Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Gaya Hidup Minimalis sebagai Budaya dan Seni Hidup

18 Juli 2022   03:59 Diperbarui: 23 Juli 2022   11:07 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini sedang tren dan menjadi suatu topik pembicaraan, yaitu gaya hidup minimalis, terdengar sangat akrab di telinga beberapa tahun ini.

Yuk kita bahas kata per kata dari "Gaya Hidup Minimalis". "Gaya" bisa berarti sebuah gerakan pada benda. Bisa berarti perubahan gerak, posisi atau bentuk.

Kalau "hidup" berarti keadaan yang masih ada, terus bergerak dan bekerja dalam hal yang semestinya.

Lalu apa itu Minimalis? Menurut KBBI, minimalis adalah berkenaan dengan pemakaian unsur-unsur, elemen yang sederhana dan terbatas untuk menghasilkan efek atau kesan terbaik.

Jadi kalau kita gabungkan semua kata "gaya hidup minimalis", berarti pola atau gaya hidup yang memiliki kebiasaan pemakaian atau penggunaan semua hal yang membuat hidup lebih bahagia.

Sederhana bukan? Tetapi apa dong yang harus disederhanakan atau diminimalkan? Pasti bukan kata-katanya.

Yuk kita tengok dari apa saja yang kita miliki selama ini. Dalam hal ini saya akan memberikan beberapa contoh pada kebutuhan pokok yaitu pakaian, makanan dan tempat tinggal.

Kita mulai dari pakaian. Seperti kita ketahui, kita sering membeli pakaian apakah itu dari toko secara langsung atau secara online. Pakaian-pakaian ini selalu kita simpan dan dipakai untuk acara atau saat tertentu.

Untuk memulai hidup minimalis, kita bisa menyortir pakaian kita yang kita miliki. Kita bisa sesuaikan apakah pakaian kerja, santai, formal dan pakaian rumah sudah cukup atau lebih? 

Jika berlebihan dan masih layak pakai, kita bisa menyumbang kepada mereka yang memerlukan. Jika sudah tidak layak pakai, maka jangan merasa keberatan untuk dibuang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun