Kelompok itu telah melakukan bom bunuh diri dan berulang kali menyerukan penghancuran Israel.
Hamas dan Israel berperang satu sama lain dalam beberapa perang berdarah, termasuk Operation Cast Lead pada Desember 2008, Operation Pillar of Defense pada November 2012 dan Operation Protective Edge pada Juli 2014.
Pada April 2014, Hamas dan Fatah menyetujui kesepakatan yang akan membentuk pemerintah nasional Palestina yang bersatu.
Negara Palestina Saat Ini
Palestina masih berjuang untuk negara resmi yang diakui secara resmi oleh semua negara. Meskipun orang Palestina menempati wilayah utama, termasuk Tepi Barat dan Jalur Gaza, beberapa orang Israel, dengan restu pemerintah mereka, terus menetap di wilayah yang secara umum disepakati berada di bawah kendali Palestina.
Banyak kelompok hak asasi internasional menganggap permukiman semacam itu ilegal, melahirkan perbatasan yang tidak jelas, dan konflik yang terus-menerus terjadi.
Sebagian besar orang Israel juga menentang permukiman tersebut dan lebih suka menemukan cara damai untuk menyelesaikan sengketa tanah mereka dengan Palestina.
Pada Mei 2017, para pemimpin Hamas mempresentasikan dokumen yang mengusulkan pembentukan negara Palestina menggunakan perbatasan yang ditentukan tahun 1967, dengan Yerusalem sebagai ibukotanya.
Namun, kelompok tersebut menolak untuk mengakui Israel sebagai sebuah negara, dan pemerintah Israel segera menolak rencana tersebut.
Pada Mei 2018, ketegangan meletus ketika Kedutaan Besar AS pindah dari Tel Aviv ke Yerusalem. Merasa ini sebagai sinyal dukungan Amerika untuk Yerusalem sebagai ibu kota Israel, warga Palestina menanggapinya dengan protes di perbatasan Israel-Gaza, yang bertemu dengan pasukan Israel yang mengakibatkan tewasnya puluhan pengunjuk rasa.
Meskipun begitu banyak sejarah Palestina telah melibatkan pertumpahan darah, pengungsian, dan ketidakstabilan, banyak pemimpin dunia terus bekerja menuju resolusi yang akan menghasilkan perdamaian di seluruh wilayah. Semoga.
Baca juga: "Cara Bijak Itu Mendoakan atau Mengutuk Israel-Palestina?" oleh Inosensius I. Sigaze