Mohon tunggu...
Winarto -
Winarto - Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

noord oost zuid west, thuis best.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Indonesia di Ajang Culture Exchange 2012 Belanda

3 Mei 2012   15:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:46 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13360581811507444557

[caption id="attachment_179068" align="alignnone" width="640" caption="Kebersamaan di Culture Exchange, Groningen 2012; foto dokumentasi panitia"][/caption]

Belanda dikenal sebagai sebuah negara yang menghormati perbedaan.  Banyak orang yang datang dari berbagai negara dapat ditemui di negara yang baru saja berpesta besar-besaran pada acara Koninginnedag, 30 April yang lalu. Dari perayaan acara Koninginnedag di seluruh wilayah Belanda itu, bisa dilihat bagaimana sebuah perbedaan bisa diterima oleh masyarakat di Belanda tanpa melihat perbedaan suku bangsa, agama, ras dan antar golongan. Semua bercampur dan tumpah ruah jadi satu dalam sebuah keragaman untuk merayakan hari ulang tahun Ratu Belanda, Ratu Beatrix.

Berangkat dari keberagaman yang indah dan toleransi antar masyarakat Belanda di atas, sebuah acara Culture Exchange di gelar di Kota Groningen pada Rabu, 2 Mei 2012. Acara ini diinisiasi oleh HOST-IFES Groningen (Hospitality for Overseas Students) and the O.C.S.G. (Overleg Christelijke Studentenverenigingen Groningen). Kegiatan Culture Exchange ini adalah berupa workshop yang bertujuan untuk mengumpulkan mahasiswa internasional dan mahasiswa Belanda sehingga mereka saling dapat berbagi pengalaman dan berdiskusi tentang budaya.

[caption id="attachment_179068" align="alignnone" width="640" caption="Suasana di salah satu workshop; foto dokumentasi panitia"][/caption]

Ada 11 tema workshop yang dirancang dalam kegiatan Culture Exchange. Ketujuh workshop itu akan dilaksanakan secara parallel di tempat yang berbeda dimulai pada pukul 20.00 dan berakhir pada jam 21.30. Sebelum workshop dimulai, pada pukul 17.45, dilaksanakan Dutch Dinner yang mengundang bagi siapa saja yang tertarik untuk merasakan menu makan malam khas Belanda. Bagi mereka yang tertarik, mereka perlu membayar 5 Euro agar bisa bergabung dengan para peserta lainnya.

Acara Culture Exhange disusun dengan mengajak berbagai organisasi mahasiswa di Groningen. Acara yang didukung dan direkomendasikan oleh Rector Magnificus of the Groningen University, Elmer Sterken, mengundang mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya dan masyarakat yang tertarik untuk memilih workshop yang hendak diikuti. Adapun tema dan lokasi workshop yang bisa diikuti adalah:

  • Islam, dilaksanakan di Moskee Selwerd, Groningen
  • India- Unity in Diversity, akan dipandu oleh Groningen Indian Student Association (GISA) dan berlokasi di GSp
  • Workshop dan diskusi tentang Catholicism: the global church, akan dilaksanakan di Gereja St. Jozefkathedraal
  • Workshop The Archipelago of South-East Asia dimotori oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Groningen (PPI-G) bertempat di N.S.G.
  • Dari African Student Community (AFC) akan memimpin workshop dan diskusi bertema "Development and education in African Countries."
  • Bertempat Het Pand, bagi mereka yang tertarik mendengar dan berdiskusi tentang Protestantism: tradition and faith, dapat datang dan berbagi dengan workshop tersebut.
  • Workshop berikutnya mengenai "The Dutch: traditions, celebrations, etiquettes, history highlights" dan yang terkait dengan Cultural exchange dilemmas dilaksanakan di Ichthus Café.
  • Untuk peserta yang tertarik dengan makanan khas Belanda, workshop mengenai Dutch Cooking dapat memberikan pengetahuan cara memasak menu makanan Belanda. Diharapkkan setelah mengikuti workshop ini, para peserta bisa memiliki pengetahuan baru tentang diharapkan bisa meningkatkan keahlian memasak makanan Belanda.
  • Workshop tentang Judaism bertempat di Synagoge, Groningen
  • Teakhir, workshop tentang "Muslim-Christian dialogue: value of living as a believer in 2012" dilaksanakan di GSp.

Perhimpunan Pelajar Indonesia di Groningen bertanggung jawab untuk menyelenggarakan workshop tentang The Archipelago of South-East Asia. Bertempat di Navigators Groningen, beberapa orang anggota PPI-G hadir menyampaikan presentasi mereka. Rian, yang juga menjabat di Sub-divisi Indonesian for Dutch membuka presentasinya tentang The Emerald of Equator dan memerkenalkan perhimpunan mahasiswa Indonesia di Groningen, PPI-G. Dalam presentasinya, Ryan menunjukkan bahwa Indonesia ialah negara kepulauan yang terdiri dari beragam suku bangsa. Ryan juga menunjukkan beberapa film pendek yang mengilustrasikan keindahan alam dan budaya Indonesia.

[caption id="attachment_179068" align="alignnone" width="640" caption="Suasana di Navigators Groningen pada acara Culture Exchange, Groningen 2012; foto dokumentasi panitia"][/caption]

Seusai presentasi mengenai Indonesia, Theo, mahasiswa double degree Universitas Indonesia yang saat ini menempuh studi International Business Management di Groningen dan yang pernah mengikuti ajang seleksi Indonesian Idol, bersama rekan-rekannya menyajikan paduan suara yang menyanyikan lagu-lagu Indonesia. Walaupun lirik yang dinyanyikan berbahasa Indonesia, para peserta workshop yang berasal dari mahasiswa internasional tampak menikmati irama dan lagu paduan suara PPI-G.

Berikutnya, yang tidak kalah seru adalah presentasi mengenai makanan dan menu kuliner Indonesia yang kali ini disampaikan oleh Titah Yudistira. Banyak wawasan mengenai kuliner Nusantara disampaikan oleh Titah kepada para mahasiswa internasional termasuk untuk mahasiswa Indonesia yang hadir di lokasi workshop yang terletak di jalan Hereweg 1. Selain mendengarkan presentasi, para mahasiswa internasional itu juga disuguhi makanan ringan/snack Indonesia seperti lemper, putu ayu dan pisang goreng. Mereka berkomentar bahwa makanan yang disajikan sangat enak.

Materi lain yang disampaikan mengenai Indonesia oleh PPI-G pada workshop Culture Exchange adalah tentang batik. Dengan bantuan sebuah gambar bergerak, Yosier menjelaskan mengenai beragam corak dan motif batik yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia. Pada workshop ini, Yosier juga membawa 3 corak batik yang diperlihatkan kepada para peserta. Mereka yang baru pertama kali melihat kain batik menyatakan sangat tertarik dengan kain batik Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun