Mohon tunggu...
William Leonardi
William Leonardi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Desainer grafis dan wiraswasta

Pemerhati geopolitik yang berharap dunia berkembang ke arah yang damai dan makin hijau.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Wuling AirEV Masih Tepatkah Disebut Murah walau Jauh di Atas Kewajaran Harga OTR?

17 September 2022   16:55 Diperbarui: 17 September 2022   17:03 1337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada artikel sebelumnya saya mengungkap pandangan mengenai peranan adopsi mobil listrik (Battery Electric Vehicle atau BEV) secara masif dalam membantu mengurangi subsidi BBM. Di sini saya ingin menceritakan bagaimana rencana saya memiliki BEV terasa disabotase oleh harga “murahWuling BEV yang menurut kajian saya adalah murah yang palsu. Tulisan ini sangat panjang karena saya perlu memaparkan secara rinci latar belakang perhitungan dan kesimpulan saya.

BEV buatan Cina

Sudah sejak lama saya tertarik membaca informasi-informasi perkembangan BEV di dunia. Momen yang paling seru adalah pada sekitar tahun 2014 saat negara Cina secara masif memulai kampanye nasional untuk elektrifikasi kendaraan sebagai salah satu upaya dari tekad mereka mengatasi krisis polusi udara sejak Olimpiade Beijing 2008. Langkah raksasa mereka berbuah konkret positif beberapa tahun kemudian. Adopsi BEV di negara Cina sangat pesat bertumbuh sebagai salah satu ekosistem BEV terbaik di dunia. Arus informasi ini mempengaruhi saya sehingga di tahun 2017 saya bulat memutuskan hanya akan mengganti mobil Innova diesel polluter saya (yang saat itu berumur 10 tahun) ke mobil listrik. Dan bukan hanya sembarang mobil listrik, tetapi harus buatan Cina. Karena menurut perhitungan saya hanya BEV dari Cina yang akan berharga sepadan dengan kantong saya dan kualitas EV Cina juga sudah sangat baik di tahun 2017. Penerimaan masyarakat dunia terhadap BEV buatan Cina semakin lama juga semakin positif, bahkan saat ini sangat positif, walau pada tahun-tahun pertama produksinya masyarakat “barat” yang merasa punya standar lebih tinggi masih bersuara skeptis.

Bagi pemerhati EV tentu sudah mendengar soal BEV buatan Cina yang relatif murah. Apalagi setelah introduksi produk Wuling Hongguang Mini EV yang menggegerkan dunia NEV (New Energy Vehicle) dengan harga jual di Cina yang hanya sekitar Rp65 juta dan menggeser posisi Tesla sebagai juara satu BEV terlaris di Cina pada laporan penjualan Desember 2021.

Mengenai harga murah ini, bila ada yang "nyinyir" mengatakan bahwa harga murah itu hanya karena mendapat insentif dari pemerintah Cina, maka silahkan penyinyir membaca PDF yang berjudul "China announced 2020 - 2022 subsidies for new energy vehicles".

Langsung saja ke halaman dua paragraf 3 yang berbunyi

" Specifically, the requirement regarding minimum electric range is tightened from 250 kilometers (km) to 300 km for battery electric passenger cars.".

Hanya BEV dng jarak tempuh di atas 300 km yang mendapat insentif. Ini adalah kebijakan periode 2020-2022. Seandainya pun Hongguang bernaung di bawah aturan pra 2020, tetap saja tidak mendapat insentif karena tidak memenuhi syarat minimum jarak tempuh 250 km.

Jadi Wuling Hongguang Rp65 juta adalah varian yang berjarak tempuh NEDC 120 km, sehingga tidak mendapat insentif. Alias harga jual tersebut sudah termasuk modal dan laba murni.

Kehadiran BEV perdana buatan Cina: Wuling AirEV

Tentu saja informasi tersebut tidak bisa dijadikan harapan bahwa harga murah tersebut akan sama bila BEV itu dipasarkan di Indonesia. Informasi tersebut adalah untuk membantu membangkitkan kesadaran bagi pemerhati/peminat BEV di tanah air (khususnya dari kalangan ekonomi menengah yang berharap membeli BEV dengan harga terjangkau) BEV buatan Cina mana yang mendapat insentif dan mana yang tidak. Saya harapkan tidak banyak lagi yang mengulang dan menggunakan argumen usang tersebut untuk menyerang opini yang mempertanyakan mengapa harga BEV Wuling di Indonesia sangat jauh dengan saudaranya (seri Macaron Hongguang) di negara asalnya. Argumentasi yang lebih tepat adalah kerena keduanya berbeda kelas, tapi yang jelas bukan karena urusan insentif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun