Mohon tunggu...
William Lukman Djaja
William Lukman Djaja Mohon Tunggu... Konsultan - Personal Branding

Membangun pebisnis mengembangkan bisnisnya melalui personal branding dan perencanaan asuransi. Ngebahas marketing dari sisi pop culture Free Konsultasi Personal Branding Untuk Pebisnis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mahir Berbahasa Asing, Gaji Bakal Lebih Tinggi?

3 Juni 2016   10:35 Diperbarui: 16 Juni 2016   10:37 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - karyawan bersaing dalam hal kemampuan berbahasa asing. (Shutterstock)

Jika sekarang Anda yang sedang bekerja atau yang sudah mau memasuki dunia kerja, mungkin Anda berpikir, "Apakah saya sudah cukup mampu, atau layak untuk bekerja di perusahaan? Apakah kemampuan saya sudah cukup baik untuk bekerja untuk mendapatkan gaji yang saya inginkan?" Lalu Anda berpikir apakah dengan berbahasa asing saya akan mampu untuk meningkatkan pendapatan per bulan saya? 

Tentu akan ada keuntungan finansial dari belajar bahasa asing. Tapi kita harus mengartikan kembali yang kita maksud dengan keuntungan finansial. Jadi, kemampuan finansial tentu jawabannya sangat tergantung. Pertama, tergantung bagaimana kita mendefinisikan arti keuntungan finansial dan kedua seberapa "angka" sebagai indikator yang kita anggap sebagai keuntungan. 

Pertama, keuntungan finansial sebagai karyawan, pengusaha, atau mungkin pedagang? Karena keuntungannya akan sangat-sangat tergantung. Kedua, seberapa besar "angka" yang kita butuhkan untuk menyatakan bahwa "belajar bahasa asing sungguh memiliki keuntungan finansial". Baiklah mari kita mulai, 

Penelitian yang dilakukan oleh Albert Saiz, seorang ekonom dari Universitas MIT, Amerika Serikat. Beliau membuktikan bahwa di Amerika Serikat dengan kemampuan berbahasa Spanyol, lulusan universitas hanya akan mendapatkan kenaikan 1,5%-2% dari gaji. Jadi, jika gaji per tahun sekitar 30,000$, maka hanya akan terjadi penambahan sekitar 600$. Kemudian, d ikuti oleh bahasa Perancis dengan 2,7% dan bahasa Jerman sekitar 4%. Dari sini, kita menyimpulkan bahwa semakin asing bahasanya akan semakin besar penambahannya. Tetapi, tentu saja kita tidak bisa mengikutinya karena itu adalah penelitian di Amerika Serikat yang memiliki iklim usaha dan bisnis yang berbeda dengan kita di Indonesia. Lalu bagaimana? 

Kita coba lihat beberapa negara lain, seperti Turki, Rusia, dan Israel. Di ketiga negara ini, kemampuan berbahasa Inggris akan memberikan keunggulan sekitar 10-20% dari gaji tahunan. Alasannya, karena memang bahasa Inggris adalah Lingua Franca atau bahasa penghubung. Tetapi, kita melihat banyak di Indonesia lulusan dari Amerika, Australia, atau negara lain yang berbahasa Inggris, yang artinya lulusan kita pasti bisa berbahasa Inggris, tetapi tetap mendapatkan pendapatan yang tidak jauh berbeda dengan teman lainnya. 

Di mata pemilik usaha atau HRD, kemampuan bahasa Inggris adalah sebuah keharusan dalam perekrutan, khususnya perusahaan multinasional ataupun perusahaan lokal yang memiliki hubungan dengan negara asing. Sehingga, kemampuan bahasa Inggris adalah kunci untuk direkrut, tetapi bukanlah sebuah senjata rahasia untuk mendapatkan pendapatan lebih. 

Sehingga, jika ingin mendapatkan pendapatan yang lebih di karier Anda, Anda tetap membutuhkan bahasa asing lain, yang selaras dengan perusahaan Anda berencana untuk bekerja. Contoh, Anda bekerja di Samsung atau Lotte, tentu kemampuan bahasa Korea akan sangat membantu Anda untuk maju. Kemudian jika di HTC atau ICBC, tentu bahasa mandarinlah "senjatanya". Tapi tentu itu baru satu senjata saja, untuk terus mendapatkan keunggulan dibandingan dengan kolega Anda, kemampuan bahasa lain di mana perusahaan memiliki banyak koneksi juga akan sangat membantu. Contoh, bekerja di Lotte, Anda pertama bisa berbahasa Indonesia (bahasa ibu), bahasa Inggris (persyaratan dasar), bahasa Korea (bahasa ibu perusahaan), kemudian mungkin bahasa Jepang atau mandarin atau bahasa lain (koneksi perusahaan dengan negara tersebut). Tentu Anda akan sangat kompetitif. 

Sedangkan, untuk pengusaha tentu ini hal yang berbeda karena kemampuan bahasa bukan lagi digunakan sebagai penambah gaji, tetapi sebagai penghubung dengan rekan bisnis di luar negeri. Contoh, perusahaan yang mengimpor barang dari Tiongkok, tentu kemampuan berbahasa Mandarin akan sangat mempererat hubungan di antara mereka berdua. Mungkin, meskipun orang Tiongkok tersebut memiliki kemampuan berbahasa Inggris dan Anda juga. Untuk negeri yang dikategorikan sebagai negara yang "high-context culture" seperti Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Arab saudi, dan Indonesia, hubungan antarbisnis akan sangat mempengaruhi hubungan bisnis di antara keduanya sehingga hubungan nonformal harus tetap dijaga. Dan kemampuan bahasalah yang mempererat hubungan tersebut. 

Pada akhirnya, kemampuan bahasa asing memang memiliki keuntungan finansial, tapi tergantung bagaimana kita mendefinisikannya, apakah dengan belajar bahasa asing dan dengan peningkatan yang kita dapatkan memiliki keuntungan yang signifikan dengan pengorbanan yang kita lakukan. Kita akan membahas lebih lanjut dengan soal "pengorbanan" untuk menguasai bahasa asing. Apakah akan berharga pengorbanan tersebut? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun