Mohon tunggu...
Winarto -
Winarto - Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

noord oost zuid west, thuis best.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mau Sehat, Yuk Bergerak!

31 Desember 2014   23:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:04 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_362516" align="alignnone" width="640" caption="Salah satu rute bersepeda yang saya tempuh. Foto dokumentasi pribadi"][/caption]

Bergerak Yuk!

Saya memiliki seorang kenalan dekat, sebut saja Si A. Dia adalah seorang mandor bangunan yang berusia sekitar 66 tahun. Semangatnya untuk bekerja masih menyala-nyala. Namun sayang, badannya sudah tidak mampu lagi mengimbangi semangat kerjanya karena dia menderita sakit sesak nafas. Jadi, dia tidak bisa bekerja berat lagi. Kalau saja dia sehat, banyak orang yang mau menggunakan tenaga dan pikirannya untuk membangun atau memperbaiki rumah. Pola hidup yang tidak sehat; seperti kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol serta kurang berolahraga; menjadi penyebab sakit yang diderita oleh Si A. Menyesal sekarang, apalah artinya? Kontras dengan keadaan Si A di atas, ketika di Belanda, saya banyak melihat banyak orang tua seusianya, tapi mereka masih sangat kelihatan sehat dan bugar. Tidak saja beraktivitas di rumah secara mandiri, mereka terbilang tetap  aktif bergerak, walaupun banyak di antara mereka yang menggunakan alat bantu berupa tongkat atau rollator. Para lanjut usia tersebut disarankan untuk teratur bergerak dan berolahraga, misalnya dengan berjalan kaki ketika berbelanja di pasar atau supermarket hingga naik sepeda. Saya sering kagum ketika melihat mereka yang sudah berumur di atas 70 tahun, namun tetap kuat mengayuh sepeda. Hebat!! [caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Sepeda yang selalu menemani saya untuk aktif bergerak. Foto dokumentasi pribadi yang diunggah di Instagram"]

Sepeda yang selalu menemani saya untuk aktif bergerak. Foto dokumentasi pribadi yang diunggah di Instagram
Sepeda yang selalu menemani saya untuk aktif bergerak. Foto dokumentasi pribadi yang diunggah di Instagram
[/caption] Dari kedua pengalaman di atas, kesehatan ialah kekayaan dan anugerah yang perlu disyukuri. Dengan badan yang sehat, kita bisa beraktivitas tanpa ada kendala dan gangguan pada tubuh. Bayangkan jika kita sakit satu hari saja! Kita tidak bisa bekerja, makan tidak enak, tubuh terasa lemah dan sakit. Bagaimana kalau sakit berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun? Banyak di antara kita yang baru TERSADAR bahwa kesehatan sangat berharga ketika SUDAH sakit, bahkan kemudian berani berjanji akan mengikuti pola hidup sehat apabila nanti sudah sehat. Oleh sebab itu, kesehatan perlu kita jaga sejak dini, supaya penyakit tidak betah berdiam dalam tubuh kita. Berolahraga dan aktif bergerak adalah cara sederhana yang bisa dilakukan supaya memiliki badan yang sehat dan bugar. Walaupun terdengar mudah dan sederhana, banyak di antara kita yang ogah berolahraga. Alasannya beragam, mulai dari kesibukan pekerjaan, cuaca yang tidak mendukung, hingga alasan malas. Lantas, bagaimana supaya semangat berolahraga dan bergerak tetap terpelihara? Berikut ini beberapa kisah dan pengalaman pribadi, komunitas dan masyarakat yang tetap menjaga api semangat berolahraga dan tetap aktif bergerak. Melalui pengalaman yang disajikan, semoga bisa dijadikan cambuk semangat supaya masyarakat gemar berolahraga.

Bergerak tak kenal musim!

Selama tinggal di Groningen, Belanda, ada pemandangan yang tidak pernah absen, yaitu saya melihat banyak orang yang tetap aktif bergerak dan berolahraga tanpa kenal musim. Empat musim yang dialami oleh negara tersebut; musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin; tidak lantas membuat malas berolahraga. Setiap hari, saya pasti melihat ada orang yang berlari (jogging), ber jalan kaki keliling kompleks/taman atau naik sepeda. Tidak sedikit pula kenalan yang berangkat ke pusat kebugaran, walaupun cuaca dan udara sangat mendukung untuk tidur dan bermalas-malasan. Semula saya heran, di musim gugur dan dingin yang (menurut saya) udara dan cuacanya tidak mendukung untuk berolahraga, kok masih banyak orang yang berlari dan bersepeda? Pada kondisi cuaca dingin, bukankah lebih enak tidur berselimut tebal di dalam kamar? Suatu kali saya berbincang-bincang dengan seorang kawan yang hobi olahraga. Di tengah kesibukannya bekerja, dia memiliki jadwal berolahraga. Dia suka jogging berkeliling taman kota. Meskipun suhu udara  tidak mau beranjak jauh dari nol derajat Celcius, tidak menyurutkan niat dan semangatnya untuk berolahraga. Katanya, supaya tidak kedinginan, dia memiliki baju khusus yang dipakai saat jogging. Lanjutnya, saat suhu dingin, udara sekitar yang kita hirup malahan bersih dan tidak tercemar, sehingga bagus untuk tubuh dan kesehatan. Maka itu, saya tidak lagi heran begitu banyak orang yang keluar rumah untuk berolahraga di saat musim gugur dan musim dingin. [caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Woordzoeker, olahraga otak yang dilakukan oleh para lanjut usia. Foto dokumentasi prinadi yang diunggah di Instagram"]

Woordzoeker, olahraga otak yang dilakukan oleh para lanjut usia. Foto dokumentasi prinadi yang diunggah di Instagram
Woordzoeker, olahraga otak yang dilakukan oleh para lanjut usia. Foto dokumentasi prinadi yang diunggah di Instagram
[/caption] Semangat bergerak dan berolahraga juga ditunjukkan warga Belanda, khususnya di kota Groningen tempat saya tinggal, dengan cara bersepeda. Tanpa kenal musim, bersepeda menjadi pilihan utama alat transportasi dikarenakan murah dan sangat mendukung semangat bergerak dan berolahraga. Maka itu tidak heran, meskipun musim berganti musim, bersepeda tetap terlihat ramai lalu lalang di jalanan. Tidak saja orang dewasa, anak-anak pun tidak ketinggalan bersepeda. Mereka sudah dibiasakan sejak dini untuk tidak malas bergerak, apalagi di kala musim dingin. Untuk orang tua dan lanjut usia, seperti yang sudah sedikit disinggung di atas, mereka juga tetap bersemangat untuk bergerak dan berolahraga. Dengan atau tanpa menggunakan alat bantu jalan seperti tongkat dan rollator, mereka terbiasa hidup mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Misalnya, untuk berbelanja, mereka banyak yang melakukannya sendiri, sehingga mau tidak mau, harus bergerak dan berjalan kaki. Untuk yang masih kuat, tidak jarang mereka menggunakan sepeda. Untuk yang sudah pensiun, untuk mengisi kesibukan, mereka tergabung dalam klub-klub lansia yang secara rutin mengadakan acara bersama seperti minum kopi bersama, dansa bersama, makan bersama hingga berwisata bersama, atau ikut bekerja sebagai sukarelawan. Aktivitas tersebut dilakukan untuk menjaga supaya mereka tetap aktif bergerak dan memiliki kesibukan. Selain itu, banyak lansia yang saya kenal memiliki buku teka-teki silang, woordzoeker (mencari kata) sebagai alat untuk mengolahragakan otak supaya tidak mudah lupa dan pikun. Dengan berbagai aktivitas tersebut, tubuh dan otak akan tetap terjaga aktivitasnya. [caption id="attachment_362517" align="alignnone" width="640" caption="Badminton mahasiswa Indonesia di Belanda. Foto dari Facebook PPI Groningen"]
1420018247261279861
1420018247261279861
[/caption] Tidak kalah dengan para lansia, generasi muda yang kebanyakan sebagai pelajar dan mahasiswa juga memiliki agenda rutin berolahraga. Biasanya, mereka memanfaatkan pusat kebugaran dan sportcentrum yang tersebar di beberapa wilayah. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Groningen misalnya, saat weekend tiba, mereka memiliki agenda rutin bermain futsal dan badminton bersama. Setelah penat dengan aktivitas kampus dan kerja, kegiatan olahraga rutin tersebut cocok dilakukan untuk mengisi liburan dan menjaga kebugaran badan.  Bagi mereka yang tidak bisa mengikuti olahraga bersama, paling tidak mereka sudah mengayuh sepeda tiap hari. Selain olahraga bersama komunitas, banyak mahasiswa yang memilih berolahraga sendiri, misalnya jogging atau bersepeda. Di kala senggang, saya sendiri lebih sering bersepeda berkeliling desa-desa dan persawahan, sambil menikmati pemandangan hijau yang luas membentang.

Tips dan Resolusi Awal Tahun

Dari beberapa pengalaman yang sudah digambarkan di atas, sudah saatnya olahraga dijadikan sebagai gaya hidup. Apabila saat ini Anda masih enggan dan malas bergerak dan berolahraga secara rutin, mari saatnya berubah. Jangan sampai menyesal di kemudian hari, sebab tidak akan ada gunanya. Beberapa tips yang bisa saya berikan: Mulailah menyadari dan memahami bahwa kesehatan itu penting dan berharga. Untuk memiliki tubuh dan badan sehat, kita perlu melakukan sesuatu, salah satunya dengan bergerak dan berolahraga. Setelah itu, buat komitmen buat diri sendiri untuk rutin berolahraga.  Jadikan olahraga sebagai sebuah kebutuhan hidup, sehingga apabila tidak melakukan olahraga, ada sesuatu yang kurang dan hilang yang harus segera dipenuhi. [caption id="attachment_362518" align="alignnone" width="640" caption="Futsal mahasiswa PPI Groningen. Foto dari Facebook PPI Groningen"]

14200183242035408232
14200183242035408232
[/caption] Lakukan olahraga ringan dan gerak aktif yang sesuai dengan hobi atau kegemaran kita. Misalnya, kita bisa mulai dengan berjalan kaki mengelilingi kompleks rumah atau taman. Atau seperti yang dilakukan oleh mahasiswa PPI Groningen, ajak teman-teman yang memiliki hobi sama untuk bermain bersama. Terkadang, apabila ingin olahraga sendirian rasa malas akan melanda, namun berbeda jika berolahraga bersama teman-teman. Banyak masyarakat kita dimanjakan oleh kehadiran teknologi; tangga berjalan, lift, televisi, komputer, gadget dan lain-lain. Akibatnya, badan dan tubuh mereka lebih sedikit bergerak. Oleh sebab itu, mari kurangi ketergantungan pada teknologi yang membuat badan kita tidak/jarang bergerak aktif. Apabila di kantor, karena pasti sudah banyak duduk di kursi, jangan lupa meluangkan waktu berjalan kaki satu jam sekali. Bisa juga dengan cara tidak menggunakan lift atau tangga berjalan, yang disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan. Misalnya, jika kantor berada di lantai 20, cobalah untuk menggunakan lift hingga lantai 15, sedangkan sisanya dengan menggunakan tangga biasa. Kehadiran gadget, komputer dan berbagai jenis sosial media dan chatting, telah menjadi "candu" bagi masyarakat kita. Mereka bisa tahan duduk berjam-jam hanya untuk bermain-main dengan gadget. Oleh sebab itu, marilah mulai mendisiplin diri dengan cara mengatur pola hidup kita sehingga tidak terlalu berlama-lama bermain dengan gadget. Bermain jejaring sosial dan gadget memang tidak akan pernah habis, dan mungkin ada yang berpendapat apabila offline sebentar, kita akan ketinggalan berita. Namun, ingatlah kesehatan kita tidak kalah penting. Lama duduk menatap komputer akan berdampak pada tubuh kita. Duduk telah menjadi kebiasaan masyarakat kita, yang lama-lama akan membahayakan kesehatan. Oleh sebab itu, disiplinkan diri untuk aktif bergerak. Jangan terlalu lama duduk dan bermain gadget yang jelas-jelas bisa membuat badan dan tubuh sakit. Lakukan olahraga secara rutin yang jelas-jelas bisa membuat tubuh kita sehat. Akhirnya, mumpung berada di  ujung tahun 2014 dan hendak memasuki tahun baru 2015, mari kita awali tahun baru dengan sebuah resolusi sehat dengan cara rutin bergerak aktif dan teratur berolahraga. Selain itu, imbangi dengan asupan makanan yang bergizi, istirahat yang teratur serta jauhkan diri dari kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol. Dengan demikian, badan dan tubuh kita akan memiliki kekebalan dan terlindung dari berbagai macam penyakit yang mengancam setiap saat.  Apapun pekerjaan dan aktivitas kita, sempatkan diri untuk berolahraga. Ingatlah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Kalau sudah sakit, kita baru akan menyadari bahwa biaya pengobatan akan mahal. Oleh sebab itu, kalau mau sehat, yuk bergerak!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun