Dia menjadi pemain penting bagi Leicester City dalam perjalanan mereka meraih gelar juara Liga Premier 2015-16.
Manchester City merekrut Mahrez untuk memperkuat tim mereka pada tahun 2018 saat mereka memenangkan Liga Premier, Piala FA, dan Piala EFL.
Sekarang berusia 30 tahun, pemain sayap itu telah menjadi pemain kunci untuk City musim ini, mencetak gol melawan Borussia Dortmund dan Paris-Saint Germain dan bermain selama 90 menit saat tim asuhan Pep Guardiola mengalahkan Tottenham Hotspur di final Piala Liga Inggris.
Dia juga memenangkan Piala Afrika bersama Aljazair, negara tempat ayahnya beremigrasi ke Prancis.
Apa yang membuat Mahrez sukses sebagai pemain berasal dari keyakinan atas dirinya sendiri.
"Dia berhutang kesuksesan sepenuhnya pada dirinya sendiri. Dia memiliki kepercayaan diri yang teguh. Beberapa orang mungkin berpikir itu arogansi, tapi sebenarnya tidak demikian," jelas Mohamed Coulibaly, yang menjalankan klub lokal tempat Mahrez bermain.
"Riyad adalah orang yang dihormati dengan disiplin fisik dan mental yang patut dicontoh. Dia adalah sumber inspirasi bagi masyarakat Sarcelles," kata Patrick Haddad, walikota kota itu.
Dia menganugerahi Mahrez medali Sarcelles pada 2019 dan stadion yang menyandang nama Mahrez direncanakan akan beroperasi per 2021.
Punya keyakinan kuat, mempraktikannya secara langsung dalam kehidupan nyata, dan tidak lupa kepada sesama menjadi teladan baik untuk diikuti dari para pemain Muslim Manchester City.
Baca juga: "Jalan ke Final, Momen Manchester City Mencari Pengakuan dan Pembuktian Diri Pep Guardiola" oleh Gobin Dd
