Mohon tunggu...
Muhammad Wildhan Pamungkas
Muhammad Wildhan Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis di masa depan

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Semester 6

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rutinitas Bulan Ramadhan Tahun ke Tahun!

24 Maret 2023   10:07 Diperbarui: 24 Maret 2023   10:50 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat hari ini memasuki hari ke-2 umat islam melakukan ibadah puasa. Ibadah puasa ini benar-benar di uji dari menahan makan dan dahaga, menahan hawa nafsu, menahan apapun yang membatalkan puasa. Lalu diakhiri dengan azan maghrib yang menandakan waktunya berbuka. Setiap orang pastinya memiliki rutinitas yang berbeda-beda untuk menghadapi bulan ramadhan. Apalagi setiap tahunnya entah kenapa bulan ramadhan ini pasti merasakan panasnya luar biasa ketika siang hari layaknya musim panas di luar negeri.

Hal ini membuat sebagian orang memutuskan untuk membatalkan puasa. Selama ini yang pernah saya temui. Ketika saya berpuasa melihat anak kecil hitungannya balita pada waktu zuhur pun mereka udah bisa minum. Itu pun saya memaklumi karena memang belum waktunya. Namun apabila ada orang dewasa yang terang-terangan minum di depan orang berpuasa tentunya hal itu tidak sopan. Walaupun saya tidak merasa tergoda. Tapi setidaknya menghargai dengan minum atau makan diam-diam.

Lalu selama bulan ramadhan ini setiap tahunnya merasakan perbedaan kegiatan yang di lakukan. Saat saya masih tinggal di Tasikmalaya. Saya masih bisa main dengan teman sebaya ketika bulan ramadhan dan sangat berbeda saat saya sudah berada di Jakarta. Pernah sekali di Tasikmalaya pada siang hari menuju sore itu sedang bermain namun ada gempa yang kita rasakan saat itu 7,3 skala ricter pada 2 September 2009. Untuk ukuran 7,3 skala ricter pun besar. Karena saya, adik dan teman sebaya saat menyelamatkan diri melihat sekitar rasanya kaca-kaca akan pecah padahal tidak. 

Lalu saat di Tasikmalaya saya merasakan namanya ngabuburit yaitu dimana membeli takjil lalu bisa melihat atraksi motor dan saat itu masa masa indah. Namun ketika saya pindah ke Jakarta. Ibu saya yang sangat cakap dalam komunikasi yang mudah sekali mengobrol dengan orang asing alias "Sok kenal-sok dekat" ini dalam artian bukan negatif. Melainkan positif, saya sendiri tidak bisa melakukan itu harus menunggu waktu yang pas. Namun ibu saya dengan keterampilan komunikasinya akhirnya mempunyai koneksi untuk berjualan.

Maka dari situlah tahun ke tahun memiliki rutinitas membantu orang tua ya tentunya untuk diriku juga sampai akhirnya saya bisa mengenyam bangku kuliah (Saat ini semester enam). Bisa di bilang kadang agak lelah karena usaha jajanan pasar yang bisa terhitung murah bahkan satu pcs saja seharga rp 1.600 - rp 2500 pun untuk mendapatkan pendapatan harian. Apalagi belum termasuk pesanan dalam jumlah besar dan waktu yang tak menentu. Tapi saya masih bisa bersyukur apa yang dilalui.

Sama halnya yang saya lakukan. Mulai jam satu siang hingga jam empat sore bahkan bisa sampai sebelum maghrib tetap memproduksi jajanan pasar lalu dititipkan beberapa tempat. Namun usaha ini pun pasti merasakan untung dan rugi. Dari sini juga saya sudah mendapatkan ilmu kewirausahaan yang belum tentu semua orang bisa dapat.

Saya bisa mengetahui kecurangan seseorang, bisa mengetahui untung ruginya, bisa mengetahui menghargai waktu. Waktu yang dimaksud ialah apabila kita menaruh jajanan agak pagi ada kemungkinan untuk bisa habis. Namun apabila menaruhnya agak siangan ada kemungkinan ada bahan sisa. Tetapi hal itu tergantung tuhan yang mengatur rezeki. Tapi dari sini pula saya jadi kenal beberapa penjual jajanan lain bahkan tahu cara membuat jajanan.

Jadi kebiasaan di bulan ramadhan ialah saat ini berbarengan dengan waktu kuliah daring / luring yang dibagi dengan membantu orang tua. Walau saya harus menghadapi cuaca yang amat panas di siang hari walau sebenarnya bagus sih kalau langit cerah.

Jajanan Pasar. Dokumentasi Pribadi
Jajanan Pasar. Dokumentasi Pribadi

Sama halnya foto di cover. Saya menunjukan jajanan yang dibuat oleh orang tua saya. Yang tentunya di jual di beberapa tempat yang dekat rumah. Jajanan ini mungkin familiar dengan jajanan yang dijual di depan Stasiun Tanah Abang dan di Senen. Dengan harga yang murah setidaknya bisa membuat kenyang saat waktu berbuka. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun