Mohon tunggu...
William Lukman Djaja
William Lukman Djaja Mohon Tunggu... Konsultan - Personal Branding

Membangun pebisnis mengembangkan bisnisnya melalui personal branding dan perencanaan asuransi. Ngebahas marketing dari sisi pop culture Free Konsultasi Personal Branding Untuk Pebisnis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

35 Hal yang Hanya Dimengerti Polyglot

30 November 2016   16:41 Diperbarui: 28 Desember 2016   17:05 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Polyglot adalah sebutan untuk orang-orang bisa berbicara dalam banyak bahasa, biasanya 5 bahasa keatas dengan kemampuan berbahasa dengan baik. Tetapi, tentu polyglot adalah minoritas dibandingkan dengan kebanyakan orang, meskipun Indonesia adalah salah negara dengan angka Trilingual terbanyak di Indonesia tetap saja untuk angka Polyglot hanyalah sedikit saja. Berikut beberapa hal yang mungkin pernah dirasakan oleh Polyglot-polyglot yang ada.

  1. Disuruh ngomong pakai bahasa-bahasa yang kita bisa

Karena banyak orang yang tahu bahwa kita bisa berbicara dalam berbagai macam bahasa. Sehingga, banyak orang yang akan meminta kita “eh coba dong ngomong pakai bahasa Prancis, Jerman, Mandarin, Rusia, Korea, Jepang, Arab” atau mungkin bahasa-bahasa yang lain. Sebenarnya, itu bukanlah hal yang buruk, karena ya anggap saja sebagai promosi diri sendiri. Tetapi, hal yang mengesalkan adalah hal selanjutnya yang akan di bahasa di nomor 2. After the talk.

  1. After the talk

Maksudnya apa sih after the talk? Maksudnya adalah setelah orang-orang meminta kita berbicara dalam berbagai macam bahasa, orang-orang biasanya akan berespon seperti ini dan ini mungkin cukup mengesalkan bagi beberapa orang “ya ngomong kayak apa juga kita gak ngerti, jadi kumur-kumur juga kita percaya” nah yang seperti ini cukup mengesalkan, karena kalau memang maunya seperti itu, dari awal lebih baik kan tidak perlu berbicara. Tetapi, ingat anggap saja sebagai marketing diri sendiri.

  1. Ditanyain soal cara belajar

Banyak orang akan bertanya “eh gimana sih kok bisa segitu banyak bahasa canggih amat, ajarin dong” orang-orang akan meminta kita mengajari bagaimana caranya bisa berbicara dalam bahasa tertentu. Sebetulnya tidak apa-apa mengajari tetapi terkadang mereka hanya meminta karena Euphoria, padahal mereka tidak sepenuhnya tertarik dengan bahasa tersebut, hanya karena sedang berbicara dengan kita makanya mereka meminta diajari.

  1. Di tanya kenapa belajar bahasa yang tidak kepakai

Kebanyakan Polyglot mungkin belajar bahasa yang terkadang tidak terpakai, entah karena penuturnya tidak banyak atau karena bahasa tersebut tidak membantu di dalam karier ataupun studi. Contohnya: bahasa Afrika seperti Swahili atau Xhosa, atau bahasa-bahasa skandinavia yang sebenarnya tidak terlalu terpakai oleh orang-orang Indonesia. Sehingga, banyak yang bertanya “kenapa kita belajar bahasa tersebut” sebetulnya beberapa Polylgot belajar hanya karena kesenangan pribadi.

  1. Orang-orang kira otak polyglot gampang sakit karena banyak bahasa

Orang-orang entah kenapa punya pikiran bahwa kalau kebanyakan belajar kepala bisa menjadi sakit. Sebetulnya memang bisa saja sakit, tetapi kalau setiap kali kita sedang belajar dan ditanya hal seperti itu mungkin agak berlebihan. Tetapi, memang banyak orang yang mengira bahwa kepala polyglot sering sakit karena kebanyakan belajar bahasa asing. Tentu bukan karena banyaknya waktu yang dipakai untuk belajar tetapi banyaknya bahasa yang dipelajari.

  1. Di tanyain apa rasanya bisa ngomong banyak bahasa

Sebetulnya orang Indonesia adalah salah satu negara dengan masyarakat yang bisa berbicara dalam 2 atau 3 bahasa. Tetapi, karena kebanyakan menganggap bahwa bahasa daerah bukanlah bahasa yang internasional. Jadi, banyak orang bertanya apa rasanya berbicara dalam berbagai macam bahasa, padahal kebanyakan dari mereka juga berbicara dalam 2 atau 3 bahasa hanya saja bahasa daerah.

  1. Playlist lagu yang orang-orang biasa tidak pernah dengerin

Demi membiasakan telinga kita mendengar bunyi-bunyi dari bahasa asing. Kita terkadang mendengar banyak lagu-lagu dari negara dimana bahasanya sedang kita pelajari. Jadi, kalau sedang belajar bahasa Spanyol ya jadi lagu playlistnya lagu berbahasa Spanyol dan tidak ada orang yang mendengarkan lagu tersebut.

  1. Banyak dengerin podcast dari bahasa aneh-aneh

Terkadang dibandingkan dengan lagu mungkin banyak dari polyglot lebih banyak memiliki podcast-podcast dalam berbagai macam bahasa. Jadi, tidak heran kalau kita sedang berpergian dengan seorang polylgot dan dimobil atau kendaraannya dinyalakan sebuah podcast dalam bahasa asing dan bukanlah lagu.

  1. Koleksi bukunya gak biasa

Mungkin kalau kita tidak di luar negeri hal ini akan menjadi sebuah hal yang kita lakukan sebagai polyglot. Kita karena ingin membaca hal-hal dalam bahasa yang kita pelajari kita akan sering membeli buku atau setidaknya E-book dalam bahasa yang kita sedang pelajari. Tetapi, karena di Indonesia toko-toko buku tersebut tidak terlalu tersedia sehingga cukup sulit untuk membeli buku-buku dari bahasa asing. Kecuali bahasa Inggris.

  1. Tontonannya juga bukan yang biasa di tonton orang-orang

Banyak orang yang suka menonton acara TV dari Amerika atau Inggris atau setidaknya menonton drama Korea. Tetapi, seorang polyglot cenderung menjadi sangat suka dengan kebudayaan negara di mana bahasanya di pelajari oleh mereka. Contohnya: menjadi suka hal-hal berbau Rusia sejak belajar bahasa Rusia. Jadi, tontonannya pun terkadang menjurus ke film-film Rusia.

  1. Aplikasi di Handphone biasanya untuk melatih kemampuan bahasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun