Mohon tunggu...
Wilanti YuliaAsih
Wilanti YuliaAsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah orang yang suka dengan dunia fashion serta editing foto maupun video.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sudahkan Kita Cintai Produk Negeri Dibanding Produk Luar?

4 Agustus 2022   22:15 Diperbarui: 4 Agustus 2022   22:17 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Salah satu tantangan besar yang dihadapi Indonesia dan negara-negara lain di dunia adalah perdagangan bebas sebagai dampak dari globalisasi. Globalisasi mengakibatkan semakin hilangnya 'batas-batas' di antara negara-negara dunia.

Dampak tersebut juga amat terasa di dalam dunia perdagangan.Seperti halnya ada impor dan juga ekspor.Hal ini bisa bersifat negatif maupun positif jika penerapannya tidak dilakukan dengan baik.

Sebagai negara berkembang tampaknya Indonesia masih belum siap jika dihadapkan dengan aturan globalisasi tersebut.Terbukti bahwa semakin melemahnya produksi dalam negeri karena kalah bersaing dengan produk impor.

Dalam Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021 presiden Jokowi berkata "Produk-produk dalam negeri gaungkan, gaungkan juga benci produk-produk luar negeri. Cinta barang kita, benci produk luar negeri."

Presiden berharap agar masyarakat Indonesia lebih mencintai produk dalam negeri dibanding luar negeri dan presiden berharap masyarakat menjadi konsumen yang loyal terhadap produk negeri sehingga meningkatkan penjualan produk lokal.Hal ini akan membuat ekonomi nasional menjadi stabil dan juga mengurangi angka pengangguran.

Dikutip dari badan pusat statistik,nilai impor Indonesia Maret 2022 mencapai US$21,97 miliar, naik 32,02 persen dibanding Februari 2022 atau naik 30,85 persen dibanding Maret 2021.

Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Maret 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi US$484,5 juta (11,77 persen), bahan baku/penolong US$10.944,7 juta (33,44 persen), dan barang modal US$2.004,8 juta (30,68 persen).

Indonesia masih ketergantungan dengan produk impor yang memang dari segi harga jauh lebih murah dibanding dengan produk dalam negeri.Akan tetapi jika hal ini terus menerus terjadi maka akan berdampak sangat buruk bagi Indonesia karena barang lokal akan sepi minat pembeli dan menghancurkan produksi serta pasar lokal.

Untuk itu kita sebagai pemuda-pemudi harus lebih proaktif mengambil langkah untuk membuat perubahan dalam masyarakat

Pertama,ubah pola pikir dan tanamkan dalam hati dan pikiran kita bahwa kita bangga membeli dan menggunakan produk indonesia.Produk Indonesia adalah produk yang unggul dan tidak kalah saing dengan produk luar negeri sehingga seharusnya kita malu jika menggunakan produk luar karena dianggap tidak cinta negara sendiri.

Kedua,gerakan cinta produk lokal ini harus kita tularkan kepada keluarga,teman,sahabat dan orang-orang disekitar kita.Jika hal ini terus dilakukan maka bentuk kampanye kecintaan terhadap produk dalam negeri akan menjadi lebih efektif dan berdampak nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun