Mohon tunggu...
Wina Junitha
Wina Junitha Mohon Tunggu... Mahasiswa

Ilmu Komunikasi'24 Universitas Mulawarman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sistem Komunikasi di Desa Toraja, antara Tradisi dan Perkembangan Zaman

24 Maret 2025   09:13 Diperbarui: 24 Maret 2025   11:29 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini adalah salah satu rumah adat Tongkonan yang saya dokumentasikan ketika sedang berlibur di Toraja 

Sistem Komunikasi di Desa Toraja, antara Tradisi dan Perkembangan Zaman

LATAR BELAKANG

Toraja adalah daerah di Sulawesi Selatan yang terkenal dengan budaya dan tradisinya yang kuat. Sebagai seseorang yang memiliki darah Toraja dari ibu, saya selalu penasaran dengan kehidupan di sana. Meskipun saya tidak tinggal di Toraja, cerita-cerita dari keluarga membuat saya bisa membayangkan bagaimana kehidupan di sana masih kental dengan budaya. Masyarakatnya masih mempertahankan cara hidup yang diwariskan turun-temurun, rumah adat Tongkonan masih menjadi pusat berinteraksi dan gotong royong dalam acara adat masih berlangsung dengan baik. 

Di sisi lain, bahasa Toraja yang dulu menjadi bahasa utama masyarakat kini sudah tercampur dengan bahasa Indonesia. Perubahan ini terjadi karena berbagai faktor, seperti meningkatnya jumlah orang yang merantau dan interaksi yang semakin luas dengan orang luar. Meski begitu, bahasa Toraja masih digunakan dalam situasi tertentu, seperti saat upacara adat atau ketika berbicara dengan orang yang lebih tua. Di era digital ini, teknologi sudah masuk ke desa. Smartphone dan internet mulai digunakan, terutama oleh anak muda. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah komunikasi tradisional masih bertahan, atau sudah mulai tergeser oleh cara-cara modern?

PEMBAHASAN

Toraja selalu punya daya tarik sendiri, terutama dalam hal budaya dan cara hidup masyarakatnya. Budaya dan tradisi di sana masih terus diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu nilai utama dalam budaya Toraja adalah keseimbangan dengan alam, yang tercermin dalam cara mereka menghormati leluhur dan menjaga kelestarian lingkungan. Nilai ini telah diwariskan sejak lama dan tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat (Anggraeni & Putri, 2020). Daerah ini memiliki sejarah yang panjang, budaya yang beragam, serta adat istiadat yang selalu hidup dalam kegiatan tradisional masyarakatnya. Selain itu, Toraja juga memiliki berbagai tempat wisata menarik, menjadikannya sebagai salah satu destinasi favorit bagi para wisatawan. Kekayaan alam dan budaya yang dimiliki Toraja terus menarik minat banyak pengunjung yang datang untuk merasakan keindahan serta keunikannya.

Saya tidak lahir dan besar di Toraja, tapi ibu saya berasal dari sana. Sejak kecil, saya sering mendengar cerita tentang kehidupan di kampung halaman ibu, mulai dari rumah adat Tongkonan, kebiasaan gotong royong, dan bagaimana masyarakat berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Liburan semester lalu, saya akhirnya berkesempatan mengunjungi Toraja. Begitu saya tiba di sana, saya langsung merasakan suasana yang berbeda dari perkotaan. Udaranya sejuk, terdapat banyak sawah yang membentang, dan rumah-rumah adat masih banyak ditemukan. Yang menarik perhatian saya adalah cara orang-orang berkomunikasi yang terasa lebih santai dan akrab dibandingkan di kota. Mereka masih sangat terbiasa ngobrol santai di teras rumah, berbincang dengan tetangga sambil bernyanyi-nyanyi dan minum kopi, atau mengadakan pertemuan keluarga secara langsung.

Tapi, tentu saja ada perubahan yang mulai terasa. Bahasa Toraja, yang dulu menjadi bahasa utama, sekarang mulai bercampur dengan bahasa Indonesia. Anak-anak muda lebih sering menggunakan bahasa Indonesia dalam keseharian mereka. Saat liburan kemarin, saya juga memperhatikan cara anak-anak muda di sana berkomunikasi. Anak-anak muda mulai lebih nyaman menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, tetapi tetap menjaga penggunaan bahasa Toraja dalam konteks tertentu. Perubahan ini menunjukkan bahwa meskipun bahasa Toraja masih digunakan, posisinya mulai bergeser.

Selain perubahan dalam bahasa, teknologi juga mulai berpengaruh dalam cara masyarakat berkomunikasi. Smartphone dan media sosial semakin sering digunakan, terutama oleh anak muda. Jika dulu semua hal harus dibicarakan langsung, sekarang banyak yang disampaikan lewat pesan digital. Meski begitu, untuk hal-hal yang lebih penting, seperti diskusi adat atau pengambilan keputusan dalam keluarga, pertemuan langsung tetap menjadi pilihan utama.

Semangat gotong royong di Toraja juga masih sangat kuat. Saat liburan kemarin, keluarga saya mengadakan acara syukuran. Saya melihat bagaimana semua tetangga disana datang untuk membantu. Ada yang membantu membuat kue, memasak nasi, menyiapkan sayur, hingga memotong daging. Semua orang pasti turun tangan membantu tanpa perlu diminta. Ini menunjukkan bahwa meskipun cara komunikasi mulai berubah, nilai kebersamaan tetap terjaga dan menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun