Mohon tunggu...
Wince
Wince Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Saya memiliki hobi membaca dan adventur. Saya sangat terbuka dengan kritikan dan saran. Penulis buku "Pendar Cahaya Rumah di tepi Ngarai". Setiap waktu adalah proses pembelajaran. Setiap waktu adalah kesempatan untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Cintai Aku Tanpa Syarat

3 Oktober 2022   09:55 Diperbarui: 3 Oktober 2022   10:02 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Setiap manusia pasti sangat menginginkan dicintai tanpa syarat. Semua orang tua sangat mengidam-idamkan anak sebagai penerus keturunan. Anak merupakan hiburan bagi orang tua. Semua orang tua rela mengorbankan apapun demi kebahagian seorang anak.  

Tetapi tanpa kita sadari apakah benar kita benar-benar mencintai mereka? atau kita hanya mencintai diri sendiri? Tidak sedikit orang tua yang menjadikan anaknya sebagai miniatur dirinya sendiri. Si anak dipaksa untuk mengikuti apapun yang orang tua inginkan tanpa mau mendengar apa yang diinginkan oleh anak.

Wajar kalau kita sebagai orang tua sangat ingin anak-anak kita sukses dan bahagia. Tetapi jangan sampai kasih sayang yang kita berikan merupakan penjara bagi mereka.  Kita wajib memberi mereka ruang untuk mereka membuat pilihan dalam kehidupan mereka.

Ketika seorang anak sedang tertatih -tatih memasang tali sepatu. Kita orang tua langsung mengambil alih dengan alasan terlalu lama. Tanpa kita sadari kit sudah menutup dia untuk belajar mandiri. Jangan salahkan ketika mereka ketika mereka sudah memasuki usia sekolah masih tidak bisa memakai sepatu sendiri. Karena kita memang tidak memberi ruag dan kesempatan untuk dia berlatih.

Ironi memang ketika kita sangat marah ketika anak kita dibuli diancam dan disakiti orang lain. Tetapi tanpa kita sadari kitalah orang yang pertama membuli mereka. Mereka kita paksa melakukan sesuatu karena ambisi kita. Ketika anak memilih mata pelajaran yang mereka sukai kita bilang "Itu kurang bagus,malu mama kalau anak mama tidak pintar di mata pelajaran....". 

"Mama tidak suka kamu pakai baju itu,,, seperti anak tak terurus, apa kata orang nanti"

"Kamu harus dapat peringkat satu, kalau tidak uang jajanmu dipotong".

Banyak lagi kalimat-kalimat serupa yang selalu kita sampaikan kepada anak-anak kita. Tanpa kita sadari mereka tidak berani bersikap dan membuat keputusan tentang diri mereka. Karena mereka takut disalahkan.

Alangkah menyenangkan dan adil rasanya ketika kita menginginkan sesuatu harus pandai mendekati anak dan melobi dia. Berikan argumen yang kuat dan disampaikan dengan hati. In syaa Allah mereka akan mendengarkan dan paling tidak memikirkan dan mempertimbangkan apa yang kita nginkan.

Yakinlah senakal-nakalnya anak mereka tetap punya hati nurani. Jangan sampai hati mereka menjadi keras karena selalu diperlakukan dengan cara yang keras dan tidak adil. 

Mulailah marah dengan hati. Kita marah bukan karena kita merasa tidak dihargai tetapi kita marah karena kita menyayangi mereka dengan Tulus. Ketika hati berbicara maka akan diterima oleh hati.

Ketika kita berada di frekwesi yang sama maka kita akan menerima informasi yang sama.  Ketika kita mau mendapatkan keuntungan kita harus mau mengeluarkan modal. Apapun yang terjadi instan tidak akan bertahan lama. Berilah mereka ruang untuk berproses. Tugas kita sebagai orang tua mengawasi mereka seandainya selama mereka berproses terjadi kesalahan dan kekeliruan atau keluar jalur. Tugas kita sebagai orang tua memaafkan dan memberi mereka kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka. 

Tidak ada anak yang bodoh hanya kita tidak sabar menunggu mereka menyelesaikan prosesnya. Cintailah mereka dengan segala kelebihan mereka. Apapun keadaan anak kita cintailah mereka dengan sepenuh hati. Karena kasih sayang dan cinta mampu meluluhkan hati yang beku. 

Ingat anak adalah amanah yang dititpkan oleh Allah dan harus kita jaga dengan sebaik baiknya. Selalu kita tuntun untuk tetap berada pada jalan kebenaran. Percalah perjuangan kita sebagai orang tua akan dilihat oleh Allah dan mudah-mudahan menjadi tabungan amal untuk bekal kita diakhirat.

Jangan pernah menyerah wahai orang tua. Karena kita adalah benteng terakhir untuk mempertahankan anak kita agar tidak terkontaminasi dengan racun globalisasi yang tidak ada batas dan jarak. Percayalah kasih sayang dan cinta tanpa syarat tidak akan terkalahkan oleh apapun didunia ini.

Mudah-mudahan kita dipertemukan oleh Allah di Surga-Nya bersama dengan orang yang kita cintai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun