Mohon tunggu...
Wildan Franditazano Eka R.
Wildan Franditazano Eka R. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo perkenalkan nama saya Wildan Franditazano Eka Riduwan, disini saya berstatus mahasiswa di uin Maulana Malik Ibrahim Malang. Saya memiliki hobi membaca, dan bidang yang saya sukai adalah pendidikan dan arsitektur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Orangtua Memahami tentang Autisme

15 November 2022   23:02 Diperbarui: 15 November 2022   23:05 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tidak sedikit orang tua yang masih awam mengenai autisme. Sebagai orang tua, kita perlu mengetahui tentang bagaimana seorang anak mengidap autisme. Kita perlu tau apa yang menjadi penyebab seseorang bisa mengidap autisme. Lantas, bagaimana penindaklanjutan   apabila seorang  anak sudah mengidap autisme.

Pertama kita perlu tau sejarah dari autisme ini. Istilah autisme digunakan pertama kali oleh Eugene Bleuler, seorang psikiater dari swiss pada tahun 1908. Ia gunakan pada penderita skizofrenia dewasa. 

Kemudian pada tahun 1943, Leo Kanner menggunakan istilah autisme setelah meneliti pada 11 anak yang memiliki ciri autisme yaitu kesulitan seorang anak dalam interaksi sosial. Namun, penggunaan autisme diartikan seseorang mengalami gangguan kejiwaan. Sehingga seseorang yang mengidap autisme ini ditangani oleh dokter spesialis jiwa. 

Dengan berjalannya waktu, autisme ini digolongkan dengan gangguan perkembangan pada anak, sehingga ditangani oleh dokter spesialis anak. Hal tersebut sesuai dengan definisi menurut American Psychiatric Associaton tahun 2000 yang menyebutkan bahwa autisme atau autistic disorder adalah adanya gangguan atau abnormalitas perkembangan pada interaksi sosial dan komunikasi serta ditandai dengan keterbatasan aktifitas dan ketertarikan.

Apa yang menjadi penyebab seseorang mengidap autisme? Menurut National Research Council, 2001; Strock, 2004 dalam Hallahan dan Kauffman, 2006 Hingga saat ini, para imuwan belum secara pasti mengetahui apa yang salah pada otak individu autis, penyebab yang baru diyakini adalah adanya gangguan neurobiologis, bukan interpersonal. 

Diantaranya faktor hereditas dan biologis, faktor keturunan ini mempengaruhi seorang anak dalam kemungkinan mengidap autisme. Kita tidak bisa menghindar apabila sudah berbicara keturunan. Sebisa mungkin kita melakukan penindaklanjutan secara serius apabila anak mengidap autisme agar ia bisa berkembang. Yang kedua adalah bayi lahir prematur, untuk menghindari bayi prematur ini, kita bisa menerapkan pola hidup sehat pada saat hamil. 

Kita bisa menghindar dari hal-hal yang mengakibatkan bayi lahir prematur sehingga si bayi tetap sehat dan bisa lahir dalam jangka waktu normalnya. Yang ketiga adalah bayi lahir dari kehamilan usia tua, sebisa mungkin kita menghindari kehamilan diusia tua, karena kehamilan diusia tua banyak resiko yang  dihasilkan. Tidak hanya bagi si ibu, tetapi juga bagi si bayi seperti autisme ini. 

Yang keempat konsumsi obat ketika hamil, ketika hamil tentu disarankan untuk meminum obat yang diresepkan oleh dokter. Tetapi peru diperhatikan, kita tidak boleh kemaruk akan obat. 

Karena kehamilan pertama jadi si ibu over protective sehingga semua obat ia minum. Hal tersebut tidak boleh kita lakukan, karena dimungkinkan akan ada sesuatu yang terjadi akibat dari obat yang dikonsumsi. Yang kelima adalah kekurangan atau kelebihan asam folat. Kita perlu menjaga agar asam folat kita tetap stabil.

Lantas bagaimana agar si anak bisa tetap berkembang? Kita bisa membuatkan si anak sebuah jadwal belajar yang tetap dan tidak sering dirubah-rubah. Karena seseorang yang mengidap autisme kegiatan yang dimiliki harus terstruktur. 

Yang kedua kita bisa melakukan dampingan dua anak autisme didampingi oleh satu orang dewasa tidak boleh lebih. Yang ketiga adalah berkomunikasi, kita perlu melatih komunikasi si anak agar bisa tetap menjalin sosialisasi dengan yang lainnya. Yang keempat dilatih untuk memvisualisasikan ide atau pikiran mereka. Dan yang kelima memotivasi dengan tidak menggunakan ejekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun