Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tanda-tanda Orang yang Produktif agar Sukses dalam Karir dan Hidup

24 November 2022   05:06 Diperbarui: 25 November 2022   01:00 2616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perencanaan tugas. | Sumber: unsplash.com/@kellysikkema

Tuntutan pekerjaan sepertinya tidak pernah habis di kantor. Baru saja duduk di kursi kantor, sudah terlihat pekerjaan kemarin sedang menyapa kita duluan. Belum lagi nanti ada pekerjaan yang sudah menanti.

Waktu kerja dari pukul 8 pagi sampai 5 sore rasanya tidak cukup untuk menyelesaikan semua itu. Itu saja sudah termasuk jam istirahat makan siang.

Bagaimana dengan tingkat kesabaran kita? Apakah sudah tidak sanggup menerima semua tugas yang menumpuk dan tugas yang sudah menunggu giliran berikutnya untuk dipelajari dan dieksekusi?

Sobat Kompasiana, apakah kalian pernah atau bahkan sering mengalami hal tersebut di tempat kerja?

Apakah kita lantas akan quit saja? Atau setidaknya menerapkan Quiet Quitting?

Eits, jangan terburu-buru dulu mengambil langkah seperti itu. Karena hampir semua tempat kerja atau kantor memiliki dinamika yang serupa.

Setidaknya itulah yang pertama kali harus kita pertimbangkan sebelum menyerah dan resign dari tempat kerja. Bahkan penerapan filosofi Quiet Quitting pun tidak mampu membantu agar tetap bekerja di sana dengan lama.

Penerapan Quiet Quitting pada akhirnya akan terjadi suatu aktivitas kerja yang monoton, tidak produktif, dan tanpa perolehan pengetahuan serta keterampilan yang baru.

Seperti kita ketahui bahwasanya perolehan pengetahuan dan keterampilan yang baru dan bermanfaat akan sangat membantu bagi perkembangan jenjang karir kita.

Tetapi kalau kita hanya bertahan dengan Quiet Quitting sudah pasti kesempatan tersebut akan hilang. Apalagi untuk resign. Karena jika kita selalu menyerah dan resign dari tempat kerja baru, ini akan membentuk pola pikir yang lemah dan mental yang tidak tangguh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun