Mohon tunggu...
Willy Sitompul
Willy Sitompul Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja sosial

Hanya pekerja sosial biasa, senang menulis dan membaca. Lihat juga tulisan saya di: www.willysitompul.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ada Kampanye ASI Eksklusif dan #makanbener di "A Man Called Ahok"

25 November 2018   12:54 Diperbarui: 25 November 2018   13:10 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: movieden.net

Akhirnya kesampaian juga untuk menonton film yang katanya sudah menembus 1 juta penonton itu. Terlepas dari kritik yang dilontarkan oleh adik Ahok sendiri, film ini menurut saya tergolong cukup baik dalam menyampaikan pesan moral yang sangat penting yaitu didikan orang tua yang dalam hal ini adalah ayah dari Ahok yang akrab dipanggil tauke (bos).

Adegan demi adegan berlangsung cukup cepat layaknya film action. Sepertinya ada banyak hal yang harus disampaikan namun seperti dibatasi oleh waktu tayang. Film ini konon katanya diambil dari buku yang berjudul sama dengan filmnya yang ditulis oleh Rudi Valinka. Sayang saya belum sempat baca bukunya, tapi jujur saja menonton film pasti lebih menarik ketimbang membaca buku. Jadi teringat seri film Tom Hanks sebagai Profesor Langdon yang kemudian saya ikuti dengan membeli novel-novelnya. Nonton dulu, baca kemudian.

Tapi yang akan kita bahas kali ini bukan tentang alur filmnya atau tentang bagaimana penokohannya, apakah sudah mirip atau belum dan lain sebagainya, tetapi tentang adanya banyak pesan di dalamnya. Termasuk satu pesan tentang ASI eksklusif dan #makanbener.

Adegan yang mana?

Suatu ketika, kata narator dalam film, muncul harapan baru di keluarga Kim Nam (ayah Ahok) yang ditandai dengan lahirnya Fransetio. Saat itu entah Ahok atau Yuyu (saya lupa siapa yang bertanya) bertanya kepada ayahnya apakah adik (Fransetio) sudah bisa diberi makan. Pertanyaan yang langsung dijawab Kim Nam bahwa Ahok dan adik-adiknya tidak ada yang makan (selain ASI) sebelum usia 6 bulan. Dari lahir sampai usia 6 bulan hanya ASI saja. Detail tentang seperti apa persisnya dialognya, silahkan nonton sendiri lah ya... pokoknya ada lah adegan itu.

Adegan kedua adalah ketika Kim Nam membandingkan otak Ahok dengan Mus sahabat Ahok sejak kecil. Kalau tidak salah begini kata-kata Kim Nam, "kalau si Mus itu makanannya seperti Ahok, pasti dia akan lebih pintar dari Ahok..." lagi-lagi untuk detail dialognya cek langsung di filmnya ya. Jangan sampai lolos adegan demi adegan di film ini he...3x.

Entah disengaja atau tidak, dua pesan ini sangat penting. Terlebih saat ini Indonesia sedang berupaya menurunkan angka kurang gizi. Slogan "cegah stunting itu penting" bergema kemana-mana sehingga ketika ada salah satu cagub nggak paham stunting malah jadi bahan lelucon. Tapi toh akhirnya dia menang juga. Jadi bisa saja slogannya menggema tapi untuk arti stuntingnya banyak masyarakat hingga ke akar rumput yang belum memahami.

Sadar atau tidak, 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting. Riskesdas 2013 dengan angka 37.2% dan kemudian menurun di Riskesdas 2018 dengan angka 30.8% (mohon koreksi jika saya salah, hanya mengandalkan ingatan) tetap memberikan komposisi 1 dari 3 belum 1 dari 4 atau bahkan 1 dari 10. Yang jelas, perjuangan untuk menurunkan stunting masih panjang. Oh iya, biar pembaca tidak repot mencari-cari, stunting adalah ukuran tinggi badan dibanding umur. Normalnya, jika tidak stunting tinggi anak hingga usia 2 tahun relatif sama. Bahkan ada yang bilang, harusnya hingga usia 5 tahun tinggi anak relatif sama. Setelah rentang usia itu baru faktor-faktor lain berperan. Penelitian lebih radikal bahkan mengabaikan faktor genetik, buktinya? Lihat saja para pemain sepak bola Jepang dan Korea. Konon kataya 2 negara itu butuh waktu 20 tahun untuk menyamakan tinggi badan pemain bolanya dengan pemain dari negara maju.

Sumber gambar: GKIA
Sumber gambar: GKIA
Lalu pesan apa yang bisa dibawa pulang? Pertama, ketika lahir bayi sebaiknya langsung diberi ASI. Caranya? Dengan IMD yaitu Inisiasi Menyusu Dini. Menyusu artinya bayi yang aktif mencari puting susu ibunya. Setalah itu bayi lanjut ASI saja hingga 6 bulan. Inilah yang disebut ASI eksklusif. ASI thok tanpa tambahan apa-apa. Cukup? Pasti cukup. Jangan khawatir.

Kedua, anak harus diberi makan sesuai usianya. Inilah yang dimaksud dengan #makanbener. Anak usia 6 hingga 9 bulan berbeda kebutuhannya dengan anak usia 2 tahun dan 5 tahun. Bedanya adalah di komposisi dan konsistensinya. Bisa dilihat di gambar terlampir.

Sumber gambar: GKIA
Sumber gambar: GKIA
Akhirnya, buat yang belum nonton film ini, sebaiknya nonton saja. Tak masalah jika anda pendukung atau bukan pendukung Ahok. Ambil pesan moralnya, dan jangan lupa mulai berikan ASI eksklusif dan mulai #makanbener. 

Salam semangat untuk Indonesia yang lebih baik!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun