Di Pakistan utara, Somalia, dan Nigeria, rumor palsu tentang vaksin polio tidak hanya membahayakan kesehatan anak-anak; rumah sakit telah dibakar dan dokter telah dibunuh.
Ketakutan atas obat-obatan yang dapat menyelamatkan jiwa adalah hal ironis - paling tidak, karena dokter Arab seperti Ibn Sina pernah membuat budaya Islam identik dengan kemajuan ilmiah - tetapi untungnya, oposisi yang keras terbatas pada kaum konservatif yang sangat berhati-hati dan ekstremis yang sembrono.
Ada lebih banyak dukungan untuk memvaksinasi anak-anak di Asia Selatan dan Afrika Utara daripada di Eropa (angka di Prancis paling rendah dari semuanya), dan sentimen anti-vax secara konsisten tercatat di dua negara mayoritas Muslim: Indonesia dan Nigeria.
Sementara itu, sebagian besar sarjana syariah mengizinkan penggunaan bahan-bahan haram dengan menggunakan konsep yang dikenal sebagai "transformasi" (istihala) - intinya, pengakuan bahwa segala sesuatu bisa berubah -- suatu konsep yang muncul 1.200 tahun yang lalu ketika pengharaman atas anggur tidak membuat cuka sebagai bahan masakan ikut diharamkan.
Para ahli hukum juga telah mengingatkan umat Islam bahwa kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat menjadi prioritas dalam keadaan darurat, dan menekankan lima tujuan hukum Islam (maqasid al-syariah) - yang mencakup pelestarian kehidupan.
Tradisi ini menginspirasi para mufti di Moskow untuk menyatakan minggu lalu bahwa meskipun para ilmuwan telah menggunakan gelatin dalam vaksin Sputnik Rusia (dugaan yang telah dianulir oleh produsen vaksin tersebut), inokulasi tetap diizinkan.
Meskipun produsen vaksin China tidak menjelaskan secara detil isi dari produk mereka, Majelis Ulama Indonesia menyebut Sinovac "suci dan halal", sementara para sarjana di Uni Emirat Arab dan Mesir mendukung penggunaan Sinopharm yang nilai pentingnya bagi nyawa manusia menganulir masalah halal - haram.
Dukungan secara syariah juga mulus terhadap vaksin Pfizer / BioNTech, Moderna dan Oxford / AstraZeneca di Inggris. Ketiga produsen tersebut mengatakan bahwa mereka tidak mengandung turunan hewan, dan cap persetujuan atas pernyataan tersebut didukung oleh Asosiasi Medis Islam Inggris, Majelis Ahli Hukum Muslim Amerika dan mufti agung Arab Saudi.
Persetujuan ini membantu para imam meredakan kekhawatiran komunitas, dan mendorong syekh untuk disuntik selagi disiarkan langsung televisi. Tetapi poin-poin penting dari yurisprudensi Islam juga mengalihkan perhatian dari gambaran yang lebih besar.
Selain motif halal -- haram, ada juga perdebatan yang muncul atas vaksin yang sifatnya politis. Pemimpin tertinggi Iran misalnya telah melarang impor vaksin dari AS dan Inggris, terlepas dari bahan-bahannya, hanya karena dia tidak mempercayai kedua negara.
Pensiunan grand mufti Mesir, Ali Gomaa, tidak khawatir tentang gelatin, tetapi dia menyarankan di acara TV-nya bahwa Covid-19 mungkin merupakan senjata biologis yang terkait dengan teknologi 5G dan 100.000 satelit yang mengorbit.