Mohon tunggu...
Windi Artaji
Windi Artaji Mohon Tunggu... -

Pemulia tanaman

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kompos sebagai Pupuk Organik yang Efektif

6 Oktober 2011   13:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:16 1591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

  1. [caption id="attachment_135416" align="alignleft" width="556" caption=" Kompos"][/caption]
  2. KOMPOS.Kompos merupakan humus yang prosesnya diperpecat, dengan pengaturan bahan-bahan kompos sehingga kandungan hara yang dikandung pun lebih tinggi di banding dengan humus. Sedangkan pengomposan itu sendiri adalah penguraian bahan organik oleh sejumlah besar mikroorganisme dalam lingkungan yang hangat, basah dan berudara dengan hasil akhir berupa humus.Keunggulan kompos dibandingkan dengan pupuk kimia adalah kompos yang tidak merusak tanah, tidak menurunkan pH tanah, dan kompos menggemburkan tanah. Kandungan haranya menetap pada tanah, tidak terlarut air sehingga dosis penggunaan pada masa musim penanaman kedepan kemungkinan besar dapat diturunkan tergantung pada sifat tanah dan pengisapan hara oleh tanaman. Pengapuran pada tanah hanya pada tanah yang mempunyai pH yang sangat masam, malah pengapuran tidak diperlukan apabila kadar penggunaan kompos sangat besar. Dikarenakan sifat kompos yang netral dan cenderung untuk menjadi basa (tergantung bahan baku yang digunakan), sehingga kompos dapat sangat efektif dalam menetralkan pH tanahSedangkan kandungan haranya yang lebih rendah dibanding dengan pupuk kimia, sehingga dosis penggunaannya lebih banyak dibandingkan dengan pupuk kimia merupakan kelemahan dari pupuk kompos. Akan tetapi hal ini ditanggulangi dengan murahnya biaya produksi pertanian bila penyuburan lahan dan nutrisi tanaman menggunakan kompos.

Selama proses pembuatan kompos suhu yang didapat adalah pada kisaran 55˚C-65˚C, sehingga dapat mematikan gulma dan patogen yang ada di dalam bahan-bahan kompos. Maka kompos yang selama pembuatannya menggunakan metode yang benar tidak mengandung gulma dan penyakit pada tanaman. Kompos menetap dalam tanah tidak terbawa air dikarenakan sifat kompos yang tidak terlarut dalam air dimana akar-akar tanaman menyerap hara pada koloid-koloid yang terbentuk selama proses pengomposan. Sehingga kandungan hara yang terkandung dalam kompos dapat menetap dalam tanah sampai bertahun-tahun tergantung dari penghisapan hara oleh tanaman. Tanah bila menggunakan kompos semakin lama akan semakin gembur, subur dan kaya akan mikroba yang berguna bagi tanah itu sendiri, faktor kegemburan dan kesuburan tanah merupakan faktor penting dalam kontinuitas pemakaian lahan, intensifikasi tanaman menjadi baik karena tidak ada dampak negatif dari penggunaan kompos Bahan organik alami yang jumlahnya kira-kira sepertiga dari seluruh bahan organik tumbuh –tumbuhan yang ada di dunia ini akan membentuk kira-kira 60% dari seluruh bahan apabila di daur ulang. Kalau di biarkan akan menimbulkan jumlah yang sangat besar. Untuk meningkatkan produktivitasnya perlu adanya usaha untuk mendaur ulang, salah satu caranya adalah dengan pengomposan. Pengomposan adalah proses pengubahan bahan limbah organik oleh jasad renik secara konstan oleh aktivitas dari suatu suksesi berbagai jenis jasad renik, yang masing-masing memiliki kondisi tertentu dengan waktu yang relatif terbatas. Bahan berubah menjadi kompos yang mempunyai perbandingan C/N yang rendah. Jadi kompos adalah produk hasil fermentasi bahan-bahan organik oleh sejumlah jasad renik dalam lingkungan yang hangat, basah dan berudara dengan hasil akhir berupa humus, maka kompos sebagai salah satu pupuk alam akan merupakan bahan substitusi yang penting terhadap pupuk kandang dan pupuk hijau. Selain itu pupuk kandang di beberapa daerah, khususnya di kawasan lahan kering sulit di dapat, karena masih kurangnya petani yang memelihara ternak. Terlebih lagi adanya kenyataan bahwa penanaman pupuk hijau semakin langka dan semakin meningkatnya pemakaian pupuk buatan, terutama lahan yang di usahakan secara intensif, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Faktor-faktor yang penting dalam pembuatan kompos adalah perbandingan karbon-nitrogen, ukuran partikel bahan, macam/jenis campuran bahan, kelembaban, aerasi, suhu, macam dan kemampuan jasad renik yang terlibat, penggunaan inokulan, penambahan bahan fosfat dan destruksi dari jasad renik patogen. Diketahui ada lebih kurang 2.000 bakteri dan 50 jenis jamur yang terkait dengan proses pengomposan. Jamur mempunyai peranan yang sangat penting dalam pemecahan selulosa (bahan organik alami yang paling sulit di degridasi ) dan di kelompokkan berdasarkan toleransinya terhadap suhu. Ada kelompok thermophilik (40 – 75 0C), mesophilik (20 - 40 0C) dan ada juga yang termasuk dalam kelompok psychrophilik (dibawah 20 0C). Adanya jasad renik perombak selulosa berkaitan erat dengan keberadaan bahan organik alami yang sulit didegradasi di alam. Dengan demikian jasad renik perombak ini merupakan salah satu faktor keseimbangan di alam dan mempunyai kontribusi dalam kelanjutan kehidupan dibumi ini. Pengujian kapang selulotik di laboratorium dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kemampuan masing-masing kapang dalam merombak selulosa, sehingga isolat-isolat murni dapat dipisahkan dan dipilah-pilahkan sesuai dengan tingkat kemampuannya, sehingga akan di dapat inokulan yang mengandung jenis jasad renik yang mempunyai toleransi optimal terhadap perubahan lingkungan seperti tersebut di atas. Seperti diketahui penambahan inokulan pada pembuatan kompos adalah bagian dari usaha untuk mempercepat proses pengomposan, karena sesungguhnya pada bahan material pembentuk kompos sendiri sudah mengandung banyak jasad renik khususnya yang berperan dalam perombakan zat kimia lainnya. Salah satu cara untuk mendapatkan kompos secara tepat adalah dengan menggunakan aktivator berupa inokulan kapang unggul yang berperan memecah selulosa dalam proses pembuatan kompos, agar waktu pembuatan kompos lebih di perpendek. Proses pembuatan komposnya sendiri harus berpegang pada sistem kerjasama beberapa mikroba yang mempunyai sifat-sifat fisiologis yang beragam dalam suatu tatanan tertentu. Kegunaan kompos sendiri yaitu :

  1. sebagai penyubur di lahan pertanian atau perkebunan
  2. dapat memperbaiki struktur tekstur tanah
  3. memberikan kandungan unsur hara yang diperlukan tanaman.
  4. dapat digunakan dalam usaha reklamasi lahan bekas galian tambang, atau penyubur di daerah rawa-rawa, peningkatan kadar pH di daerah lahan asam.

Seperti diketahui di daerah tropik kandungan bahan organik di dalam tanah diperkirakan hanya 1% saja. Di lahan yang di tanami, kandungan organik lahan tersebut semakin lama semakin berkurang karena terjadi biodegradasi secara terus menerus. Untuk mengatasinya paling tidak setahun sekali lahan tersebut perlu diberi tambahan bahan organik seperti kompos. Aktivitas mikrobiologi dalam tanah terjadi bukan saja oleh jasad renik yang tumbuh dan berkembang dalam kompos tetapi kehadirannya dapat menstimulir jasad renik yang telah ada dalam tanah. Pemberian kompos dapat menstimulir aktivitas amonifikasi, nitrifikasi, fiksasi nitrogen dan fosforilasasi, yang disebabkan oleh kerja berbagai jasad renik dalam tanah. Oleh karena itu, selain berguna dalam penyuburan tanah khususnya di lahan kering, juga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik bagi para petani yang harganya relatif mahal.

  1. B. KOMPOS KEUNGGULAN DAN KELEMAHANNYA

Keunggulan Kompos

  1. 1. Kompos Tidak Larut Dalam Air

Dampak positif dari karakter ini adalah antara lain terhadap effisiensi penggunaan kompos pada lahan pertanaman. Seperti diketahui kelarutan pupuk anorganik maupun organik yang berbentuk kotoran ternak sangat tinggi. Setiap tanaman disiram atau tersiram air hujan atau banjir, maka hara yang terkandung dalam tanah akan berkurang atau bahkan habis tergerus air, sehingga perlu pemupukan ulang. Padahal kompos selalu ada di sekitar tanaman, karena tidak larut.

  1. 2. Kompos Menahan Air Sampai 60%

Kandungan air pada kompos akan menimbulkan dampak positif seperti berikut : Karena kompos tidak lain adalah humus, maka lahan yang mengandung kompos akan menahan air sampai sebanyak 60%, sehingga tanaman masih dapat menggunakannya sampai musim kemarau.

  1. 3. Kompos Dapat Membentuk Tekstur dan Struktur Tanah Yang Kondusif Bagi Pertumbuhan Tanaman.

Tekstur tanah akan menjadi lembut dan gembur, tidak padat dan tidak akan menjadi belah-belah pada musim kemarau seperti terjadi pada lahan yang dipupuk dengan pupuk anorganik. Struktur tanah akan tertata dengan baik seiring dengan keluar masuknya unsur hara ke dalam tanah.

  1. 4. Kandungan Hara Kompos Dapat Disesuaikan Dengan Kebutuhan.

Karena kandungan hara pada kompos terbentuk dari bahan dasar pembuatan kompos, maka pengaturannya dapat dilakukan pada awal pembuatan kompos. Penggunaan berbagai jenis bahan limbah yang mengandung berbagai jenis bahan lumbah yang mengandung berbagai kandungan hara dapat diformulasikan untuk kepentingan tanah yang akan kita pupuk.

  1. 5. Kompos Bebas Dari Sumber Penyakit.

Karena pembuatan kompos dilakukan dengan berbagai jenis mikroba yang bekerja secara suksesi karena pengaruh perubahan energi panas dan pH. Terjadi perubahan suhu dan pH secara alami selama proses pengomposan, maka kompos terbentuk secara sempurna oleh kerja berbagai mikroba tersebut. Terbebasnya kompos dari penyakit, karena suatu saat tumpukan kompos akan mencapai suhu 60-70ºC. Seperti diketahui semua mikroba penyakit tidak tahan pada suhu diatas 60ºC.

  1. 6. Kompos Merupakan Bahan Dasar Bagi Pakan Ternak Atau Pakan Ikan.

Konsep “longyam” (kolam dibawah kandang ayam) yang memanfaatkan kotoran ayam untuk pakan ikan akan terbebas dari penyakit kalau kotoran ayamnya sudah menjadi kompos. Kompos akan menjadi subsitusi bagi pakan ternak karena kandungannya dapat diformulasikan.

  1. 7. Kompos Sebagai Media Pertumbuhan Plankton.

Pertumbuhan plankton akan dipercepat dengan kehadiran kompos. Ini akan membantu para peternak ikan, baik kolam maupun tambak.

  1. 8. Kompos Dapat Dijadikan Sumber Pendapatan Petani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun