Mohon tunggu...
wijayanto wisnu aji
wijayanto wisnu aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Penulis aktif blog pribadi https://www.cakraspot.my.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fahri Hamzah Mundur,Tradisi Politik Caci Maki ala Pks Akan Sirna

12 Januari 2016   01:13 Diperbarui: 12 Januari 2016   01:47 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karya   : Wijayanto Wisnu Aji )*

Sepekan terakhir ini semakin kencang desakan fahri hamzah agar mundur dari jabatannya terutama hembusan kencang datang dari internal PKS sendiri .Fahri hamzah memang dianggap publik sebagai tokoh oposisi yang paling keras dan cenderung mencaci maki ketika mengkritisi pemerintah jokowi.Maka ketika desakan publik agar fahri hamzah mundur terealisi ,akan mengurangi beban PKS yang dipersepsikan dengan politik caci maki ala PKS akibat ulah fahri hamzah akan sirna 

Fahri hamzah memang dalam dinamika politik nasional dikenal lantang dan keras dalam menyikapi kebijakan pemerintah atau sistem kenagaraan yang tidak sesuai ,bahkan konsistensi fahri hamzah dalam mengkritik kebijakan negara sudah muncul sejak era SBY .Fahri hamzah dianggap sebagai politik keras ala PKS dimana kritik kerasnya tidak dikemas dalam bahasa sopan dan santun seperti jargon PKS .Fahri hamzah dalam berdialektika lugas dan tanpa ada yang ditutup tutupi dalam argumennya sebagai simbolisasi sikap keras PKS pada sistem .

Namun kondisi tersebut tidak direspon secara positif oleh publik ,apalagi setelah fahri hamzah jadi wakil ketua DPR dianggap terlalu keras terhadap jokowi bahkan cenderung menerapkan cara politik caci maki yang membuat persepsi PKS semakin busuk dimata publik .Apalagi gaya "Politik caci maki " ala fahri hamzah telah banyak dikloning secara massiff kader PKS yang ada dimedia sosial dimana persepsi publik semakin memuncak terhadap busuknya kader PKS dimedia sosial yang sengaja disebar sebagai cyber army PKS dalam propaganda politik .

Ujungnya publik melalui desakan netizen dimedia sosial meminta agar Fahri hamzah segera mundur dari jabatan wakil ketua DPR karena telah melakukan pembusukan citra positif DPR kita. Publik menganggap Fahri hamzah dan Fadli zon telah melakukan perusakan demokrasi secara sistemik lewat statemen statemen kontroversialnya yang telah meresahkan publik.

Fahri hamzah dan Fadli zon telah memanfaatkan simbolisasi pimpinan DPR demi eksistensi kepentingan kelompok KMP yang kadangkala mengebiri anggota DPR lainnya dalam dinamika politik nasional .

Maka tidak heran ketika respon publik terhadap Fahri hamzah terus menggelinding kencang ,akhirnya direspon internal PKS setelah melihat perkembangan pasca mundurnya Setya Novanto dari kursi DPR .Karena klo fahri hamzah masih dipertahankan dalam kursi wakil ketua DPR akan semakin memperburuk citra PKS dimata publik akhir akhir ini.

Respon yang coba dimainkan melalui peran Dewan Syuro PKS dengan mendesak mundur fahri hamzah merupakan strategi PKS pengurus baru dalam membangun citra baru PKS setelah kacaunya image PKS akibat "VIRUS GANAS PKS" ulah korupsi gatot pujo nugroho yang merusak seluruh system di sumatra utara .

Strategi lontaran ke media oleh internal PKS terhadap desakan mundur fahri hamzah juga dianggap publik sebagai testing in the water terhadap fahri hamzah dan citra baru PKS yang coba dimasukkan melalui persepsi publik lewat propaganda opini media .

Disamping itu lontaran terhadap desakan fahri hamzah mundur juga sebagai strategi lain PKS pimpinan shohibul iman dalam bersih bersih pengaruh citra buruk PKS .

Maka melalui tulisan ini tinggal kita tunggu respon publik secara luas terhadap opini yang dilontarkan internal PKS dalam menyikapi publik .Publik akan menilai kelayakan sudah saatnya fahri hamzah mundur dari jabatan wakil ketua DPR agar politik caci maki sirna di bumi indonesia tercinta agar tidak terjadi duplikasi yang dapat merusak jiwa jiwa rakyat indonesia melihat ulah perilaku para pemimpinnya yang duduk di elit nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun