Mohon tunggu...
Wilibrodus Kau Suni
Wilibrodus Kau Suni Mohon Tunggu... Jurnalis - Wili Suni

Menulis, membaca,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Indonesia Vs Corona

2 April 2020   17:20 Diperbarui: 2 April 2020   17:24 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Raut wajah rapuh
Usiamu yang tak muda lagi
Lara mendekam dalam jiwa patriot-mu dulu
Sudahkah kau mencuci tangan?
Berhentinya membasuh wajahmu yang yang keriput dan kering

Luka mencekam di penjuru dunia
Ranum menusuk jantung Ibu Pertiwi
Sayat demi sayat mengubur manusia
Tergeletak melayang, berhembus pergi nyawa dan nafas
Tak ada air mata duka yang menetes di tubuhnya
Mati tak disemayamkan, dikubur dengan tangis-tangis sunyi

Habis terkoyak
Menjerit kecil
Luka dan lara
Kusam dan kering
Layu sudah perjuangan panjang
Melawan kematian, memahat kehidupan

Habis sudah
Berlari dan berakhir
Pada palung dan cawan
Luka berlari, menampar, dan memusnahkan
Sisa-sisa jejak berkahir di senja nan kejam

Lambat melumat bibir ibu
Sedang ibu menangis tersedu-sedu
Membasuh air mata di pipi perihnya
Waktu tak menunggu sebulan
Untuk menyelaraskan ratusan batu nisan
Dengan cara mati yang sama, di waktu senja berselang

Lalu, di atas makam yang fana
Sepi bersahut-sahutan
Memanggil-manggil namamu
Mengakhiri riwayatmu
Sambil mengenang sisa-sisa nafas saat kematian melumat-mu perlahan
Samar terdengar doa-doa kebingungan arah
Selain untuk Tuhan

Corona mendekap erat Ibu Pertiwi

Cicayur-Indonesia, 31 Maret 2020_Wilibrordus Kau Suni

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun