Mohon tunggu...
Winarto -
Winarto - Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

noord oost zuid west, thuis best.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jelajah Belanda Tempo Doeloe di Zaanse Schans

13 Agustus 2012   20:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:49 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_199953" align="aligncenter" width="512" caption="Kincir Angin di Zaanse Schans. Foto dokumentasi pribadi"][/caption]

Memasuki bulan Agustus dan bertepatan dengan libur musim panas, saya memiliki beberapa rencana untuk mengunjungi beberapa tempat yang menggambarkan kehidupan masyarakat Belanda tempo dulu. Ide ini muncul karena rasa penasaran saya mengenai kehidupan masyarakat di Belanda ketika di saat yang sama bangsa Belanda mulai memasuki wilayah Nusantara. Setelah bertanya ke beberapa kolega dan melakukan pencarian di Internet, Zaanse Schans yang terletak di Zaandam dekat Zaandijk North Holland adalah sebuah tempat yang direkomendasikan jika ingin menjelajah kehidupan masyarakat Belanda di abad 17-an. Wah, berarti ketika Pangeran Diponegoro memimpin perang di Jawa pada tahun 1825-1930 kan? Selain itu, tempat ini menjadi obyek wisata yang wajib untuk dikunjungi karena bisa melihat dari dekat beberapa kincir angin yang sudah berumur tua namun hingga kini masih bisa  beroperasi.

Berangkat dari Groningen Centraal Station pada hari Sabtu (11/08), kereta Nederland Spoorwagen mengantar saya ke Amsterdam Centraal Station. Dari sana, perjalanan dilanjutkan dengan kereta tujuan Uitgeest dan hanya membutuhkan waktu 17 menit dengan melewati 3 station, Amsterdam Sloterdijk, Zaandam dan Koog- Bloemwijk. Begitu tiba di Koog-Zaandijk, di stasiun inilah saya harus turun, saya lantas membuka pintu kereta dan melihat aroma wilayah industri yang begitu kental.

[caption id="attachment_199955" align="alignnone" width="512" caption="Dari Amsterdam Centraal ke Koog-Zaandijk met de trein. Foto dokumentasi pribadi"]

1344863965468276959
1344863965468276959
[/caption]

Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Belanda, di dekat Stasiun Koog-Zaandijk, tersedia beberapa peta yang memberikan petunjuk denah Zaanse Schans kepada wisatawan . Di depan stasiun juga terdapat sebuah mesin yang bisa mengeluarkan peta lokasi Zaanse Schans dan diberikan secara gratis. Jadi, dengan demikian, para pengunjung tidak perlu khawatir tersesat. Selain itu, sembari berjalan kaki dari stasiun ke Zaanse Schans, pengunjung sudah bisa mampir ke Historie Cacao de Zaan dan De Baars yang pada masa lalu adalah sebuah rumah pembuatan kertas.

Setelah berjalan kaki selama 10 menit, akhirnya sebuah kincir angin di dekat Julianabrug (Jembatan Juliana) menyambut. Kincir angin ini dijuluki dengan De Bleeke Dood MeelMoelen  yang berfungsi untuk mengolah tepung. Saya dan para pengunjung harus melewati jembatan yang begitu megah dan modern sebab salah satu bagian jembatan akan terangkat apabila sebuah kapal yang cukup besar lewat, Julianabrug, agar bisa sampai di lokasi "Desa Wisata" Zaanse Schans. Dari atas jembatan ini, pemandangan indah Zaanse Schans sudah bisa dinikmati. Saya cukup beruntung karena cuaca pada hari itu panas sehingga langit begitu biru dan cerah. Beberapa kali saya melihat pengunjung yang memakai kapal boat melintas di Sungai Zaan.

[caption id="attachment_199966" align="alignnone" width="512" caption="Dari Julianabrug. Foto dokumentasi pribadi"]

13448645301212280253
13448645301212280253
[/caption] Puas menikmati keindahan Zaanse Schans dari atas jembatan, saya ingin lebih mendekat untuk melihat jejeran kincir angin yang mungkin masih kalah popular dengan kincir angin di Kinderdijk. Paling tidak dari perbincangan saya dengan beberapa teman, kincir angin yang terletak berjajar di pinggir sungai Zaan dan dikelilingi dengan rumah-rumah tradisional Belanda di Zaanse Schans masih jarang dibicarakan.

Untuk masuk ke Desa wisata Zaanse Schans, pengunjung tidak ditarik biaya alias gratis, kecuali jika ingin melihat dan masuk ke tempat-tempat tertentu, misal pengunjung ingin masuk ke salah satu kincir angin pengunjung dewasa diwajibkan membayar 3 euro sementara anak-anak 1.5 euro. Di sana dalam kincir angin, pengunjung bisa melihat bagaimana sejarah dan cara kerja kincir angin.  Saat ini di Zaanse Schans, terdapat 6 kincir angin berukuran besar yang memiliki nama dan berfungsi yang berbeda-beda, De Huisman (pembuatan makanan mustard), De Kat (pembuatan cat), De Gekroonde Poelenburg & het Jonge Schaap (penggergajian kayu) dan De Zoeker Oliemolen & De Bonte Hen oliemolen (pembuatan minyak).  Terdapat 2 kincir yang berukuran lebih kecil yaitu De Windhond biksteen en slijpmolen(mengasah batu) dan De Hadel weidemollen(memompa air).

[caption id="attachment_199961" align="alignnone" width="512" caption="Kincir angin di Zaanse Schans. Foto dokumentasi pribadi"]

13448642471230971138
13448642471230971138
[/caption]

Selain pesona kincir angin, di Zaanse Schans, wisatawan juga bisa menikmati bangunan-bangunan rumah kayu berarsitektur Belanda yang memiliki nilai sejarah. Rumah-rumah tersebut didominasi warnah hijau dan menjadi khas rumah warga di wilayah Zaandstad.  Di Zaanse Schans, beberapa bangunan tersebut difungsikan sebagai museum yang menggambarkan dan menyimpan koleksi barang-barang tempo dulu masyarakat North Holland. Misalnya, terdapat museum supermarket tertua di Belanda, Albert Heijn, yang berdiri pada tahun 1887. Tidak jauh dari museum Albert Heijn, terdapat De Tinkoepel Tinnegieterij sebagai tempat kerajinan perak yang sudah ada ratusan tahun lalu dan  museum jam yang dikenal dengan nama Het Nederlandse Uurwerk.

Berkaitan dengan makanan, di Zaanse Schans terdapat museum pembuatan roti dan kue yang disebut dengan Bakkerij museum in de Gecroonde Duyvekater. Di Zaanse Schans, wisatawan juga bisa melihat demo secara langsung pembuatan keju sekaligus menjual beragam jenis keju di De Catherine Hoeve. Wisatawan juga bisa mampir di Restoran De Kraai yang menyediakan kue pancake tradisional Belanda (pannekoek). Selain itu, wisatawan bisa mengunjungi distillery museum & tasting room di atau tempat penyulingan minuman sekaligus mencicipinya di De Tweekoppige Phoenix.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun