Mohon tunggu...
Wily Wijaya
Wily Wijaya Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidik

Medan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengembangan Wisata Danau Toba Berwawasan Lingkungan

13 November 2021   12:42 Diperbarui: 13 November 2021   12:47 3460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Heritage of Toba (dok. pri.)

Salah satu pintu masuk menuju Pulau Samosir yang berada di tengah-tengah Danau Toba yaitu melalui Kabupaten Simalungun. Di wilayah ini banyak obyek wisata alam dan sejarah budaya yang ditawarkan yaitu Kawasan Wisata Parapat, Air Terjun Bah Biak, Aek Simata Huting, dan Rumah Bolon Pematang Purba.

Memasuki Pulau Samosir di tengah Danau Toba, wisatawan akan menjumpai obyek wisata alam dan sejarah budaya yang berbeda. Tarian Sigale-gale misalnya, merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat suku Batak di Samosir.

Sigale-gale adalah sebuah tarian yang menggunakan boneka berbentuk manusia yang dapat digerakkan seperti menari diiringi musik tradisional gondang.

Tarian Sigale-gale ini termasuk salah satu kesenian tradisional yang cukup terkenal di Sumatera Utara. Tarian ini biasanya ditampilkan di berbagai acara adat, dan acara budaya lainnya.

Wilayah-wilayah lainnya pun tak kalah menarik. Masing-masing memiliki kekayaan alam dan sejarah budaya yang khas dan bisa menarik pengunjung untuk menghabiskan waktu lebih lama.

Melihat potensi yang besar dari Danau Toba sebagai Global Geopark dan sebagai destinasi wisata super prioritas, dirasa penting untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan bertaraf internasional yang dapat mempromosikan Danau Toba sebagai DSP.

Salah satu kegiatan yg dapat dilaksanakan yaitu kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), salah satunya berupa konferensi internasional.

Hari Rabu, 13 Oktober 2021 bertempat di TB Silalahi Center, Toba Samosir Sumatera Utara dilaksanakan kegiatan Konferensi Internasional “Heritage of Toba: Natural dan Cultural Diversity” secara Hybrid (Online dan Offline).

Konferensi ini diikuti oleh maksimum 100 orang undangan luring (offline) yang terdiri atas para tokoh masyarakat, pejabat Dinas Pariwisata Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi dan Kab/Kota.

Hadir pula Asosiasi Usaha Pariwisata, pelaku wisata, budayawan, seniman, LSM, komunitas gerakan akar rumput pemberdayaan masyarakat, akademisi, mahasiswa, dan media massa.

Peserta daring dari seluruh dunia dapat hadir dengan mekanisme registrasi yang diumumkan melalui jejaring media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun