Mohon tunggu...
Willy Hansen
Willy Hansen Mohon Tunggu... Model - Pelajar

Never stop learning, because life never stops teaching.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sedotan Plastik Berbahaya, Kurangi Penggunaannya dari Sekarang

23 Januari 2020   16:12 Diperbarui: 23 Januari 2020   16:23 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebanyak 93 juta batang sedotan plastik digunakan dalam sehari di seluruh Indonesia. Setiap tahunnya sekitar sepertiga biota laut termasuk terumbu karang, dan bahkan burung laut, mati karena sampah plastik termasuk sedotan plastik sekali pakai yang berakhir di lautan.
 
Data Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan, sekitar 70 persen sampah plastik di Indonesia dapat dan telah didaur ulang oleh para pelaku daur ulang, namun tidak demikian dengan sedotan yang karena nilainya rendah dan sulit didaur ulang maka tidak ada pelaku daur ulang yang bersedia mengambil. Akibatnya, jutaan sampah sedotan plastik mencemari lingkungan.
 
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Divers Clean Action, setiap harinya di Indonesia, sedikitnya menyumbang 93 juta sedotan plastik. Jika tidak di daur ulang, akan berdampak dalam pencemaran lingkungan, terutama laut dan merusak ekosistem yang berada di dalamnya.
 
Sampai saat ini, masih banyak pihak yang kurang peduli dengan sampah sedotan plastik. Bahkan pemulung pun cenderung hanya mengambil sampah botol dan gelas plastik yang lebih mudah didaur ulang kembali.
 
Tidak Semua Sedotan Plastik Didaur Ulang. Sedotan plastik yang beredar di pasaran, rata-rata terbuat mulai dari plastik tipe 5 (PP) atau polypropylene. Plastik yang tidak didaur ulang tentunya dapat mencemari lingkungan kita, terutama laut.Sedotan dan sampah plastik yang terbuang ke laut juga dapat mengancam nyawa satwa.
 
Banyak satwa laut yang menyangka sampah plastik adalah makanan. Alhasil, satwa yang menelan sedotan plastik ini dapat merasa tercekik dan sesak.Kita bisa mencegan pengurangan penggunaan sampah plastik.Misalnya, dengan mulai tidak menggunakan sedotan plastik saat meminum suatu produk minuman dan menggantinya dengan sedotan stainless steel, jika memungkinkan.
 
Apalagi Indonesia termasuk negara yang menyumbangkan sampah sedotan plastik terbanyak. Maka dari itu kita harus mengurangi penggunaan sampah sedotan plastik dalam kehidupan sehari -- hari. Karena kalau bukan dari kita dahulu, siapa yang akan memulai?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun