Mohon tunggu...
Winda Ari Anggraini
Winda Ari Anggraini Mohon Tunggu... Guru - A novice writer

Terus belajar untuk menantang semua ketidakmungkinan. Jika ada pertanyaan tentang kuliah di Birmingham/ Pendidikan/ Bahasa Inggris/ Beasiswa, silahkan menghubungi: http://pg.bham.ac.uk/mentor/w-anggraini/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menjadi Artis Amatir di Birmingham

17 April 2017   02:46 Diperbarui: 17 April 2017   11:00 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan April menjadi bulan yang super sibuk karena dikejar-kejar deadline. Hidup hanya berputar dari bangun, membaca buku/ jurnal, menuangkan hasil bacaan ke tulisan, dan diselingi kewajiban makan/ mandi/ sholat, lalu tidur lagi, itupun dengan mata berkaca-kaca karena terlalu lama menghadapi komputer. Siklus yang terasa sangat singkat karena tanggal sudah berwarna warni minta di coret alias submit tugas.

Ada dua kejadian tidak biasa di sela-sela kegiatan monoton (tidak membosankan tapi kadang mengarah pada galau) tadi. Keduanya berhubungan dengan kamera, reporter, wawancara, singkatnya masuk TV. 

Yang pertama terjadi diawal-awal bulan April ini, saat diadakannya NusaSvara di University of Birmingham oleh pemuda pemudi Indonesia. Acaranya berupa academic talk, festival kuliner Indonesia (harumnya sate masih terkenang hingga sekarang), juga pentas seni dan lagu daerah. Berawal dari ingin membantu acara, akhirnya saya ditunjuk untuk menjaga buku-buku yang akan didonasikan ke anak-anak kurang mampu di Indo, judulnya programnya 1 book 1 pound. 

Buku-buku lucu tersebut dijual dan kemudian hasilnya akan digabung dari dana lainnya. Ditengah cuaca yang benar-benar tidak bersahabat, hujan, berhenti, hujan lagi, saya didatangi berbagai jenis pengunjung. Dari yang mulai menanyakan apakah saya lahir disini (si Bapak orang Prancis) lalu mengobrol haha hihi panjang lebar, hingga sepasang suami istri yang membawa kamera. Saya kira mereka hanya merekam untuk dokumentasi pribadi. Tidak ingin mengganggu saya cuma menunduk, mengangguk jika perlu, dan fokus ke tulisan waktu itu. Hingga sebuah siaran TV mengantarkan pada tawa keluarga di rumah.

Ternyata rekaman tadi masuk Citizen Journalist di salah satu TV swasta. Jadilah tampang saya yang mengangguk dan sok serius tertangkap kamera. Keluarga saya menelpon dan bilang kenapa tidak pasang aksi? Saya langsung mengaku tidak terlibat apa-apa dengan rekaman tersebut. Hmm, kejadian tadi membuat saya agak was-was jika tertangkap kamera. Pasalnya pose tersebut tidaklah pas untuk dimasukkan ke TV dan disaksikan keluarga dan teman-teman di rumah.

Tapi bolehlah untuk kenang-kenangan :D

Kemudian acara kedua, terjadi juga tanpa sengaja. Saya memutuskan untuk terlibat sebagai postgraduate mentor karena pernah menggunakan platform ini sebelum datang ke Birmingham. Tugasnya membantu menjawab pertanyaan calon mahasiswa atau siapapun yang berminat kuliah di jurusan yang sama. Saya ingin membalas kebaikan para mahasiswa yang dulu membantu saya lewat program ini. Oh ya, jika ada yang berminat kuliah dijurusan sama, bisa kontak saya di sini

Ternyata, selain diminta menjawab pertanyaan lewat email, saya juga diundang untuk wawancara langsung. Menjawab pertanyaan lewat email pun rasanya memakan waktu, apalagi jika harus datang ke bagian penerimaan mahasiswa baru. Dengan tanpa persiapan, saya datang di hari yang telah ditentukan. Sesampai di sana lebih cepat, saya kaget karena tempatnya dipenuhi kamera profesional ala-ala syuting sesungguhnya. 

Saya memang agak suka foto meski jarang publish, tapi untuk direkam video dan dipos di website kampus rasanya, gimana gitu. Jadilah grogi dan merasa aneh dengan dipasangi perekam suara dll. Interview pun dimulai. Disini perasaan amatir pun melanda. 

Jika dikenang, saya ingin sekali tertawa melihat ekspresi sang om yang merekam yang beberapa kali mengerjai saya karena terlalu gugup dengan "That was awesome, but I forgot to turn the recorder on". Semoga nanti hasilnya layak untuk dipajang. Diakhir sang om menawarkan untuk memotret saya dan Doktor (lupa namanya) yang bersabar karena saya terlalu nervous memikirkan jawaban (benar apa salah grammar, pronunciation, choice of word), olala ketahuan betul ini terlalu dramatis dengan bahasa.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun