Mohon tunggu...
Wikan Sunindyo
Wikan Sunindyo Mohon Tunggu... Dosen - dosen

Wikan Danar Sunindyo, seorang pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Money

Melupakan Kesuksesan

15 April 2021   07:23 Diperbarui: 15 April 2021   07:47 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sesekali perlu melupakan kehebatan dan kesuksesan di masa lalu, untuk meraih kesuksesan yang lebih besar lagi di masa yang akan datang.

Sering kali kejayaan di masa lalu, justru merintangi dan menghalangi kita untuk berkembang. Kita jadi terlena atas kenyamanan dan nama besar yang sudah kita raih. Apalagi kalau yang kita banggakan sebenarnya bukan usaha kita sendiri. Tapi kejayaan masa lalu pendahulu kita, yang kita nostalgiakan dan kita kenang-kenang?

Ingat, bahwa kita hidup hari ini, dan berjuang hari ini untuk kejayaan esok hari. Apakah kita akan dikenang sebagai generasi yang berhasil meneruskan dan mewariskan kejayaan, ataukah jadi generasi yang gagal yang disumpahserapahi anak cucu kita?

Banyak perusahaan yang gagal dan salah kelola hanya dalam tiga generasi. Generasi pertama membangun. Generasi kedua meneruskan dan menikmati. Generasi ketiga menghabiskan dan menghancurkan.

Era yang berbeda membutuhkan semangat dan pendekatan yang berbeda pula. Ir. Ciputra, seorang pengusaha yang terkenal, menyatakan bahwa my best project is my next project. Projek terbaik saya adalah projek selanjutnya. Artinya ada harapan dan peningkatan pada projek yang akan dilakukannya. Bukan asyik mengenang masa lalunya.

Steve jobs? Tak terbilang berapa kali kegagalannya. Drop out dari sekolah dan dipecat dari perusahaan yang ia bangun sendiri. Apa yang tidak lebih pedih daripada itu? Tapi dia segera bangkit dan memulai sesuatu yang baru. Sesuatu yang membuat ia dikenang sebagai pemenang, meskipun akhirnya ia kalah oleh penyakit kanker yang menggerogotinya.

Berpacu dengan waktu, ia tidak menghabiskan waktunya untuk berkeluh kesah. Sebaliknya, ia sangat produktif di sisa waktunya, untuk menghasilkan produk- produk yang dikenang sepanjang jaman.

Jika kita hanya diberi waktu terbatas, akan kita gunakan seperti apa waktu kita? Duduk-duduk saja tenang-tenang menikmati kenyamanan? Ataukah berjuang sekuat tenaga untuk menciptakan perbaikan?

Tanpa kita sadari dunia sudah berubah sangat cepat. Sementara kita hanya berpikir dan melakukan yang itu-itu saja. Sambil berkilah bahwa itu saja yang kita lakukan, sudah terbukti berhasil di masa lalu. Mungkin benar, itu berhasil di masa lalu. Tapi apakah akan berhasil di masa depan? Tidak ada yang bisa menjamin.

Kompetitor semakin banyak dan kondisi berubah, maka kita harus berubah dengan cepat. Tidak bisa tidak. Mau tidak mau. Kita perlu menantang diri sendiri untuk segera bangkit dan melupakan belenggu masa lalu. Apakah itu kenangan baik atau buruk? Kita berjuang untuk masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun