Mohon tunggu...
William Kuswandi
William Kuswandi Mohon Tunggu... Editor - Maba FKUI 2019

Saya adalah mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2019.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Isu Stem Cell oleh Kelompok 16

19 Agustus 2019   17:26 Diperbarui: 20 Agustus 2019   05:22 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak ada yang bisa bebas dari konflik atau masalah, di dalam dunia medis sendiri ada banyak masalah masalah dan isu isu yang kontroversial dan perlu di tingkatkan kesadaran mengenai topik topik tersebut. Contohnya yang paling sering jadi kontroversi dan perdebatan orang-orang adalah antaralain aborsi dan vaksin, ada juga yang jarang dibahas secara umum akan tetapi di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) hal ini menjadi topik yang sangat kontroversial, yaitu kloning. 

Ada juga perdebatan yang mencakupi para remaja, yaitu yang mana lebih sehat, vape atau rokok. Semua hal ini merupakan perbincangan yang kontroversial di kalangan ilmu pengetahuan alam, salah satu topik yang kontroversial dalam bidang kesehatan dan biologis adalah stem cell. Stem cell yang sering disebut sebagai sel punca merupakan sel baru yang siap embelah dan dapat memperbanyak jumlah dirinya sendiri, bukan hanya dapat membelah mereka juga dapat berubah menjadi sel-sel jenis lain. Tubuh manusia sendiri terdiri atas beratusan jenis sel yang berbeda-beda dalam bentuk, struktur ataupun fungsi. 

Pastinya sel semua makhluk hidup dapat rusak, faktor penyebab rusaknya sel tersebut dapat dikarenakan oleh faktor alamiah seperti umur atau bakteri dan virus ataupun faktor non-alamiah seperti kecelakaan, kerusakan yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, dan seterusnya. Oleh karena itu sel-sel rusak tersebut harus digantikan oleh sel-sel baru yang dapat berfungsi dengan baik, maka dari itu para ahli kesehatan menggunakan stem cell sebagai solusi terbaik.[1][2]

Stem cell telah menjadi salah satu solusi terbaik sejak dulu, akan tetapi seiring majunya teknologi, teknologi dan pengetahuan stem cell juga ikut maju, dan dalam kemajuan tersebut ditemukan beberapa teknik baru mengenai stem cell, salah satunya adalah penggunaan embrio, hal tersebutlah yang memunculkan berbagai kontroversi dan pertentangan. Stem cell yang bersifat pluripotent hanya dapat dibuat menggunakan ICM (Inner Cell Mass) pada embrio, hal ini menimbulkan banyak sekali pertanyaan serta pertentangan, walaupun ada juga dukungan dari beberapa pihak. Keuntungan dari stem cell tersebut adalah banyak sekali penyakit-penyakit yang tadinya susah atau tidak dapat disembuhkan, sekarang memiliki solusi dan obat, contohnya adalah Parkinson. 

Akan tetapi kontranya adalah banyak yang mengatakan sangat tidak etis untung mengambil ICM dari sebuah embrio yang telah menjalani fertilisasi setelah 5 hari, karena sudah dianggap sebuah makhluk hidup yang sederajat dengan manusia. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kontroversi tersebut, ada yang bertanya apakah embrio tersebut dianggap sudah menjadi makhluk hidup dan apakah jika ICMnya diambil maka embrio dinyatakan hancur dan apakah penghancuran satu embrio sepadan dengan menyelamatkan ribuan nyawa orang lain?[2][3]

Walaupun demikian, stem cell masih dianggap tetap boleh dilaksanakan oleh sebagaian besar organisasi kesehatan dan juga pemerintah. Beberapa alasan adalah, stem cell dapat menyembuhkan penyakit yang tadinya tidak ada obatnya seperti Parkinson. 

Kemudian bagian yang hidup dalam satu embrio adalah ICMnya karena disana lah sel-sel awal berada, dan jika ICM dikeluarkan dari embrio maka secara teknis, embrio tersebut tidak hancur atau mati karena ICMnya tetap disimpan, ICM tersebut juga dapat membelah diri seperti makhluk hidup lainnya. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa stem cell tidak melakukan pembunuhan terhdap makhluk hidup, maka sebagian besar dari organisasi kedokteran dan kesehatan masih menggunakan dan diijinkan untuk menggunakan stem cell jika seseorang pasien sangat memerlukan. Asal ICM tersebut tidak dikloning menjadi manusia, maka kode etis relatif masih tetap terjaga.[3]

DAFTAR PUSTAKA

[1] Teach Genetic. The stem cell debate is it over[Internet]. Utah: University of Utah; cited 2019 Aug 19. Available from: https://learn.genetics.utah.edu/content/stemcells/scissues/

[2] Putri AW. Stem cell[Internet]. 2017 Oct 15; cited 2019 Aug 19. Available from: https://tirto.id/terapi-stem-cell-dan-berharganya-sel-manusia-cymR

[3] Lo B, Parham L. Ethical issues in stem cell research[Internet]. USA: PMC; 2009 May; cited 2019 Aug 19. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2726839/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun