Mohon tunggu...
Willy BudimanWinata
Willy BudimanWinata Mohon Tunggu... Penulis - Work Psychologist, Family Advisor, Parenting Author, Co Founder Tanam Benih Foundation

Tulisan saya berlatarbelakang psikologi, yang berkaitan dengan keluarga, pernikahan, parenting, couple relationship, produktivitas, kerja dan karir, manajemen dan pengembangan diri.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kenapa Kita Sulit Move On?

29 Juli 2022   15:00 Diperbarui: 29 Juli 2022   15:01 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Kalau saja dulu saya tahu apa yang saya tahu sekarang.

Coba gua tahu.

Berapa sering kita bicara seperti itu ke diri sendiri? Kalau saja saya ikutin kata hati saya dan ga jadian sama orang brengsek itu. Coba saya ambil tawaran pekerjaan itu dan melepaskan posisi saya sekarang. Seandainya waktu itu saya ga jadi ambil bisnis itu. Seandainya saya tahu orang seperti apa yang saya nikahi waktu itu.

Tapi kenyataannya... kita tidak tahu.

Tidak ada seorangpun yang bisa benar-benar tahu persis apa yang sedang terjadi. Penting untuk disadari bahwa intinya kita tidak bisa melihat masa depan dan kita tidak bisa melihat selebar itu. Semua keputusan yang kita buat pada saat tertentu didasari oleh informasi yang kita punya pada saat itu. Kita membuat keputusan sambil kita melangkah, dan sedikit banyak hanya berharap bahwa segalanya akan baik-baik saja. Begitu sudah terjadi, barulah kita melihat ke belakang (take a hindsight) dan melihat segala yang sudah terjadi dengan lebih jernih.

Ini yang membuat kita bisa terjebak ke dalam hindsight bias.

Hindsight bias adalah kecenderungan kita untuk percaya bahwa kita sebenarnya mampu untuk memprediksi sebuah kejadian dengan akurat, setelah kejadian tersebut terjadi. Segala sesuatu jadi kelihatan masuk akan sekali, setelah kejadian.

"I knew it all along. Selama ini juga gua udah tahu kayak begitu."

Inilah hindsight bias. Bagaimana kita bisa terjebak di dalam bias demikian?

Karena kita jadi tidak habis pikir kenapa saat itu kita bisa keliru. Bukankah kelihatannya jelas banget? Kita percaya bahwa kita sebenarnya sangat bisa melakukannya berbeda atau lebih baik. Jadi saat kenyataannya kita membuat keputusan yang salah, kita menaruh beban yang besar pada diri kita sendiri atau orang lain.

Itu juga sebabnya kenapa move on itu seringkali tidak mudah. Demikian juga dengan memaafkan. Sulit untuk memaafkan diri sendiri, karena kita pikir, "Itu kan jelas banget! Kenapa waktu itu aku ga sadar ya?".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun