Mohon tunggu...
Wikan Widyastari
Wikan Widyastari Mohon Tunggu... Wiraswasta - An ordinary mom of 3

Ibu biasa yang bangga dengan 3 anaknya. Suka membaca, menulis,nonton film, berkebun.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Up and Down" Hubungan Aurel dan Mimi KD, Sebuah Pengamatan

27 Juli 2020   05:18 Diperbarui: 27 Juli 2020   05:23 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa gabut karena pandemi c0vid19 membuat saya cukup punya waktu luang untuk mengikuti berita-berita artis. Ada hal yang menarik perhatian saya, yaitu kisruhnya hubungan Aurel dan Azriel dengan ibu kandung mereka, Mimi KD.

Hal-hal sepele yang seharusnya biasa saja menjadi masalah besar dan mengakibatkan perseteruan yang panjang di dunia maya maupun di dunia nyata. 

Sebagai ibu dengan 3 anak, yang juga mengalami masalah perceraian. Sungguh saya ikut prihatin melihatnya. Bagaimanapun, dari sisi Aurel dan Azriel berseteru dengan ibu kandung akan sangat merugikan diri sendiri. Agama mengajarkan untuk selalu memuliakan ibu. Ibumu..ibumu..ibumu. Karena ridho Allah dekat dengan ridho Ibu.

Saya ingat pernah melihat di youtube ada seorang yang bertanya pada seorang ustdz, yang intinya dia waktu kecil "dibuang" ibunya, setelah dewasa dan mapan, ibunya sering datang ke rumahnya. Dia merasa kesel, marah, karena ibunya dulu tak mau merawatnya, kenapa setelah dia dewasa datang terus ke rumahnya.

Ustadz menjawab, " kalaupun semua yang kamu miliki kamu berikan pada ibumu, maka itu belum cukup untuk membayar seluruh kebaikan ibumu padamu".  

Hubungan perasaan adalah hubungan yang paling rumit. Setiap perceraian pasti menyisakan sakit hati dan luka yang -tanpa kebesaran jiwa- akan membekas dalam waktu lama dan akan memicu berbagai pertengkaran meski hanya persoalan sepele. Dari kedua belah pihak.

Ketika Aurel komen di ig Mimi KD dengan mengatakan bahwa wa nggak dibalas-balas, sebenarnya itu komplain biasa saja. Anak-anak biasa tidak sabaran, sama seperti ketika anak pulang ke rumah, pintu terkunci, ketuk ketuk pintu ga dibuka-buka, karena si ibu di belakang dan tidak mendengar, maka pasti dia akan teriak, mama lama amat sih ga bukain pintu. Sesederhana itu. 

Membangun rumah tangga ke dua karena perceraian dengan sejarah yang kurang mengenakkan akan membuat hubungan menjadi sulit. Apalagi jika pasangan ikut campur. Ketika saya bercerai, karena masalah, you know lah, tak ada banyak persoalan yang muncul dalam relasi hubungan ayah dan anak-anaknya, yang semua ikut dengan saya.

Kenapa? Karena si ayah melarang keras istrinya ikut campur dalam hubungannya dengan anak-anaknya. Bahkan saya pun tidak ikut campur. Ketika ayahnya anak-anak menjenguk, mereka saya beri ruang dan waktu untuk bepergian bersama, makan bersama, tanpa kehadiran saya. 

Lupakan sakit hati karena penyebab perceraian, itu tak ada hubungannya dengan anak-anak. Jadi tak selayaknya anak-anak harus menanggung kesedihan karena perceraian orangtuanya. 

Pernah pada suatu masa, si istri cemburu berat tiap kali si ayah ini menjenguk anak-anaknya ke rumah. Karena jarak jauh yang memisahkan, maka hanya bisa berkunjung 6 bulan sekali. Tiap kali berkunjung selalu ditelpon si istri tiap hari dan bahkan istri ini nge wa saya dan menuduh macam dan sungguh membuat tidak enak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun