Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Pengalaman Thrifting yang Menyenangkan dan Menghasilkan Profit

3 Mei 2023   03:46 Diperbarui: 3 Mei 2023   19:00 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi thrifting alias berburu pakaian bekas. Sumber: Pexels/cottonbro studio

Lebaran baru saja lewat di mana saat menjelang Hari Raya Idul Fitri banyak orang berbelanja pakaian. Kendati demikian, soal beli pakaian tetap dilakukan walaupun lebaran telah lewat. Dan pakaian bekas tetap menjadi pilihan.

Bagi mereka yang jeli akan fenomena ini, bisnis thrifting bisa dilakoni untuk mencari untung dan sebagai sumber penghasilan.

Tidak berbeda dengan penulis yang melihat peluang bisnis barang bekas termasuk pakaian bekas.

Awalnya penulis hanya iseng jualan pakaian bekas milik pribadi. Saat membersihkan kloset pakaian, penulis menemukan beberapa pakaian yang sudah tidak muat alias kekecilan.

Maklum saat memakai pakaian tersebut, penulis masih belia haha. Lalu, penulis mengumpulkan pakaian bekas yang sudah tidak bisa dipakai yaitu baju, celana, dan jaket. Merek pakaian tidak terlalu wah, cukup berasal dari toko pakaian yang berada di mal.

Penulis mengecek kualitas pakaian apakah ada bercak, lubang, kancing atau ritsleting yang copot. Jika ada dan memungkinkan untuk diperbaiki maka akan penulis lakukan. Jika tidak, mereka akan berakhir di tempat sampah.

Untungnya semuanya masih dalam kondisi layak pakai. Mungkin kelayakan nilainya adalah 8-9 dari maksimum 10 (sempurna).

Penulis mengelompokkan pakaian yang sejenis dan bisa dijual per grup yang berjenis sama. Misalkan ada tiga jenis pakaian polo, maka itulah yang dijual sebagai satu bundel.

Belum lagi celana pendek dan jeans, setidaknya ada beberapa yang sejenis. Namun, karena celana khususnya jeans lebih mahal daripada baju maka penulis menjual mereka satu persatu.

Suasana salah satu pasar Swapmeet di Los Angeles. Sumber: Shutterstock.
Suasana salah satu pasar Swapmeet di Los Angeles. Sumber: Shutterstock.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun