Mohon tunggu...
Dalana WK🍓
Dalana WK🍓 Mohon Tunggu... Penulis - Penyair

Life is true and Love is God ~ Hargailah Karyanya, Jika tidak mampu menghargai Orangnya ~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Stress Love

2 Maret 2019   13:33 Diperbarui: 2 Maret 2019   13:45 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.newweddingphotos.com

"Stress Love, ketahuilah beberapa hal, cinta itu lembut. Tidak sebrutal apa yang kau dapat dari masa lalu. Tayangan yang sering kau sesali ketika Ayah memukul Ibu"

Terlalu banyak yang menumpuk sejak lama, kebodohan dan kelemahan yang terus bersarang. Menyerang setiap syaraf yang berharap kian cerdas menyikapi penyiksaan dan tentang pelabuhan. Mungkin inilah isyarat air tidak akan pernah membawa raga itu untuk kembali berlayar. Jalur darat yang lebih keras akan panas.

"Kau tidak pernah paham, apa yang aku rasakan!."

"Apa itulah yang namanya kasih sayang, kau terus berusaha membuatku mati dari dalam. Dengan sekian kata-kata dan kalimat yang luarbiasa sialan!."

"Aku hanya ingin menjagamu, apa salah jika aku menunjukan rasa cemburuku?."

"Persetan dengan semua tuduhanmu yang setiap hari makin tidak masuk akal dan gila, kau jadikan mereka bahan permasalahan, yang lucunya mereka sendiri tidak tahu menahu soal pertengkaran ini?, dan aku harus kembali terluka?."

"Aku sayang kamu tidakkah kamu mengerti itu?."

"Aku tidak kenal rasa sayang yang egois dan bisanya hanya berprasangka, yang baru kau akhiri jika melihat aku tersiksa oleh luka!."

Dua ratus sepuluh, jumlah sayatan di tangan Alea, percaya dengan kata kuat, yang mungkin sudah diam-diam berkhianat di belakangnya. Malam-malam yang meracun itu telah mengantarkannya pada sakit fisik dan batin yang paling parah, dan di mana kekasihnya?, selain masih sibuk mencari orang-orang tidak bersalah untuk kembali namanya diajak ke atas ring pertikaian cemburu seorang bajingan. Hampir mati, jatuh makin dalam. Air mata bukan lagi tamu yang asing, jiwanya pergi, jauh.

"Sekarang aku beri waktu itu sepenuhnya padamu, agar kau puas. Dan aku tidak akan mengganggu hobi barumu. Aku ikhlas, hunjam saja dengan sesukamu. Aku bertemu Tuhan saat sekarat, dia menyuruhku kembali. Nikmatilah, maka dengan mudah aku akan pergi, selamanya."

Rasa, rasa apa yang merasuki. Sampai hilang, kendali. Darah ini, begitu menggoda. Mewarnai setiap pucatku karena kecewa. Cinta, beristirahatlah. Hatiku telah koyak di tempat yang salah. Aku bukan lagi manusia, selain seekor kelinci yang nahas berakhir di terkaman seekor rubah hutan yang gila.

Cihaurbeuti, 02 maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun