mendapatkan keinginannya. 

Di Indonesia hal seperti itu sudah biasa terjadi, layaknya sebuah budaya yang terjadi tiap tahunnya. Namun masyarakat harus tetap menjaga protokol kesehatan agar tidak ada peningkatan kasus Covid 19 menjelang hari raya.

Hari raya idul fitri terkenal dengan budaya seperti memakai pakaian baru, hidangan daging rendang dan opor ayam serta budaya silaturahmi. Sehingga masyarakat mempersiapkannya untuk menjamu tamu dengan maksimal. Berikut budaya yang dilakukan masyarakat menjelang hari raya :

1. Beli baju baru

rack-clothes-store-625b88e8bb4486084b406993.jpg
rack-clothes-store-625b88e8bb4486084b406993.jpg

(Sumber gambar freepik.com)

Baju baru Alhamdulillah, itulah penggalan lagu yang sering didengar menjelang hari raya idul fitri. Membeli baju baru sudah seperti budaya mutlak yang dilakukan banyak masyarakat. 

Trend inilah yang biasanya membuat kepadatan di pusat perbelanjaan seperti Tanah Abang, Departement Store, dan Pasar Rakyat. Untuk memenuhi kebutuhan membeli baju baru, biasanya beberapa mall yang bekerja sama dengan departement store melakukan Midnight Sale hingga pukul 12 malam. Namun, tahun ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melarang adanya Midnight Sale karena untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus Covid 19.

2. Tukar Uang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun