Mohon tunggu...
Win WanNur
Win WanNur Mohon Tunggu... Freelancer - Kopi dan Traveling

Pembaca kompas yang menulis novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dajjal, Si Penipu yang Takut Alqur'an

31 Desember 2018   20:22 Diperbarui: 31 Desember 2018   20:32 1950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dajjal - ilustrasi oleh Win Wan Nur

Tengku Lah membenarkan posisi topi putih bundar yang  melekat di kepala atasnya, mendehem kecil, mengambil gelas  teh manis yang dihidangkan Poniman di depannya dan mendekatkannya ke mulut. Seteguk teh manis terasa hangat ketika menyentuh lidah dan melintasi kerongkongannya dan guru mengaji inipun membuka suara.

"Hari ini saya akan bercerita tentang Dajjal, ada yang pernah dengar cerita tentang Dajjal?" tanya Tengku Lah membuka cerita.

Sembilan anak di depannya saling pandang seolah saling bertanya, tapi tak seorangpun menjawab.

"Dajjal itu adalah fitnah akhir zaman yang kerjanya membolak-balikkan kenyataan, untuk menyesatkan orang." Ujar Tengku Lah melanjutkan ceritanya.

"Dia manusia seperti kita juga tengku?" tanya Irwan, bocah asli Atu Limus, anak paling cerdas dari semua murid Tengku Lah..

"Iya, dia manusia seperti kita, badannya tambun, wajahnya tak pernah senyum, matanya satu" Bocah-bocah yang mendengarkan cerita Tengku Lah pun mulai menggambarkan sosok Dajjal dalam benak masing masing.

" Ketika dia muncul nanti, dia akan mendatangi semua penjuru negeri untuk mengajak semua manusia menjadi pengikutnya." Lanjut Tengku Lah.

"Kapan Dajjal akan muncul tengku?" tanya Dolah, murid paling besar yang sudah berusia 11 tahun.

"Di akhir zaman"

"Kapan itu akhir zaman tengku?" tanya Poniman.

"Kita nggak tahu, mungkin sekarang, atau mungkin waktu kalian sudah dewasa nanti. Kita tidak tahu, yang penting kalian harus waspada, jangan sampai ketika Dajjal muncul, kalian malah jadi pengikutnya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun