Mohon tunggu...
Wildan RezaPriestyaji
Wildan RezaPriestyaji Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Agar tidak dimanfaatkan orang lain, jadilah tidak bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan sebagai Upaya Pencapaian SDGs

13 Oktober 2021   10:20 Diperbarui: 13 Oktober 2021   10:25 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pengembangkan Energi Baru dan Terbarukan

Sebagai Upaya Pencapaian SDGs

Energi merupakan sumber daya yang sangat penting bagi semua aktivitas manusia. Energi digunakan untuk membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan dasar dan menggerakan perekonomian suatu Negara. Energi digunakan secara luas, seperti bahan bakar fosil yang merupakan energi yang tak terbarukan dan dinilai tidak ramah lingkungan serta akan habis dalam waktu dekat. Jika energi tersebut digunakan secara terus menerus maka krisis energi akan melanda dunia ini. Inilah yang menjadi tantangan pemerintah dari semua Negara untuk berupaya mengganti penggunan energi fosil dengan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan. Energi Baru dan Terbarukan merupakan sumber energi yang berasal dari sumber daya alam dan tidak akan habis karena terbentuk dari proses alam yang berkelanjutan. Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan sumber energi baru dan terbarukan karena sumber daya alamnya yang melimpah.

 Tujuan pemerintah saat ini adalah penggunaan energi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs sendiri mempunyai 17 poin yang akan dicapai demi keberlangsungan hidup masyarakat global. Salah satu poin tersebut adalah menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua. Kekayaan sumber daya alam di Indonesia perlu di kembangkan menjadi sumber energi baru dan terbarukan, mengingat besarnya potensi yang ada. Beberapa EBT yang sudah dikembangkan di Indonesia seperti energi angin, energi matahari, energi air, energi panas bumi dan masih banyak lagi. Tetapi pengembangan tersebut masih kurang maksimal karena beberapa faktor seperti mahalnya biaya pemasangan. Penggunaan EBT sangat penting untuk memajukan kesejahteraan sosial mengingat manfaat EBT untuk jangka panjangnya. Selain itu EBT juga untuk pengganti energi fosil sehingga mengurangi segala bentuk dari pencemaran lingkungan baik darat, air, maupun udara yang sesuai dengan poin energi yang bersih dan terjangkau pada SDGs.

            Daerah tropis yang memiliki sinar matahari sepanjang tahun,  memiliki potensi tenaga surya yang tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan sel surya dimasa mendatang sangat berguna dalam jangka panjang, seiring dengan menipisnya pasokan energi fosil yang semakin hari semakin berkurang. Akan tetapi mahalnya biaya pemasangan sel surya menjadi suatu permasalahan baru terlebih lagi pemeliharaan alat yang harus dirawat intensif agar presentase kerusakan alat kecil, masyarakat harus berpikir dua kali karena bahan bakar fosil jauh lebih murah terlebih lagi adanya subsidi dari pemerintah. Jika biaya subsidi dari pemerintah untuk bahan bakar fosil diberikan untuk memajukan energi baru dan terbarukan (EBT), kemungkinan perkembangan EBT akan lebih efektif, dan penggunaannya dapat tersalurkan di level masyarakat.

            Pemerintah Indonesia saat ini sedang  melakukan perencanaan pengembangan energi nuklir. Perkembangan tenaga nuklir sebagai energi baru dan terbarukan mempunyai potensi besar dalam upaya memenuhi tenaga listrik di masyarakat. Penggunaan energi nuklir perlu dipertimbangkan dari faktor resiko keamanan dan kesehatan, selain itu faktor dari bencama alam juga perlu diperhatikan, apalagi Indonesia terdapat di jajaran gunng api aktif di sirkum pasifik dan sirkum mediterania. Karena bencana alam seperti gempa bumi dan banjir bisa menyebabkan kebocoran pada pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) seperti di Amerika Serikat pada tahun 2011. Memang tenaga nuklir bisa dibilang murah, tetapi limbah nuklir yang dihasilkan juga sangat berbahaya. Di Amerika Serikat dan Perancis itu, limbah nuklir masih disimpan di tempat temporer, bukan tempat yang sifatnya permanen. Pembuatan tempat pengelolaan limbah permanen memerlukan biaya sangat mahal. Pemerintah juga perlu mempertimbangkan akan dampak dari penggunaan tenaga nuklir tersebut.

            Masyarakat perlu dibina dan diberi pengetahuan akan pentingnya energi baru dan terbarukan (EBT). Teknologi yang digunakan juga perlu dikembangkan dan dilakukan penelitian agar penggunaan alat lebih canggih tetapi dengan biaya yang lebih murah. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya EBT dalam menggantikan bahan bakar fosil adalah dengan mewujudkan salah satu poin SDGs yang terkait dengan perbaikan kualitas pendidikan. Mahasiswa memiliki peran penting dalam berkontribusi dan berinovasi untuk ikut berupaya memajukan pembangunan Negara sesuai dengan poin-poin SDGs.

Daftar Pustaka

Ishartono, Raharjo ST. 2015. Sustainable Development Goals (SDGs) dan pengentasan kemiskinan. Share : Social Work Jurnal. 6 (2) : 164

" Meninjau Kembali Tantangan dan Solusi Energi Terbarukan." Good News From Indonesia. 18 September 2019. Web 13 Oktober 2021.

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). "Reaktor Nuklir: Pemanfaatan dan Pengawasan". Publikasi Mei 2019 dari academia dengan alamat surel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun