Mohon tunggu...
Dalana WK🍓
Dalana WK🍓 Mohon Tunggu... Penulis - Penyair

Life is true and Love is God ~ Hargailah Karyanya, Jika tidak mampu menghargai Orangnya ~

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kuterima Kekalahanku!

20 April 2019   20:42 Diperbarui: 20 April 2019   20:50 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadilah orang yang paling pintar dan berwibawa dengan sikap lapang dada. Ingatlah, Tuhan sedang ingin menuntun dan memboyongmu ke tempat yang lebih baik dan lebih bisa menghargaimu tentunya. Bukan berarti tujuanmu itu salah, dan jalan menuju cita-citamu itu sesat, melainkan hanya kurang tepat!.

Kita tidak pernah bisa memenuhi tabung barometer selera semua orang, tapi kita masih mampu menunjukan produk terbaik dari hasil proses yang telah kita sempurnakan, walau kadang masih diragukan. Namun, jangan khawatir. Semua orang hebat rata-rata berasal dari kaum yang terbuang. Berbeda dengan orang sukses yang lahir dari lingkungan yang sudah diciptakan sebelum ia dilahirkan atau parahnya kecurangan jamaah.

Pertemuan Terakhir

Malam itu aku masih tidur dengan cara yang sama

Atap bumi memejam, para bintang memeluk dari kejauhan

Angin tetap menyelimuti dengan ketajamannya

Dan pagi masih datang dengan tenang

Sedang siang ini menyilaukan

Seseorang tengah memunguti isi hati yang berserakan

Jemari yang sejuk itu menyentuh lembut serpih yang ada, merekatnya

Begitu cepat...

Seorang selir datang menyeret gaunnya yang hitam

Merenggut setiap bunga yang mekar

Kau berlalu tanpa permisi

Jantung yang baru saja berdetak seketika retak

Tersentak oleh nada-nada melengking latar penikaman

Mengubah keruh air muka

Senyum kecil menggelombang maju

Telah kurelakan cinta sejati menjadi sesaat

Izinkan kulepasi akar kenangan yang mencekik

Karena surutnya air mata

Semoga kau mengerti dan paham dengan setiap garis lekuk luka

Anggap saja aku sabit terakhir yang kau temui di bulan Maret

Maka akan dengan mudah bagiku untuk menghilang di bulan Mei 

Lenyap di rapatnya rinai hujan

Meninggalkan bayang terindah setelah kelam

Pelangi sore dan senja, elegi manis untuk sang malam.

Cihaurbeuti, 16 Maret 2019

"Biang dari Bangkit dan Jaya adalah Jatuh dan sakit itu sendiri. Semua tentang bagaimana kita mengolah bahan yang kita miliki (potensi, skill) dalam kondisi dan keadaan yang paling terpuruk sekali pun, agar menjadi bibit untuk cemerlang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun