Mohon tunggu...
willemrawung
willemrawung Mohon Tunggu... Guru - Hidup untuk memanusiakan manusia

Kehidupan ada karena cinta dan anugerah maka indahkanlah kehidupan sebelum hati itu padam.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Post-Test Modul 1 Menuju Pre-Test Modul 2

23 Oktober 2021   22:13 Diperbarui: 23 Oktober 2021   22:22 7895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Minggu ini perasaan saya seperti tinutuan (bubur Manado). Betapa tidak? Perasaan senang, gembira, tidak puas, kecewa, campur aduk menjadi satu sama seperti bubur Manado yang berbahan sayur. Tetapi ketika semua rasa ini disatukan dan diolah dengan terampil dan sedikit cinta ternyata menjadi enak dan nikmat, apalagi ditambah sambal dan gorengan pasti akan magnus dan nikmat tiada tara.

Bercermin dari model-model refleksi mingguan, kalau pada modul 1 hampir semua model saya sudah pernah coba dan sangat membantu refleksi saya. Sekarang saya kembali pada model refleksi pertama yaitu model 4 F (Facts, Feelings, Finding, Future). Menurut saya model ini cocok untuk digunakan sebagai model refleksi berdasarkan pengalaman yang dialami selama seminggu ini.

Refleksi model 4 F dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway yang dapat diterjemahkan menjadi 4 P yaitu: Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran dan Penerapan. Peristiwa artinya menceritakan pengalaman yang dialami pada minggu ini lebih khusus saat penerapan aksi nyata di dalam kelas. Apa saja hal baik yang dialami, hambatan dan kesulitan serta bagaimana saya sebagai actor mengatasi kendala yang dialami tersebut?

Secara khusus pada minggu ini saya akan menceritakan tentang aksi nyata yang dilakukan khususnya di akhir modul 1 (facts). Aksi nyata yang saya lakukan yaitu tentang praktik segitiga restitusi dan disiplin positif. Pada segitiga restitusi saya membuat drama singkat. Layaknya seorang sutradara membuat film untuk diproduksi dan dipertontonkan kepada masyarakat. selain sebagai sutradara karena keterbatasan actor saya pun "terpaksa" harus berperan juga sebagai actor. Karena kalau tidak ikut berperan bagaimana saya dapat mempraktikkan segitiga restitusi dan disiplin positif pada murid?

Sulit, tetapi mau tidak mau harus ikut dalam permainan peran. Peran saya sebagai guru yang mempraktikkan diri sebagai seorang manager menyelesaikan masalah yang dialami oleh murid. Sedangkan praktik disiplin positif saya mengangkat hal yang mudah saja dilakukan tetapi sangat berpengaruh besar dalam upaya pengembangkan nilai-nilai karakter murid. Judul aksi nyata disiplin positif saya yaitu: Mengembangkan literasi membaca dan refleksi melalui doa pagi bersama. Diharapkan melalui literasi membaca dan refleksi melalui doa pagi bersama, murid dapat mengembangkan nilai Profil Pelajar Pancasila sehingga menjadi murid yang tidak mudah tergerus oleh jaman tetapi dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman.

Setelah melakukan aksi nyata dilanjutkan dengan post test modul 1 dan pre test modul 2. Pada post test modul 1 berharap soal yang sama pada saat pre test yang akan diuji kembali, ternyata berbeda dan lebih sulit dibandingkan dengan pre test. Padahal saya sudah belajar dengan baik, membaca ulang materi yang sudah dipelajari pada modul 1. Hasilnya tidak sesuai ekspektasi, tetapi masih dapat diterima dengan lapang dada. Sebelum mengikuti pre test modul 2 saya pun mempersiapkan diri dan syukurlah setelah selesai nilai yang muncul 93,33 alias hanya 1 soal yang saya jawab salah.

Kesulitan yang saya alami pada saat membuat video aksi nyata baik untuk segitiga restitusi dan disiplin positif hanya terletak pada waktu atau durasi pengerjaan. Saya alami tidak cukup hanya dalam waktu 2 hari harus selesai. Karena mencari ide tidaklah mudah untuk dituangkan dalam drama singkat. Dalam situasi pandemi seperti sekarang mendatangkan murid juga tidak gampang, walaupun kami sudah mulai dengan tatap muka terbatas. Mencari siswa sebagai pemeran juga tidak semudah mengambil sambal dan gorengan sebagai pelengkap tinutuan. Pada post test modul 1 kesulitan yang saya alami yaitu soal yang muncul berbeda dengan soal pada saat pre test. Padahal pada saat pre test modul 1 soal-soal mana saja yang benar dan salah saya juga belum dapat memastikan karena nilai saya saat itu 60. Ketika post test soal diganti dan bukannya lebih mudah untuk dikerjakan ternyata lebih sulit. Berharap mudah-mudahan pada post test modul 2 soal tidak diganti karena kalau diganti saya juga tidak dapat mengevaluasi mana soal yang benar atau salah dan apakah terjadi perkembangan pemahaman terhadap materi atau tidak.

Perasaan (feelings) saya ketika menerapkan aksi nyata dalam kelas masih rada-rada bingung dan kacau. Karena terkadang masih terbawa-bawa praktik yang dilakukan sebelum mengikuti materi guru penggerak. Disisi lain, otak mulai berputar untuk mengingat kembali materi, jangan sampai posisi kontrol yang dilakukan keliru, seperti kata-kata yang diutarakan masih pada posisi sebagai teman, penghukum, pembuat rasa bersalah dan pemantau. Masih sulit berperan sebagai manager. Di dalam konsep memang sudah mengetahui bahwa posisi kontrol harus sebagai manager dan siap menjalankan segitiga restitusi, tetapi pada praktiknya hal tersebut harus dibiasakan. Tidak akan sekali jadi, tetapi saya sudah berupaya. Konsep dan teori sudah ada di kepala saya, tinggal eksekusi nyata dalam tindakan yang perlu dibuktikan. Saya yakin, waktu yang akan membuktikan. Sama seperti makan tinutuan, lama kelamaan akan terbiasa dan terasa nikmatnya. Lama kelamaan akan tahu cara membuat tinutuan dan bukan hanya membeli yang sudah jadi. Sebab dengan meracik sendiri akan terasa mana yang masih kurang dan mana yang sudah pas rasanya.

Pastinya bahwa rekan guru lain mengatakan bahwa sebagai guru saya mulai ada perubahan dalam menangani murid. Menurut rekan guru Sensei Gland dan Sensei Rini saya mulai dapat menangani murid dengan tidak ada kata-kata menghukum lagi tetapi mau mendengarkan murid dan membiarkan murid belajar dari pengalaman yang dialami. Murid mulai menyadari potensi dirinya da pada akhirnya mau mengembangkan diri. Mereka (rekan guru) hendak mengatakan bahwa posisi kontrol saya sebagai guru sudah sebagai manager walaupun masih perlu dilatih terus-menerus dan membiasakan diri berproses melalui praktik segitiga restitusi.

Pelajaran (finding) yang saya dapatkan melalui pengalaman baru pada materi disiplin positif membuka cakrawala berpikir dan bertindak saya di kelas dan sekolah. Hal baru yang saya ketahui melalui proses ini adalah bagaimana menyelaraskan antara yang ada dalam konsep pemikiran saya ke dalam tindak nyata atau aksi nyata ketika berhadapan dengan murid yang bermasalah. Saya hendaknya belajar mengontrol emosi dan perilaku dan sedapat mungkin mulai mempraktikkan segitiga restitusi khususnya pada posisi kontrol sebagai manager. Sekali lagi, hal ini tidak mudah. Butuh perjuangan, pembiasaan yang terus menerus. Seperti kesan dari murid (Putri) ketika selesai membuat drama singkat untuk aksi nyata bahwa "disiplin positif yang saya praktikkan sangat membantu murid untuk membuka diri, memiliki kemampuan menyelesaikan masalah sendiri karena guru memberi solusi dan bukan mengancam atau memberi hukuman."

Pastinya pada penerapan (future) di masa yang akan datang sebagai tindakan nyata yaitu berusaha mempraktikkan disiplin positif dalam diri. Semuanya mulai dari diri sendiri. Ketika dimulai dari diri sendiri maka semua rasa yang dialami seperti menikmati tinutuan ditambah dengan sambal dan gorongan akan menyatu menjadi makanan yang enak dan bernutrisi. Nilai pre tes dan post test adalah angka, tetapi aksi nyata adalah bagian penting dari pembiasaan mencapai disiplin positif. Pre test modul 2 sudah dapat menjadi gambaran materi yang akan dipelajari. Saya dapat mengatakan bahwa modul 2 pasti sangat menantang karena banyak sekali materi yang akan membuka cakrawala berpikir menjadi guru penggerak yang mampu menghargai perbedaan setiap murid. Setiap murid unik dan tidak tergantikan. Bagaimana saya sebagai guru membuka dan mengembangkan potensi dan kelebihan murid untuk dikembangkan lewat praktik berdiferensiasi. Semoga hasil pre test menjadi cambuk untuk saya supaya semakin giat memahami materi yang terdapat pada modul 2.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun