Mohon tunggu...
Wilantika Ramadhani
Wilantika Ramadhani Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggiat Literasi

Mahasiswi Ilmu Perpustakaan UIN-Sumatera Utara, Medan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelestarian Arsip Arsitektur Kantor Pos Medan sebagai Bukti Peradaban Bangsa

22 Mei 2018   23:51 Diperbarui: 23 Mei 2018   00:33 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pelestarian Arsip Arsitektur Kantor Pos Medan Sebagai Bukti Peradaban Bangsa

Oleh: Maulida Hafni Panjaitan

Majunya perdaban suatu bangsa biasanya dapat dilihat dari peninggalan bangunan yang masih berdiri kokoh sebagai bukti perjalanan suatu bangsa. Keindahan bangunan pada masa Yunani Kuno dapat kita lihat dari sisa-sisa bangunan yang masih berdiri dan dijaga kelestariannya.

Bukti kemegahan dari arsitektur bangunan ini tertuang dalam bentuk  dokumen rancang bangun atau arsip kearsitekturannya. Peradaban suatu bangsa sering dilihat dari daya tahan atau estetika bangunan yang dihasilkan. Dengan demikian pemeliharaan, pelestarian, dan pengelolaan arsip arsitektur menjadi upaya guna menyelamatkan peradaban suatu bangsa.

Peradaban suatu bangunan dapat dipelajari berdasarkan arsip arsitekturnya. Arsip adalah catatan rekaman kegiatan atau sumber informasi dengan berbagai macam bentuk yang dibuat oleh lembaga, organisasi maupun perseorangan dalam rangka pelaksanaan kegiatan.

Arsitektur berasal dari bahsa Latin architectura dan bahasa Yunani dari kata arkhitekton yang berarti pembangunan, dan tukang kayu. Sedangkan menurut Banhart CL. dan Jess Stein arsitektur adalah seni dalam mendirikan bangunan termasuk didalamnya segi perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian dekorasinya; sifat atau bentuk bangunan; proses membangun; bangunan dan kumpulan bangunan.

Menurut Vitruvius, seorang arsitek Roma dalam karya tulisnya dalam bidang kearsitekturan De architectura menyatakan bahwa suatu bangunan harus memenuhi tiga prinsip yaitu firmitas, utilitas dan venustas yang berarti suatu bangunan harus tahan lama (durability), berfungsi baik (utility) dan indah/cantik (beauty).

Adanya bangunan yang masih kokok berdiri merupakan bukti sejarah bahwa peradaban suatu bangsa menjadi kebanggaan suatu bangsa. Hal ini dapat dilihat dari perawatan, pelastarian arsitekturtur gedung yang dapat berdiri dengan kokoh. Dengan demikian, pemeliharaan suatu bangunan yang bernilai tinggi tidak kalah penting dalam memelihara arsip arsitekturnya.

Di sumatera Utara khususnya di pusat Kota Medan arsitektur yang hingga kini masih aktif dan berdiri dengan kokoh salah satunya yaitu Kantor Pos Medan. Kantor Pos Medan diresmikan tahun 1911. Bangunan ini didirikan oleh seorang arsitek bernama Snurf yang merupakan Direktur Jawatan Pekerjaan Umum Belanda untuk Indonesia pada masa pemerintahan Belanda. Kebutuhan akan surat menyurat perusahaan perkebunan kolonial Belanda menjadi alasan bangunan ini berdiri. Bangunan ini menjadi saksi bisu perkembangan Kota Medan.

Kantor Pos Besar Medan menggambarkan bangunan yang memiliki nilai sejarah, estetis, sosial dan fungsional yang sangat tinggi. Tidak heran kalau nilai-nilai dari bangunan tersebut masih dijaga.

Di dalam pemilihan lokasi tempat bangunan, Belanda telah memikirkannya secara matang dan terencana. Adapun lokasi ini dipilih karena berdekatan dengan Kawasan lapangan Merdeka Medan yang pada saat ini di sekitar Lapangan Merdeka Medan merupakan tempat beraktivitas masyarakat baik pemerintahan, penginapan, transportasi kereta api antar daerah dan Lapangan Merdeka merupakan simbol atau jantung Kota Medan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun