Mohon tunggu...
Wild flower
Wild flower Mohon Tunggu... -

Tukang baca yang sedang berusaha merangkai kata.

Selanjutnya

Tutup

Drama

Prometheus (Secungkil Kisah Tak Terungkap)

25 Juli 2016   15:35 Diperbarui: 25 Juli 2016   16:53 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Api yang dicuri Prometheus ?

Pernakah pembaca menanyakan , dari segala macam kepunyaan Dewa Dewi Olympus, mengapa Promethus memilih untuk mencuri api untuk menolong manusia , dan bukan hal lainnya ?

Padahal Dewa Dewi memiliki senjata yang sangat sakti.  Tongkat Petir milik Zeus, yang konon adalah senjata terkuat , yang membuatnya ditakuti oleh para dewa lainnya, juga oleh para Titan. Ada Tongkat Trisula milik Poseidon, Baju besi Achiles, dan Perisai Ageis milik Athena.

Tak sulit bagi seorang Prometheus untuk merebut tongkat petir  Sang Zeus, terlebih bila Si pemilik senang sekali melempar senjatanya  saat  dia mengamuk  dan menghukum orang yang berani melanggar titah.

Bisa juga Prometheus membuat persekongkolan dengan Hephaestus, untuk membuatkan senjata senjata sakti bagi umat manusia. Karena sudah didengar cerita-cerita dari berbagai sumber , bahwa Kecacatan yang diderita Hephaestus  adalah akibat Ketidaksukaan Hera atau Zeus karena rupanya yang buruk , manapun versinya, endingnya sama saja , dia tetap lumpuh, dan semua itu akibat ulah orang tuanya.  Hal ini bisa saja menjadi celah bagi Prometheus untuk mengorek ngorek luka lama sang Pandai Besi. Dia tahu pasti akan hal itu.

Sepercik api dan hukuman yang menanti

Tapi kenapa  tak dipilihnya, semua cara itu  ?

Mengapa Prometheus, manusia yang mampu melihat masa depan, bijaksana dan arif, pada akhirnya  memilih  untuk mencuri api dari gunung Olympus ?

Sebandingkah sepercik api dengan hukuman berat menantinya selama 30 puluh tahun panjang masa dewa, sebelum akhirnya dibebaskan oleh Hercules.  Dirantai pada batu, dan membiarkan hatinya dipatuk Elang, setiap hari, tanpa bisa mati.  Coba saja kau bayangkan sendiri bagaimana rasanya, bila seekor Elang   mematuk satu saja  biji matamu setiap hari, pertama tama kulit kelopak matamu, lalu pelan pelan matamu,  tercungkil sedikit demi sedikit,   darahmu  mengucur pada rongga mata yang bolong. Lalu besok  matamu beregenerasi untuk dipatuk lagi dan lagi. Kurang lebih seperti itu lah deritanya. Tak hanya sehari, sebulan, setahun, tapi bertahun tahun.

Dia yang mampu meramalkan kejatuhan Sang Dewa Zeus yang perkasa, dimasa yang masih sangat  jauh kedepan, pasti sudah memetakan penderitaan macam apa yang menantinya , akibat ulahnya itu.

Satu langkah maju dan lebih maju lagi ke depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun