Mohon tunggu...
Winda LutvianaGrahence
Winda LutvianaGrahence Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Keperawatan

Winda Lutviana Grahence Fakultas Ilmu Keperawatan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Terus Berprestasi, Meskipun Ekonomi Kurang Mendukung!

22 Januari 2022   21:14 Diperbarui: 22 Januari 2022   21:17 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan pengetahuan seseorang. Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran terhadap siswa maupun mahasiswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam periode tertentu yang dapat diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu dari dalam diri (internal) dan dari luar diri (eksternal).

Keluarga sangat memegang peranan penting dalam memengaruhi prestasi belajar misalnya cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Keberadaan orangtua dalam masa sekolah sangat diperlukan untuk mendukung prestasi belajar. Selain itu, lingkungan sekolah yang memadai juga memengaruhi tingkat ketercapaian prestasi belajar siswa. Pengembangan motivasi belajar yang dilakukan dengan pemenuhan berbagai kebutuhan siswa berhubungan dengan aktivitas siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Motivasi belajar dilakukan sebagai upaya individu untuk memperoleh kepuasan serta keinginan diri dalam proses belajar mengajar.

Menjadi seseorang yang berprestasi haruslah memiliki tekad yang kuat dan konsisten. Dalam berprestasi sangat diperlukan mental baja terutama untuk orang orang-orang bisa di bilang kurang mampu dalam perekonomian orang tua, karena terkadang mereka harus menghadapi terpaan badai yang sangat kuat seperti dikucilkan, diremehkan bahkan direndahkan oleh orang-orang yang sombong akan kekayaannya. Yahhh....Keterbatasan ekonomi sebetulnya bukan penghalang dari mimpi-mimpi seseorang. Justru dengan keterbatasan ekonomi tersebut bisa menjadi motivasi seseorang untuk terus bertahan dan berjuang menempuh kehidupan. Banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkan suatu impian yang luar biasa untuk memperbaiki perekonomian. Beberapa caranya adalah dengan bekerja keras, niat dan tekad yang kuat, terus belajar dan berusaha.

Permasalahan ekonomi dalam keluarga sebetulnya mengganggu kelancaran pendidikan bagi seorang anak terlebih jika dalam pembelajaran menggunakan media elektronik yang mungkin kurang bisa mereka jangkau. Banyak siswa yang terpaksa berhenti sekolah karena masalah biaya dan mereka harus mencari pekerjaan untuk membantu orang tua memenuhi kebutuhan hidup. Namun hal tersebut bisa ditanggulangi jika mereka mau berusaha untuk bangkit dari keterpurukan.

Mungkin ada beberapa asumsi orang bahwa  keadaan ekonomi dapat menentukan kesuksesan jika orang tersebut dalam keadaan ekonominya terbatas maka akses mereka menuju kesuksesanakan terhambar, namun asumsi tersebut adalah SALAH. Buktinya banyak di luar sana orang-orang berhasil meraih keusksesan meskipun mereka berlatar belakang bukan orang berada.

Peningkatan biaya pendidikan mengancam akses dan mutu pelayanan pendidikan. Beberapa contoh dari program pemerintah untuk menolong dan memberi dukungan bagi anak-anak yang berprestasi dan kurang mampu untuk tetep bisa melanjutkan pendidikannya. Yaitu dengan bantuan seperti Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah), Beasiswa Prestasi, Beasiswa Kurang Mampu, Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan PIP dan lain sebagainya. Contohnya di perguruan tinggi Universitas Aisyiyah Yogyakarta, disana menyediakan berbagai macam beasiswa untuk anak yang kurang mampu dan berprestasi.

Di dunia kampus kita tidak bisa meremehkan orang karena ekonominya. Kasus yang sering terjadi adalah ada mahasiswa yang mungkin mereka berasal dari keluaga yang sangat mampu dan, ketika masuk ke bangku perkuliahan melihat teman barunya yang berasal dari keluarga sederhana bahkan tidak mampu, lalu apa yang terjadi??? Mahasiswa tersebut mengucapkan kata-kata yang bisa menyakiti hati orang tersebut seperti "Mana mungkin orang miskin bisa berprestasi? Jangankan mau bayar UKT buat makan aja susah" Hal tersebut mungkin menyakiti orang-orang yang dikatakannya tetapi beberapa orang yang mempunyai tekat kuat mampu mengubah kata-kata menyakitakn tersebut menjadi sebuah motivasi hidup untuk terus berproses. Apa yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai tekad kuat mengubah nasibnya? "Saya memang tidak semampu mereka namun suatu saat nanti saya yang akan menjadi orang yang sukses dengan usahaku sendiri".

Hal tersebut membuktikan bahwa menjadi seseorang yang berprestasi tidak harus dari kalangan orang berada, namun semua orang bisa mendapatkannya. Orang yang berprestasi adalah orang yang mau dan mampu mengubah kebiasaan buruknya tersebut menjadi kebiasaan yang baik dan bermanfaat agar proses untuk meraih prestasi dan kesuksesan tidak terhambat meskipun berasal dari golongan orang yang kurang mampu.

Motivasi seseorang yang berprestasi meskipun mereka tidak berasal dari orang yang berada adalah "Aku pasti bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik, demi masa depanku, demi kehidupanku dan menjunjung derajat orang tuaku" atau bahkan mereka belajar sambil mengingat kerja keras orang tua mereka untuk membiayai pendidikannya. Hal tersebut bisa menjadi dorongan positif bagi orang yang ingin meraih prestasi dan kesuksesan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun