Mohon tunggu...
Cawi Setiawan
Cawi Setiawan Mohon Tunggu... -

Sekedar rakyat biasa yang mencoba meluangkan waktu di sela-sela kerja free lance bidang bangunan dan kegiatan rutin keluarga dengan belajar nulis & ngeblog. Seorang pemerhati lingkungan, jebolan teknik arsitektur yang senang berkebun, lihat alam indah, dengar musik, nonton dan baca. Selain di Kompasiana nulis artikel tentang lingkungan di blog SAYANGI BUMI http://infosayangibumi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Lupakan Batik di Hari Natal dan Tahun Baru !

24 Desember 2009   04:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:47 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Batik sebagai pakaian nasional dan warisan budaya di Indonesia telah diakui keberadaannya oleh PBB melalui UNESCO tanggal2 Oktober yang lalu.

Sekarang lebih mudah melihat banyak orang menggunakan pakaian batik, baik di tempat kerja, tempat-tempat umum bahkan untuk pakaian sehari-hari.

 

 

Menyambut hari Natal tahun ini, kain bercorak batik banyak digunakan untuk pemanis parsel. Hiasan batik ini sangat cocokdipadukan untuk menghias dan mengemas barang-barang pecah belah seperti satu set gelas dan botol anggur berbahan kristal misalnya.

 

 

Kreasi parsel Natal menggunakan perpaduan corak batik, kain merah atau hijau bila perlu ditambah pernak-pernik Natal akan menimbulkan kesan yang mewah dan menarik. Hal ini bisa menjadi nilai tambah tersendiri, sehingga konsumen yang membutuhkan jadi tertarik membelinya untuk diberikan kepada relasi-relasinya.

 

 

Di Yogyakarta, dalam rangka menyambut Natal, Sheraton MustikaYogyakarta Resort & Spa membuat replika pohon natal setinggi 19,45 meter dengan diameter 8 meter yang terbuat dari bahan kain batik sepanjang 360 meter. Replika pohon natal tersebut dibuat Sheraton bersama Rumah Batik Ya Halwa dari Kabupaten Bantul, selama 20 hari dan berhasil memecahkan rekor sebagai pohon natal dari bahan kain batik tertinggi di Indonesia.

 

 

 

Replika pohon natal dibuat dengan nuansa kehijauan dilengkapi dengan ornamen dari bahan batik, pita, dan lampu warna-warni diletakkan di lantai dua hotel menjulang hingga lantai tujuh sehinggabisa dilihat oleh tamu hotel dari berbagai arah dari setiap lantainya.

 

 

Melihat keunikannya serta ukuran yang fantastis, MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) segera mencatatnya sebagaipohon natal batik tertinggi di Indonesia dan menempati urutan 4.055 rekor MURI.

 

 

Selamat Natal 25 Desember 2009 bagi Kompasianer yang merayakannya, dan Tahun Baru 1 Januari 2010, semoga di tahun yang baru ini kita bisa meraih sukses yang lebih dibanding tahun yang sudah lewat.

 

 

Menggunakan pakaian batik di hari Natal dan Tahun Baru ini pastinya ‘Oke banget’, mengapa tidak ?!

Ayo, jangan lupakan batik di Hari Natal dan Tahun Baru !

 

 

 

Sumber berita Kompas cetak 24/12.

Foto dari Google.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun