Mohon tunggu...
Willem Wandik. S.Sos
Willem Wandik. S.Sos Mohon Tunggu... Duta Besar - ANGGOTA PARLEMEN RI SEJAK 2014, DAN TERPILIH KEMBALI UNTUK PERIODE 2019-2024, MEWAKILI DAPIL PAPUA.

1969 Adalah Momentum Bersejarah Penyatuan Bangsa Papua Ke Pangkuan Republik, Kami Hadir Untuk Memastikan Negara Hadir Bagi Seluruh Rakyat di Tanah Papua.. Satu Nyawa Itu Berharga di Tanah Papua..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gerakan Kudeta Ketum AHY: Kelompok Sempalan yang Tidak Memiliki Konstituen

5 Maret 2021   19:49 Diperbarui: 5 Maret 2021   19:57 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Willem Wandik S.Sos

(Waketum DPP Demokrat)

Demokrat adalah partai terbuka, profesional, dan mengedepankan "etika kepartaian", namun tidak toleran terhadap gerakan sempalan yang berusaha menggulingkan kepemimpinan pemimpin muda Demokrat, dimana AHY saat ini sebagai panglima tertinggi garis komando Partai Demokrat..

Partai Demokrat berusaha menciptakan kaderisasi, terbukti dengan hadirnya AHY sebagai pemimpin muda, yang diberikan mandat penuh dalam Kongres Partai Demokrat, yang dimufakati oleh seluruh Voter pengurus DPD dan DPC yang berasal dari seluruh Indonesia, dengan persetujuan aklamasi..

Kami sebagai kader muda Partai Demokrat, yang merepresentasikan wilayah timur Indonesia, Tanah Papua, juga mendapatkan kesempatan yang sama baiknya dengan para kader di wilayah Indonesia lainnya, untuk menduduki jabatan sebagai Waketum..

Tudingan bahwa Partai Demokrat sebagai partai dinasti, merupakan sinisme yang tidak berdasar, terlebih lagi ucapan itu dikeluarkan oleh mereka yang sama sekali tidak mewakili konstituen manapun "mereka bahkan tidak diberi mandat oleh masyarakat di dapilnya masing masing semenjak bertarung di pemilu, sumbangan satu kursi pun tidak dapat diberikan oleh mereka dalam Pemilu 2014 dan Pemilu 2019"..

Para kelompok sempalan ini, bukan merupakan representasi perwakilan rakyat yang mendapatkan mandat dari rakyat di dapilnya masing masing, dimana kelompok orang orang ini merupakan para mantan pejabat yang telah kehilangan kepercayaan dari rakyat di daerahnya masing masing..

Justru dimasa Presiden SBY berkuasa, orang orang ini mendapatkan keuntungan politik dan menjadi pejabat negara, namun, setelah itu, kiprah mereka tidak exist dan bahkan tergusur dari panggung politik nasional..

Kami yang masuk belakangan di partai demokrat, menjadi kader Partai dari pelosok daerah "Tanah Papua", bahkan berhasil mempertahankan perolehan kursi Partai Demokrat di Senayan RI selama 2 periode, disaat Presiden SBY sudah tidak lagi menjabat, justru mendapatkan kepercayaan dari Ketum AHY untuk menduduki posisi strategis di partai demokrat, sebagai Waketum, menjadi bukti loyalitas perjuangan yang kami lakukan ditengah tengah, masa masa sulit Partai Demokrat tanpa dukungan kekuasaan dalam lingkaran istana..

Gerakan sempalan yang mengatasnamakan para senior Partai Demokrat, yang juga di tunggangi oleh "oknum" di lingkaran istana, yang berusaha merebut posisi ketum DPP PD, tanpa berkeringat sedikit pun - berkontribusi terhadap Perjuangan Partai mempertahankan perolehan kursi di parlemen, baik dalam Pemilu 2014 maupun di Pemilu 2019 kemarin, merupakan "perbuatan yang tidak tahu diri"..

Kami justru memberikan support penuh kepada Ketum AHY, yang telah mengambil langkah langkah tegas dan jelas, memberhentikan para sempalan "senior" yang ingin mengambil alih kepemimpinan partai, dengan pemecatan secara tidak terhormat..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun